07

49 5 0
                                    

Flashback on

Saat aku tengah menuju kelas tiba-tiba saja ada yang menghentikan ku.

"Sandra"

"Ah Iyah" jawabanku

"Lo gak apa-apa kan? gue denger-denger Lo kekunci di gudang kemarin!" Tanya Samantha bertubi-tubi.

"Iyah" jawabannya santai

"Ko Lo bisa kekunci di sana?" Tanyanya lagi

Aku menghela nafas jengkel saat mengingat kembali kejadian kemarin 
"Udah lah gak usah di bahas lagian gue gak apa-apa ko"

"Terus ko Lo bisa keluar dari sana siapa yang yang nolongin Lo?"

"Jadi begini ceritanya" kayaknya kalo belum di ceritain belum puas Samantha.

'Tomorrow'
_______________________________________

Aku benar-benar ketakutan saat coba membuka pintu berkali-kali namun tetap gagal sepertinya pintunya di kunci dari luar.

"Tolong___"

"Tolong di sini ada orang"

Pake kata 'orang' takutnya di kira setan penunggu sekolah ixixixi- canda orang .. ok next~

"Siapapun tolong ___" aku terus berteriak minta tolong tapi tetap tidak ada yang menanggapi.

"Masa gue bermalam di sini sih nanti kalau ibu nyariin gimana"

"Untung gue buta coba kalo kaga, ini tempatnya pasti serem, gelap, kotor, banyak tikus eh. Tapi bener gak yah ada tikus di sini"

Aku terus mengoceh memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi.

"Huhuuu huuuhuhuu" (nangis)

Karena tidak dapat berbuat apa-apa lagi akhirnya aku memilih menangis,  melepaskan beban di hati.

Tapi tiba-tiba ...
"Astagfirullah halazim, punten saya cuma numpang lewat jangan ganggu"

Sepertinya ada suara dari luar ...

"Pak saya bukan setan! Saya manusia" aku buru-buru teriak

"Loh neng kamu ngapain? ko kamu bisa sampe kekunci di dalem sini" tangannya

Dan ternyata yang menolongku adalah pak satpam sekolah ini.

"Saya di kerjain temen pak, terus dikunci di sini" jawabku

"Ya-Allah tega banget temen neng, tapi neng gak apa-apa kan?"

"Iyah saya gak apa-apa ko pak"

"Yasudah neng mau saya antar?" Tawar pak satpam

"Maaf pak jadi merepotkan" sebenarnya aku gak enak minta bantuan si bapak tapi mau bagaimana lagi aku juga gak bisa jalan sendiri bisa-bisa nyasar nanti.

"Gak repot ko neng" jawabannya

Akhirnya aku pulang dengan di antarakan satpam sekolah.
_______________________________________

"Jadi gitu ceritanya"

"Hahahaha jadi awalnya Lo di kira setan?" ↔ Siapa yang ngomong?

Yang ngomong Deril tuh anak tiba-tiba aja nongol terus ikut duduk dengerin ceritaku.

"Gak lucu!" Imbuh Samantha

"Dih sirik aja Lo Saman" ujar Deril

Samantha hanya mendelik kesal tapi tidak meladeni ucapan Deril
"Tadi Lo bilang Lo di kunciin? Di kunciin siapa"

"Gadis" bukan Casandra yang jawab tapi Deril

"Ko Lo bisa tau?" Tanya Samantha

Deril mengangkat bahu acuh
"Siapa lagi coba kalo bukan dia!"

"Emang benar Sand?"

"Iyah bener"

"Ko tuh Mak lampir tega banget sih ngerjain Lo sampai segitunya! Apa motifnya coba?" geram Samantha

"Ya mana gue tau" ujar ku sambil mengangkat bahu

"Ini udah kelewatan namanya! Lo gada niatan buat bilang ke guru gitu?"

"Udah lah man gak usah di perpanjang lagian udah berlalu juga kan gue juga baik-baik aja"

"Tapi kalo terus di biarin nanti si gadis makin menjadi sand"

"Yang lalu biarlah berlalu"

"Tapi kan ___" 

"Udah lah si Sandra kan udah bilang gak usah di perpanjang nurut aja si" potong Deril

"Apa sih! ikut campur aja Lo"

"Suka-suka gue lah mulut-mulut siapa"

"Dasar mulut karet!"

"Ko mulut karet?" Tanya Deril bingung

"Mulut Lo sama kaya karet sama-sama lemes"

"Dih ko_____"

"Lo berdua sehari aja gak berantem gak bisa apa? Kalo ketemu udah kaya kucing sama anjing" ujar ku kesal

"Gue kucingnya" ujar Samantha cepat

"Terus gue apa?" Tanya Deril

"Anjingnya" jawab Samantha

"Hahahaha" aku dan Samantha tertawa sedangkan deril memanyunkan bibirnya kesal.

Waktu itu Samantha bilang Deril suka sama aku tapi kayaknya kebalik deh tapi yah entahlah.

Mata Batin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang