Hari ini orangtuaku pulang lebih awal dari toko, dan saat aku sampai di rumah, eomma, appa dan Yohan sedang bermain kartu go stop di ruang tengah.
Mungkin Yohan sudah bercerita kepada kedua orangtua kami tentang Han Seungwoo, karena tadi sebelum berangkat, anak laki-laki itu melihatku dijemput si dewa Yunani dengan kereta putihnya.
Setelah memenangkan dua ronde permainan, akhirnya aku masuk kedalam kamar setelah melihat jam yang sudah cukup larut. Yohan juga mendapat gertakan dari eomma saat dia mulai menyalakan game di ruang tengah.
Selama aku pergi tadi, aku sama sekali tidak mengeluarkan ponselku. Saat aku melihatnya, ada lima belas panggilan tak terjawab dari Cho Seungyoun dan dua pesan. aku memang sengaja tidak mengaktifkan nada deringnya. Salah satu pesan dari Seungyoun, aku berjanji akan bertemu dengannya malam ini di toko tapi aku ada sedikit urusan. Ya, sedikit.
Aku benar-benar lupa untuk menghubunginya dan mengatakan kalau aku tidak bisa datang menemuinya. Aku yakin besok aku akan mendapat semburan yang tidak enak dari Seungyoun yang sedang marah.
Meskipun Cho Seungyoun termasuk cowok paling imut seantero fakultas Teknik, tapi tak diragukan lagi muka galaknya ketika dia marah. Kami sudah berteman cukup lama, jadi aku sudah hafal dengan sifatnya. Bahkan akulah orang yang paling sering mendapat semburan darinya.
Aku langsung menghubunginya tanpa ragu lagi untuk memastikan bahwa Seungyoun baik-baik saja. Aku tahu aku sangat keterlaluan dengan melupakan janjiku. Aku juga berharap dia tidak memperbesar masalah itu.
"Ya!! Kau kemana saja hah! Aku sama sekali tidak bisa menghubungimu." Sembur Seungyoun sepersekian detik setelah dia mengangkat telepon dariku.
"A... Aku tadi ada urusan, hehe." Kataku terbata.
"kalau memang kau ada urusan dan tidak jadi datang ke toko, setidaknya kau juga memberitahuku." Kali ini Seungyoun Jelas terdengar sangat marah.
"A... pa kau datang ke rumah?"
Seungyoun terdengar seperti menarik napas, mungkin dia akan menyemburku sekali lagi. "Tentu saja! Ya! Kau memang tak berperasaan."
Aku mengetok kepalaku dengan cukup keras dan itu membuatku sedikit pusing dibuatnya.
"Seungyoun-ah, maaf ya. Mau aku traktir apa? Ceker ayam?" kali ini aku merasa tidak enak kepadanya, karena Aku tahu dia selalu menghargai setiap waktunya.
"Itu jelas kau yang ingin makan ceker ayam! Sudalah, lupakan saja. Senin berangkat ke kampus jangan lupa bawa bukunya, aku harus selesaikan powerpoint untuk presentasiku."
Cho Seungyoun langsung menutup telponnya. Aku rasa kali ini dia benar-benar marah. Aku membuka pesan kedua, dari Yoon Chaekyung.
Chaekyung: Bagaimana kencanmu hari ini?
Aku tidak tahu bagaimana semua orang tahu malam ini aku berkencan dengan Han Seungwoo. Tanpa banyak berpikir lagi aku langsung membalas pesannya. Kebetulan dia sedang Online.
Yunhee: Senang. Aku tidak pernah membayangkan akan pergi makan malam bersama Seungwoo Oppa.
Chaekyung: uwuuu Seungwoo Oppa~~~ oh, apa kau sudah menghubungi Seungyoun? Dia mencarimu.
Yunhee: Aku mematikan nada dering ponselku. Hehe. Maaf.
Chaekyung: Eung, pantas saja. Aku rasa, kau harus siap-siap dapat semburan dari anak itu.
Yunhee: Sepertinya. Aku tadi menghubunginya, dan aku rasa dia benar-benar marah.
Chaekyung: Ha ha
YOU ARE READING
Fall to Pieces | Fanfiction
FanfictionTag Line • Aku menghancurkan hatiku menjadi serpihan tepat setelah aku mulai mengenal cinta. Cinta yang dari awal tidak seharusnya aku miliki • "Asal kamu tahu, aku benar-benar menyukaimu, rasa suka itu kadarnya hampir seperti cinta." - Han Seungwoo...