AUTHOR POV:
"Axel Jeferson, kau bisa panggil aku Axel."
Degg
Niandra terdiam, gelas yang berada di tangannya di genggam nya dengan erat. Matanya menatap Axel dengan kosong. Dia tidak salah dengar, dia mendengar jelas nama itu.
"Aku bertemu lagi dengannya. Mimpi buruk yang ku hindari."
Niandra berusaha bersikap biasa saja walau jantung berdebar dengan kencang. Bukan berdebar karena ia dapat mengetahui nama pria setampan Axel, melainkan berdebar karena pria yang paling dihindarinya tepat di depan matanya.
Semua gerakan Niandra juga tak luput dari pandangan Axel. Bahkan setelah Niandra merubah sikapnya menjadi biasa saja membuat Axel mengernyit karena gadis di depannya ini seolah menutupi sesuatu.
Hening beberapa saat, Niandra yang berusaha menutupi ketakutannya serta Axel yang memperlihatkan gerak gerik Niandra yang aneh.
"Kenapa? Apa ada masalah dengan namaku?" Tanya Axel setelah hening beberapa saat.
"A-apa? Ah... Ti-tidak, hanya saja aku kepikiran sesuatu."
Axel mengangkat sebelah alisnya. Dia memperhatikan ekspresi Niandra yang takut setelah mendengar namanya. Bahkan Niandra menjawab pertanyaannya dengan gugup.
Apa semenakutkan itu nama ku?
"Apa kau mengenalku?" Axel kembali bertanya pada Niandra, karena kegugupan yang di perlihatkannya membuat Axel berfikir seolah Niandra mengenalnya. Terutama sikap Niandra menjadi aneh saat mendengar nama Axel.
Setalah menanyakan itu, hening kembali. Bukannya menjawab pertanyaan Axel, Niandra hanya diam memikirkan sesuatu yang membuatnya lega dan sakit sekaligus.
"Dia melupakan ku? Benarkah dia melupakan ku? Apa aku harus berterima kasih? Apa aku harus senang karena dia tidak mengingat ku? Bagaimana bisa dia tidak mengingat ku sedangkan aku masih mengingatnya. Bahkan dengan sangat jelas."
Bukannya menjawab pertanyaan dari Axel, Niandra malah diam dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepalanya.
Melihat tidak ada respon dari Niandra membuat Axel berdecak kesal.
"Aku.Tanya.Apa.Kau.Mengenalku?" Tanya Axel dengan penekanan di setiap katanya tidak ketinggalan ekspresi yang mengintimidasi di wajahnya.
Seketika Niandra sadar dari lamunannya dan menatap ekspresi Axel yang mengerikan.
"Ti-tidak tidak. Aku tidak mengenalmu. Maaf, aku sedikit melamun tadi."
AXEL :
"Ti-tidak tidak. Aku tidak mengenalmu. Maaf, aku sedikit melamun tadi."
Axel mengangkat sebelah alisnya, dia yakin ada sesuatu yang diketahui Niandra.
"Sikapnya berubah setelah dia tau namaku. Seolah-olah dia mengenalku."
"Ah! Kau! Aku hampir lupa, apa yang kau lakukan pagi-pagi! Disini! Dirumahku! Dan bagaimana bisa kau disini!?" Tanya Niandra.
"Ah.., aku bahkan lupa dengan tujuan awalku ke sini."
Axel menatap Niandra kembali, tatapan tertuju pada bibir Niandra. Bibir itu, ingin ia rasakan lagi, lagi, dan lagi. Dia sudah kecanduan dengan bibir itu.
"Aku lupa." Jawab Axel tanpa melepaskan pandangannya dari bibir Niandra.
Plakk
Mata Axel seketika melotot, dia tidak percaya baru saja dia ditampar. Beraninya gadis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Obsession
Teen FictionUntuk pertama kalinya aku tidak bernafsu membunuh. Saat matanya yang bulat itu menatap ku dengan ketakutan aku ingin merengkuhnya dalam dekapanku. Badan nya yang mungil itu bisa saja remuk dalam pelukan ku. Dia milikku tidak ada satupun yang boleh m...