six

765 48 17
                                    

"Ulangi makalah kamu, besok di kumpulkan"

____



Gila kali.

"Baik pak"
Gue niat izin buat keluar, nyari makan.

Urusan makalah dan sejenisnya mah nanti sadjaa.

"Kalau begitu-"

"Jangan keluar dulu, saya ada urusan pribadi sama kamu"

"Eh?"

"Kamu anaknya bu Rina?"

"Rina siapa pak?"

Pak lay langsung mengerlingkan matanya.

Gue gak salah kan? Ibu gue emang namanya Rina. Tapi kan yang namanya Rina banyak. Bisa aja bukan nyokap gue. Malu dong incess kalo yang di maksud pak Lay bukan nyak gue.

"Rina astuti"

"Oh iya pak itu ibu saya, ada apa ya pak?" Jawab gue dengan nada pelan.

"Oh nggak papa"

Gue cengo dong.

"Kok bapak bisa kenal ibu saya?"

"Oh itu teman mama saya"

Hmmm...
Gitu doang?

_______

Sekarang gue di depan kost. Dengan posisi di atas motor matic kesayangan gue.

Di depan kost, ada Sehun.

I feel Spechless now.

Sehun ke kostan gue pakai mobil, posisi berdiri di pintu mobil sambil menyandar di mobil.

Satu yang gue tahu. Dia sama yeri.

Hahaha walau gue nggak pernah ketemu sama Yeri tapi dari setiap curhatan Sehun tentang mantannya itu sambil nunjukin foto, video dan rekaman suara selalu ke gue.

Aslinya lebih cantik. Cocok.

"Reya" Panggil sehun dengan melambaikan tangan beserta yeri di sampingnya.

"Eh hai" Jawab gue gugup sambil menstandartkan motor.

"Lama nggak ketemu loh, sibuk apa sih?"

"Iya nih biasa tugas dosen yang banyak plus ribet hehe"

"Rey, kenalin ini Yeri, tunangan gue"
Setelah sehun mengucapkan kata kata itu yeri mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Kim reya, panggil Reya aja kak"
Ucap gue sambil menerima uluran tangannya.

"Kim yeri, panggil yeri. Marga kita sama ya, dan gak usah panggil 'kak' kaya udah tua aja"

Gue membalas dengan senyuman biasa.

Hati gue udah membatu, nggak nangis lagi, eh nggak deng, gue lagi tahan tangis. Tapi isi hati gue rasanya ingin balas dendam ke Sehun.

Duren (?) ~ZyxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang