Hyunji
Ada yang harus kubicarakan denganmu.Karna pesan itu, aku sekarang ada dihadapannya. Menunggunya bicara.
"Apa yang ingin kau bicarakan?"
"Aku tak tahu harus memulainya darimana. Yang jelas, aku harus minta maaf padamu"
Ia kembali menyesap americanonya."Untuk apa?"
Sebenarnya aku tak ingin basa-basi, aku ingin percakapan ini cepat berakhir dan aku tak perlu melihat wajahnya lagi.
"Soobin dan aku sudah setahun menjalin hubungan-"
Aku hendak beranjak saat mendengar omong kosong itu. Tidak masuk akal dan membuang-bunag waktuku saja.
Hyunji menahan tanganku menyuruhku untuk duduk kembali.
"Dengarkan dulu"
"Kau pikir aku mau mendengar omong kosong seperti itu?"
Aku berusaha tenang walau nyatanya api sudah mulai menyala dalam diriku."Mungkin kau akan sulit menerima ini, tapi kuharap kau mengerti-"
Ia menghela nafas pelan sebelum melanjutkan ucapannya.
"-Kami bersahabat dari smp yang artinya kami sudah bertemu sebelum kau dan dia bertemu. Aku menyukainya bukan sebagai sahabat dan kupikir soobin tak punya rasa yang sama padaku jadi bertahun-tahun aku memendamnya. Hingga sampai saatnya aku tak tahan lagi. Aku menyatakan perasaanku padanya. Dan ternyata, sehari sebelum aku menyatakan perasaanku, kau lebih dulu menyatakan perasaanmu padanya dan dia menerimamu"
Fakta macam apa ini?!
Aku tidak akan menangis. Tidak akan.
"Maaf mengatakannya, tapi aku mendengar ini langsung dari soobin ternyata soobin menerimamu karna ia merasa putus asa dengan perasaannya terhadapku. Jadi dapat dikatakan sebenarnya kami sama-sama suka sejak lama, namun tak ada yang berani mengungkapkan"
Aku memejamkan mata berusaha menahan airmataku. Sekuat tenaga akan kutahan. Aku tak mau menangis dikeadaan seperti ini.
"Dan hari itu, kupikir ia akan menolakku. Nyatanya ia menerimaku tanpa bisa memutuskan hubungan kalian yang masih berjalan 1 hari. Soobin berkata padaku kalau kau gadis baik yang manis dan lugu, soobin tak tega menyakitimu saat itu. Jadi kami putuskan untuk menjalani hubungan dibelakangmu."
"Maaf sekali jika aku membuatmu tak mendapat perhatian soobin lebih banyak. Aku selalu memintanya untuk memperhatikanku. Aku tahu aku egois tapi aku hanya merasa tak adil. Aku menahan perasaanku bertahun-tahun dan yang kudapat malah hubungan yang seperti itu. Aku tak bisa bermesraan dengannya didepan umum atau sekedar menunjukkan kalau aku dan dia berpacaran. Sedangkan kau.. yasudahlah"
"Intinya aku minta maaf. Aku sudah menyadari kesalahanku, aku tak mau kau terus dibohongi seperti ini. Aku mengatakan ini karna aku sudah tidak lagi bersamanya, dia bilang ternyata kau yang lebih baik. Dia memilihmu. Setiap ia mabuk bersamaku, ia selalu menyebut-nyebut namamu dan mengatakan maaf berkali-kali. Dia juga berkata kalau hubungan kalian sedang memburuk dan itu membuatnya stress. Jadi kuputuskan untuk merelakannya saja. Ia memang lebih cocok denganmu. Kuharap kau bisa memaafkan semua ini. Memaafkanku dan soobin. Oh ya, tak perlu khawatir aku akan mengganggu hubungan kalian lagi. Aku akan pindah setelah apartementku disydney beres"
"Mungkin kau terkejut mendengar ini. Jangan membenci soobin ya? Benci saja aku. Maafkan aku"
Dan dia beranjak dari duduknya setelah menepuk pundakku beberapa kali.
Aku masih membeku ditempat. Tiap-tiap kata yang dikeluarkan hyunji menghantamku dengan keras. Aku mulai merangkai setiap perlakuan soobin kepadaku dan mencocokkannya dengan perkataan hyunji. Dan ternyata benar, jadi selama ini ia memperlakukanku begitu buruk karna ini?
Ia menerimaku hanya karna kasihan?
Nyatanya ia mencintai hyunji.
Kenapa aku tak tahu? Padahal itu sudah sangat jelas.
---
"Yooa-ya""Yooa-ya"
"Song yooa"
Aku sedikit terkejut saat soobin mengguncang bahuku. Ternyata kami sudah sampai diparkiran apartementku. Sepanjang perjalanan aku hanya melamun jadi tak sadar kalau ternyata sudah sampai.
"Kau kenapa?"
Aku memandang soobin dengan pilu. Hatiku sudah memutuskan.
"Hyunji.."
"Eung? Kenapa dengan hyunji?"
"Soobin-ah, hyunji menceritakan semuanya padaku-"
Sebenarnya ada sedikit harapan kalau ternyata semua itu salah. Aku berharap soobin mengatakan kalau semua itu hanya omong kosong belaka. Tapi ternyata soobin menggenggam tanganku dan menunduk dalam.
"Maaf"
Lirihnya.Detik berikutnya airmataku meluncur tanpa penghalang.
"Aku salah. Maafkan aku."
"Kenapa kau melakukan ini?"
"Karna aku pengecut yooa. Aku pengecut. Aku tak bisa memilih. Aku hanya mementingkan diriku sendiri. Maafkan akuu"
Aku diam dengan masih menggigit bibir menahan sesegukan.
"Tapi kau harus tahu. Aku memilihmu. Hatiku berkata kau yang terbaik untukku. Tolong maafkan aku. Beri aku kesempatan kedua"
Kata soobin sembari mengusap airmataku yang tak bisa berhenti. Ia juga menangis dan itu membuatku sedikit terkejut."Kau memilihku. Tapi aku tidak lagi memilih mu, soobin. Aku ingin kita putus"
Perlahan kutarik tanganku yang digenggamnya.
Soobin menghela nafas lalu mengusap airmatanya dengan kasar."Geurae. Aku tahu. Aku akan mengerti. Ini memang balasan untukku. Tidak apa. Aku akan menghargai keputusanmu"
"Tapi ingat, yooa. Ini bukan akhir. Ini tanda bahwa aku harus berjuang dari awal untuk mendapatkan hatimu lagi. Aku akan berusaha membuatmu kembali lagi padaku. Aku tak masalah karna pilihanku jatuh padamu. Aku tak main-main"
Tangannya kembali pada wajahku. Ibu jarinya mengusap bibirku yang masih kugigit. Lalu dengan sangat lembut ia menciumku. Baiklah, anggap saja ini ciuman perpisahan.
selamat tinggal soobin, selamat berjuang
UDAH FINISH TAMAT SELESAI END
SEKIAN TERIMAKASIH
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
