Althaf menghentikan motor ninjanya di depan sebuah rumah besar berwarna putih.
"Alhamdulillah sampe, yaudah hati- hati ya Gin! Ma, Al pulang!" Teriak Althaf di depan rumah Gina sembari memencet bel yang ada di pagar rumah tersebut.
"Salah woi,Rumahmu di depan tuh Al!" Ujar Gina sembari menarik rambut Althaf.
"Eiya maap salah, sakit dih." Althaf mengerucutkan bibirnya sembari memasang wajah layaknya kesakitan.
"Udah ah aku masuk dulu ya Al."
"-oiya inget jangan ngetuk-ngetuk balkon lho, aku mau mandi." Lanjutnya lagi sambil menunjuk Al."Yeh gr amat hu, orang aku mau hangout sama temen-temen wle." Jawab Al sembari memeletkan lidahnya dan langsung memasukan motor nya ke dalam rumah yang posisinya tepat di depan rumah Gina.
***
Hari ini aku senang sekali, bagaimana tidak? Baru hari pertama sekelas dengan Argan saja rasanya sudah sesenang ini, bagaimana dengan hari-hari selanjutnya?
Ah sudahlah, aku gamau banyak halu. Nanti malah sakit yang ada.
Tapi dipikir-pikir, wajar sih kalau aku baper karena hal tadi. Perempuan mana coba yang nggak baper kalau di posisi aku? Hmm-
Tok tok tok
Siapa lagi kalau bukan Althaf.
Aku segera membuka pintu balkon, sudah kuduga.
"Mau ngapain?" Tanyaku sembari menunjuk-nunjukan tanganku kearahnya.
"Yeh galak, biasanya juga kamu yang manggil-manggil aku."
"Mana katanya mau Hangout? Halah boong mulu nih." Godaku pada Al.
"Orang gajadi, tadi ada yang manggil-manggil aku, katanya ada yang kangen."
"Dih apaan, siapa si lo." Jawabku dengan sinis.
"Dih ngomong kasar! Maaaa Gina ngomong gua elu ni ma! Marahin ma!" Teriak Al.
"Ginaaaa! Gaboleh ya!" Teriak mama dari lantai bawah.
"Ih kompor banget si Al." Sahutku, sembari mengerucutkan bibir.
Althaf benar-benar menyebalkan, ia selalu menggangguku. Beda ceritanya kalau di sekolah, ia seperti punya dua kepribadian yang berbeda. Ia akan amat berisik dan menyebalkan ketika di rumah, tetapi ia akan berubah menjadi dingin ketika di sekolah. Kecuali jika bersama denganku, tetap saja ia akan hangat tapi memang tak semenyebalkan saat di rumah. Aku rasa Al itu penuh teka-teki.
Aku juga bingung kenapa ia seperti itu. Aku pun penasaran sebenarnya, tapi aku belum berani untuk menanyakan hal tersebut. Tapi pasti ia punya alasan tersendiri atas apa yang terjadi dengan dirinya.
Aku mengenal sosok Al cukup lama. Ia sudah menjadi tetanggaku sejak kami duduk di bangku sekolah dasar. Tapi baru akrab saat kami SMP.
Sosoknya sejak dulu memang dingin sih sebenarnya, aku selalu melihat dia di depan rumahnya. Saat itu aku melihat ia sedang berbicara dengan kucing kesayangan nya, tapi ketika ia melihatku, ia langsung masuk ke dalam rumah dengan wajah dinginnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You!
Teen FictionTak ada yang spesial di hari-hari Gina, sampai datang seorang lelaki yang bernama Argan. Seorang siswa pindahan yang jadi idola seluruh siswa di sekolah. Gina hanya bisa mengaguminya dari jauh, sampai akhirnya kisah mereka dimulai saat Argan pindah...