Aku berjalan gontai menuju kantin. Rasanya lelah sekali. ternyata jarak antara kantin dan ruangan tadi sangatlah jauh, tadi aku terlalu panik hingga tak merasakan lelah sedikitpun walau berlari jauh. kini setelah tahu semuanya aku jadi lelah berjalan.
Sesekali aku menengok kebelakang siapa tahu soobin mengejarku. ternyata tidak. aku berharap soobin mengejarku dan meminta maaf atau setidaknya memberi penjelasan. Tak usah berharap, song yooa!
Kau memalukan!Aku benar-benar ingin menangis. Mereka jahat sekali menjadikanku sebagai bahan guyonan mereka. mereka mengejekku habis-habisan dan soobin tak membelaku sedikitpun. ia tampak malu karna aku yang begitu bodoh.
Yasudahlah..
---
"Kemarin itu memalukan, seharusnya kau tak datang""Mianhae"
Hanya kata itu yang bisa kuucapkan. Memangnya apalagi?"Kau terlihat bodoh dan itu membuatku malu. Aah jinjja"
Aku tak lagi menjawab. Kusibukkan diriku dengan memanggang daging dikompor yang ada ditengah meja makan kami. Ya, kami sedang makan siang. Ah tak usah dibahas bagaimana perjuanganku mengajaknya makan siang bersama seperti ini."Makanlah"
Aku berusaha mengubah topik. Karna demi apa hatiku sakit sekali jika membahas kejadian kemarin. Aku tak mengharapkan maafnya, hanya dengan tak membahasnya lagi aku sudah merasa cukup kok."Jangan datang keruang rapat lagi. Aku malu"
Kuharap ini yang terakhir ia katakan.
"Eum. Mianhae"
Soobin tiba-tiba mengecek ponselnya. Ini tanda-tanda.
"Aku harus menemui temanku dulu. Mian"
Lihat! Benarkan?!
"Lagi?"
Tanyaku dengan sedih."Ya, Aku harus pergi. Maaf"
"Lusa, jangan lupa"
Aku mencoba mengingatkan tentang sesuatu, tapi ia sudah pergi terlebih dahulu.
Dan sekali lagi ia menelantarkanku. Aku ditinggal lagi untuk kesekian kalinya.Tak apa, asal ia ingat besok lusa.
---
Hari ini adalah 'lusa' yang kukatakan saat aku makan bersama soobin waktu itu. Jika kalian ingin tahu, hari ini adalah-
Anniversary pertama kami.
Wooohoo!
Soobin bilang, ia ingin merayakannya diapartementnya saja. Kami akan menghabiskan seharian penuh hanya berdua. sepupunya sedang pulang kedaegu jadi kami akan benar-benar berdua. Kuharap hari ini berjalan sesuai dengan apa yang kubayangkan. Aku menanti lama untuk hari ini. Siapa tahu khusus hari ini soobin jadi romantis, aku tak sabar.
Aku membeli tart kecil serta beberapa roti favorite soobin. Tak lupa aku juga membeli banyak makanan ditempat makan langgananku. Hari ini akan jadi hari spesial. Aku tak mau setengah-setengah.
Tanganku penuh dengan kantung makanan, akhirnya aku meletakkan dulu kantung makanan itu dilantai lalu menekan bel apartement soobin.
Sekali
Dua kali
Tak ada yang membuka.
Saat hendak kutekan lagi ternyata pintu sudah terbuka.
Menampilkan soobin yang berantakan karna bangun tidur. Sebenarnya itu cukup menggemaskan, tapi rasa gemasku teralih oleh sedikit rasa kecewa. Jadi soobin belum siap-siap? Maksudku, aku sudah merias diri dari pagi tadi, sibuk membeli ini itu dan menyiapkan segalanya. Tapi soobin...?
Kukira ia akan se-excited aku.
Nyatanya, Ia baru bangun tidur.."Ahh kau sudah datang. Masuklah"
Aku memaksakan senyumku lalu mengikutinya masuk kedalam.
tak apa, ini bukan salahnya. Aku masih bisa memakluminya."tunggu disini dulu, aku mau mandi"
Aku duduk disofanya seperti perintahnya. Sembari menunggunya mandi lebih baik aku menata makanannya dulu.Tunggu-
Apa yang baru saja aku lihat?
Sticky note dipintu kulkas soobin..dengan nama hyunji.
Jangan lupa makan sarapanmu. Hangatkan pada microwave kalau kau sudah bangun.
Hyunji.
Itu berarti tadi hyunji kesini? Saat soobin tidur? Jadi dia tahu password apartement soobin yang aku saja tak tahu?
Jangan buka kulkasnya Song yooa. Jangan. Kau sudah tahu apa isinya. Membukanya hanya akan menyakitimu.
Lebih baik aku melanjutkan kegiatanku dan mengabaikan ini. Jelas aku tahu dikulkas soobin pasti ada makanan pemberian hyunji, tapi lebih baik aku tak membukanya. Aku tak ingin menyakiti diriku sendiri dihari spesial ini. Akan kubuang semua pemikiran negatifku."Wah banyak sekali"
Aku menoleh saat mendengar pekikan senang soobin. Bahagia sekali melihatnya senang dengan apa yang kubawa."Ayo makan"
Ia mengacak rambutku lembut sebelum duduk untuk makan.
"Kau bawa tart juga?"
"Iya. Tapi makannya nanti saja. Sekarang makan ini dulu"
"Baiklah"
Aku dan soobin mulai makan dengan tenang. Mungkin moodnya sedang baik. Sedari tadi wajahnya terlihat cerah sekali seperti sedang bahagia. Aku ikut senang melihatnya.
"Soobin-ah"
"Eum?ada apa?"
Ia menatapku dan aku menggeleng pelan.
"Tidak ada. Aku hanya ingin memanggil namamu. Soobin-ah soobin-ah soobin-ah"
Aku memang hanya ingin memanggil namanya.Ah tidak juga..
Sebenarnya aku ingin menanyakan masalah hyunji hanya saja aku merubah pikiranku didetik terakhir.Soobin terkekeh geli. Ughh melihatnya seperti itu membuatku meletup-letup. Bisa gila aku.
Sorry kalo alurnya kecepetan🙃