Tidak ada pesan masuk sama sekali. Aku sudah mendapatkan nomer ponsel Han Seungwoo beberapa waktu yang lalu saat kami makan malam. Aku tak bisa menghubunginya terlebih dahulu, tak boleh menghubunginya terlebih dahulu. Karena begitulah seharusnya. Cowok yang harus bertindak terlebih dahulu.
Meskipun sekarang jaman sudah berbeda, namun tetap saja. Seorang gadis remaja yang baru merasakan cinta sepertiku ini tidak seharusnya bertindak terlebih dahulu.
Tak ada pesan masuk sama sekali.
Sedetik kemudian ponselku berbunyi.
Hanya Chaekyung.
"Yunhee-ah, sorry. Aku tadi pergi duluan. Minhyun Oppa ternyata sudah nunggu selama satu jam di depan pintu Aula." Katanya seperti ada nada tidak enak.
Hwang Minhyun pacar Yoon Chaekyung adalah alumni Jima High, dua tahun diatas kami, kuliah jurusan hukum. Aku dengar dia adalah kapten sepak bola sekolah sebelum Han Seungwoo bergabung dan Lim Nayoung menjadi managernya, dan keluar dari tim karena alasan tertentu.
"Iya, aku juga langsung pulang kok." Kataku.
Kemudian Chaekyung melanjutkan percakapan kami dengan bertanya "Kau tadi bertemu Seungwoo Seonbae? Aku lihat sekilas aja sih."
"Well."
"Cuma well? Kalian tadi ngobrolin apa aja?"
Aku yakin Chaekyung sangat penasaran tentang hal itu. Bukannya apa sih, tapi Yoon Chaekyung memang seperti itu. Dia tak akan tinggal diam soal cinta.
Menurutnya masalah cinta itu sama seriusnya seperti ketika dia tak bisa memecahkan masalah fisika tentang relativitas —yang bahkan aku tak terlalu memperdulikannya— dia akan berusaha mati-matian untuk menyelesaikannya.
Aku menghela napas, mencoba untuk menjelaskannya dengan baik, "Kami cuma berpapasan nggak ada kesempatan buat ngobrol."
"Apaaaa!! Kenapa?!"
Aku ingin melihat ekspresi wajahnya kali ini. Chaekyung adalah Einsteinwati paling menarik yang pernah aku temui. Dia sangat pintar, ceria dan juga teman yang baik.
"Nayoung Seonbae bersamanya."
Aku yakin ini adalah jawaban paling kekanak-kanakan. Hanya karena sahabatnya atau lebih tepatnya orang yang paling dekat dengannya sedang berada tepat disampingnya sehingga aku tidak bisa mendekat karena aku terlalu takut atau terlalu khawatir akan menjadi masalah yang memang mungkin akan menjadi masalah besar jika aku mendekat karena selama di dekat Han Seungwoo aku akan memiliki pandangan aku-sangat-mengagumimu yang tidak bisa dihilangkan begitu saja.
"Terus dengan mudahnya kau nyerahin Dewa Yunani yang tertarik padamu cuma karena Nayoung Seonbae itu berada di dekatnya?" Chaekyung menghela nafasnya, dia mengatakan kalimat itu tanpa ada jeda. "Kim Yunhee, Kau memang tidak bisa dipercaya!" Lanjutnya.
Mungkin kata-kata Chaekyung ada benarnya. Seharusnya aku tidak boleh menyerah begitu saja. Hanya karena Lim Nayoung sangat cantik, bukan berarti aku tidak menarik kan? Aku tekankan, bentuk mataku sangat cantik.
Aku harus semangat, aku tak akan menuruti peraturan yang ada. Jika ada kesempatan aku pasti akan segera menghubunginya. Aku tidak peduli siapa yang mendekat terlebih dahulu, aku hanya ingin bersamanya.
"Aku tahu itu." Kataku dengan nada yang sewajarnya. "Tapi aku akan berusaha untuk menjadi orang pertama untuk Seungwoo Seonbae. Aku ingin menjadi seseorang yang selalu dia utamakan."
Chaekyung terdengar seperti tertawa kegirangan di ujung telepon.
Ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku, aku tak yakin kalau itu Yohan. Biasanya dia langsung masuk tanpa permisi terlebih dahulu.
Lagipula Yohan pasti sekarang ini sedang mati-matian melawan Cho Seungyoun yang menurut gosipnya adalah master dalam semua permainan.
Aku menutup telepon dari Chaekyung dan membuka pintu kamar untuk melihat siapa yang mengetuk.
Ternyata Seungyoun, dilihat dari wajahnya sepertinya dia memenangkan tantangan itu. Mungkin gosip bahwa Dia adalah master dalam berbagai macam game memang benar.
"Kau sedang apa?" Tanyanya curiga melihat wajahku yang kaget.
"Ah... Aku tidak melakukan apapun."
"Kau sedang menonton yang tidak-tidak? Ngaku!"
"A... Akku tidak...." Aku tidak tahu kenapa aku terdengar gugup, "Ya Cho Seungyoun kau sendiri sedang apa disini?!"
"Ya! Kalian berdua kenapa lama sekali sih." Aku mendengar Suara Sejeong beserta langkah kakinya menaiki tangga.
"Oh, kau datang?"
"Aku membawa daging, tadi staff majalah yang memberikannya" Kata Sejeong, "Aku tinggal sendiri di apartemen, jadi aku pikir aku harus menghabiskannya bersama kalian."
Aku langsung memeluk Sejeong tanda terima kasih, "Sejeong, kau yang terbaik! Ayo kita mulai siap-siap kalau begitu."
Aku mendorong keduanya untuk turun. Aku merasa sangat bersemangat malam ini. "Ya Cho Seungyoun, kau harus pesan ayam juga."
"Kenapa harus aku?" Katanya dengan muka mengejek.
"Kau kan menang. Traktir dong, traktir. Jangan lupa ceker pedas ya." Aku menekankan pada kata ceker. Aku tahu Seungyoun tidak terlalu menyukainya, aku takut dia tidak akan memesannya.
"Oh iya, aku tidak melihat Yohan sama sekali." Kataku saat menyadari Yohan tidak ada dimanapun.
"Eommoni tadi menelpon Yohan untuk membawakan sesuatu." Kata Seungyoun kemudian. Aku hanya mengangguk menanggapi penjelasan Seungyoun.
"Kau membawa sebanyak itu?!"
Aku terkejut saat melihat enam tumpuk kotak daging yang dibawa oleh Sejeong. Aku tidak pernah tahu kalau staff majalah akan sebaik ini, memberi makanan sebanyak ini untuk Sejeong yang tinggal sendirian di apartemennya.
"Jadi, aku rasa kita tidak perlu memesan ayam lagi." Kata Seungyoun dibelakang kepalaku.
"Tidak bisa!! Kau harus tetap membelikanku ceker ayam pedas." Kataku, "Dan hubungi Yohan, minta dia belikan Soju. Hari ini kita berpesta."
"Ya! Apa kau gila? Yohan masih belum legal membeli Soju." Protes Sejeong dan Seungyoun bebarengan.
Kadang aku suka lupa kalau sebenarnya Yohan adalah adikku yang lebih muda tiga tahun. Seingatku dia jarang sekali memanggilku Noona.
"Kalau begitu aku minta Chaekyungsaja yang membelinya." []
********************************************************************************
12-03-2020
Akhir-akhir ini udaranya tidak terlalu baik. Di daerahku mulai hujan sekitar jam 1 siang sampai sore atau malam.
Aku juga sempat tumbang hampir selama satu minggu hahaha
Jangan lupa jaga kesehatan dan selamat membaca ^_^
YOU ARE READING
Fall to Pieces | Fanfiction
FanfictionTag Line • Aku menghancurkan hatiku menjadi serpihan tepat setelah aku mulai mengenal cinta. Cinta yang dari awal tidak seharusnya aku miliki • "Asal kamu tahu, aku benar-benar menyukaimu, rasa suka itu kadarnya hampir seperti cinta." - Han Seungwoo...