"Yooa-ya"
aku terkejut saat tiba-tiba ada mobil berhenti disampingku yang sedang berjalan sendirian menuju apartementku. aku menoleh dan melihat soobin ada didalam mobil itu. ah aku benar-benar tak mengerti soobin. ini hari jadi kita dan dia menyakitiku habis-habisan lalu dengan seenaknya ia muncul didepanku tanpa rasa bersalah. Si sialan yang menyebalkan! Tapi aku sayang :(
aku terlalu kesal melihat wajahnya, akupun terus berjalan tak memperdulikan soobin. mobil soobin mengikutiku dan aku mulai benar-benar kesal!
"masuklah. aku akan mengantarmu"
panggil soobin. aku berhenti. menatap kakiku yang sudah pegal. ayolah~salahkan soobin yang membuatku menunggu lama dan akhirnya pulang tak menemukan bus jadilah aku seperti orang bodoh berjalan sejauh ini dimalam hari."ayo"
ucap soobin lagi.
kuputuskan untuk masuk mobilnya. Besok-besok saja gengsiku akan kupikirkan, kalau sekarang aku harus mengalah demi kaki yang tetap sehat.Haahh rasanya nyaman sekali. kakiku sakit karna berjalan begitu jauh. Entahlah besok aku masih bisa berjalan lagi atau tidak.
Aku diam dan tak memperhatikan soobin. benar-benar malas hanya untuk melihat wajahnya. selama perjalanan pun aku dan soobin sama-sama diam. apalagi yang harus kebahas? aku benar-benar lelah membahas kesalahannya. terlalu banyak.
Hingga sampai digedung apartementku aku bingung saat soobin ikut turun.
"Yooa-ya"
Aku hanya berbalik dengan malas menatapnya.
"Mian-"
"Tak usah dilanjutkan. Terima kasih tumpangannya"
Berbalik kembali menuju apartementku. Detik itu juga kuputuskan untuk tak terlalu mementingkan perasaanku, Aku juga harus menggunakan logikaku demi melindungi hati dan kewarasanku.
---
Untungnya aku masih bisa berjalan hari ini, walau betisku sedikit sakit tapi aku dapat menahannya. Naeun memandangku bingung, mungkin karna cara berjalanku yang aneh.
"Kau..kenapa?"
Tanyanya penuh curiga."Diamlah. Aku sedang tak minat bicara"
"Soobin lagi?"
Aku tak menjawab. Memilih meletakkan kepalaku pada meja. Naeun menyodorkan sebungkus roti kedepan wajahku.
"Dari soobin"
Langsung saja aku menghadap kearah lain. Malas mendengar nama soobin. Benar-benar tak ada minat.
"Dia bilang setelah kelasnya selesai ia akan menjemputmu"
"Bilang padanya aku sudah dijemput supirku"
"Hah? Kau punya mobil sekarang? Supir pribadi juga?"
"Maksudku supir bus"
"Arggg jinjja!"
Karna terlalu malas berada dikelas, setelah mengisi absensi aku meminta ijin untuk ketoilet.
Aku benar-benar ketoilet kok.
Toilet lantai 3 tak terlalu ramai seperti toilet lantai lain, namun entah kenapa sialnya aku bertemu dengan salah satu teman soobin yang saat itu ikut mengerjaiku. Jika ia hanya diam maka aku tak masalah. Tapi mulutnya benar-benar..
"Oi ibu soobin! Ah maksudku pacar soobin"
Aku hanya membungkuk. Bagaimanapun dia sunbae-ku, dia setingkat dengan pacar naeun. Kulanjutkan jalanku karna malas menanggapinya.
"Eum pantas saja soobin seperti tak minat padanya. Tidak ada poin menarik darinya. Terlalu biasa."
Bohong kalau aku tak mendengarnya. Aku dengan jelas mendengar apa yang ia bicarakan dari mulut busuknya namun aku tetap memilih berjalan terus dan masuk ketoilet wanita.
Kata-katanya membuatku terus berpikir.
Itukah yang membuat soobin selalu tak betah saat bersamaku?
itukah yang membuatnya selalu membicarakan wanita lain saat bersamaku?Aku tak menarik ya? Aku tidak cantik?
aku tidak pantas menjadi pacar soobin?
---Selain karna kesal dan marah pada soobin, ketidakpercayaan diriku juga menjadi alasan aku tak mau menemui soobin.
Kata-kata sunbae tadi berefek besar padaku. Aku kehilangan kepercayaan diriku.Naeun sudah menahanku untuk tidak pulang dulu, tapi aku memaksa untuk tetap berjalan menjauhi kelas. Aku tidak ingin bertemu soobin.
Namun seperti biasanya..
Hidup tak pernah memihak padaku.Aku bertemu soobin dan hyunji yang sedang berjalan bersama.
Seketika aku berbalik untuk menghindari mereka."Song yooa"
Itu suara soobin.
Tapi aku tak berbalik dan terus jalan lewat jalan lain untuk keluar kampus.
Aku mendengar langkah kaki berlari mendekatiku dan beberapa detik kemudian seseorang menarik tanganku. Tentu saja itu soobin. Bagaimanapun aku berlari kalau soobin mengejarku pasti juga akan kena. Kaki soobin jauh lebih panjang dariku."Kenapa menghindar?"
Tanyanya."Aku sibuk"
"Aku akan mengantarmu pulang"
Tumben
"Tak perlu. Hyunji menunggumu"
"Dia tak apa. Ayo"
"Sudah kubilang tak perlu"
"Aku memaksa"
Menyebalkan.
---
Soobin benar-benar mengantarku pulang. Bahkan sampai masuk kekamarku. Kenapa sampai kamar? Karna aku benar-benar tak mau bicara padanya dan ia mengejarku sampai kamar."Pulanglah"
Aku sudah lelah menyuruhnya pulang namun ia tetap berdiri bersandar pada pintu kamarku."Dengarkan aku lalu aku akan pulang"
"Haa~baiklah. Katakan sekarang"
Ia mendekatiku. Kami hanya diam saling bertatapan selama beberapa detik.
"Maaf. Sudah itu saja. Aku yakin kau tak mau mendengar alasanku. Aku hanya mau minta maaf"
"Sudah? Baiklah aku memaafkanmu. Sekarang pulang"
Aku sudah berjanji pada diriku untuk tidak terlalu terbawa oleh perasaanku lagi karna itu hanya akan membawaku kejurang.
Sesekali aku harus melawan apapun yang menyakiti hatiku.Soobin menatapku bingung dan terkejut. Mungkin ini pertama kalinya ia mendengarku berkata seperti itu.
"Aku tak tahu apa aku yang merubahmu jadi seperti ini. Aku tak melihat yooa yang manis lagi"
Ucapnya."-Sekali lagi maafkan aku, song yooa."