AXEL :
Sekarang Axel di apartemennya. Apartemen calon korban selanjutnya.
Apartemen ini bukan apartemen besar, melainkan apartemen kecil yang hanya memiliki 7 lantai. Setiap lantai di isi dengan 4 unit apartemen. Axel langsung ke sini setelah bangun.
Ia memasuki apartemen itu dan menuju lift. Lalu menekan nomor 5, lantai yang di tuju saat ini.
Ting
Pintu lift terbuka, dan Axel keluar. Axel berjalan ke salah satu unit apartemen di lantai itu.
Dan sekarang, Axel berdiri di depan pintu apartemen, kucing kecilnya.
Ting tong
Axel menekan bell nya. Tidak ada jawaban. Di tekannya lagi.
Ting tong
Masih tidak ada jawaban. Axel menggeram karena kesal.
Kemana sebenarnya pemilik rumah ini.
Karena kesal, Axel menekan bell nya dengan cepat.
Ting Tong.. Ting tong...
Selagi menunggu dengan sabar, akhirnya Axel mendengar suara dari dalam apartemen itu.
"Sialan.. brengsek. Apa kau tidak lihat sekarang masih jam berapa, HAH?! Berhentilah membunyikan bell itu, dan enyah lah.....sekarang."
Axel kaget mendengar makian itu. Tidak ada sebelumnya yang berani memakinya. Apalagi wajah sang pemilik apartemen, ia merasa seolah deja vu.
Perasaan tidak asing dengan gadis di depannya membuat Axel sedih. Seolah, dia pernah bertemu dengan Niandra. Karena penasaran, Axel mengamati Niandra dari atas sampai bawah.
Muka yang baru bangun tidur, dan berantakan itu terlihat seksi. Apalagi, dengan raut wajah kagetnya itu... Membuat Axel sedikit terpana.
Beberapa saat, Axel hanya bisa diam. Mengamati perempuan yang ada di depannya saat ini. Tapi, perasaan rindu di dalam diri nya membuat Axel sedih. Kenapa? Entahlah, Axel juga bingung.
"Ehem... Maaf, tapi anda siapa?" Kata Niadra salah tingkah di tatap Axel.
Axel bergeming, ia masih mengamati sosok gadis di depannya dengan serius.
Dia merasakan sesak di dadanya. Seolah gadis di depannya saat ini begitu berharga baginya. Tapi segera dia mengenyahkan perasaan itu dengan cepat.
Karena tidak mendapat jawaban dari Axel, dan lelaki itu hanya menatapnya. Membuat Niandra sedikit gugup.
"Sepertinya anda salah tempat, tuan."
Niandra berucap dengan sopan, merasa bersalah karena memaki orang yang tidak dikenalnya, apalagi orang itu berparas rupawan.Mendengar kalimat itu, Axel sadar dari lamunannya. Suara yang serak khas orang baru bangun tidur, membuat Axel menggeram menahan dirinya.
Karena merasa malu dengan yang dilakukannya. Axel pura-pura bertanya pertanyaan yang sudah pasti dengan datar.
"Apa ini kediaman Miss. Heston?" Tanyanya dengan nada... Ejekan untuk menutupi rasa malunya.
Dari sekian banyak pertanyaan kenapa aku menanyakan itu, sial.
"Be.. benar. Tapi anda siapa ya?" Jawabnya dengan gugup.
Suara gugup Niandra membuat Axel menggeram lagi. Baru kali ini, Axel senang dan rindu sekaligus mendengar suara gugup seseorang. Ia mencoba menahan diri agar tidak menerkam kucing kecil itu. Akibat dari geraman Axel itu, membuat Niandra salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Obsession
Teen FictionUntuk pertama kalinya aku tidak bernafsu membunuh. Saat matanya yang bulat itu menatap ku dengan ketakutan aku ingin merengkuhnya dalam dekapanku. Badan nya yang mungil itu bisa saja remuk dalam pelukan ku. Dia milikku tidak ada satupun yang boleh m...