"Genggamlah sebelum ada yang menggenggamnya dan membuatnya merasa nyaman."
***
"Gina nya gue ambil." Ucap Althaf dingin pada laki-laki di depannya.
Gina hanya diam tanpa sepatah kata pun, ia tahu Althaf pasti punya alasan tersendiri kenapa bersikap begini.
Althaf menggenggam tangan wanita itu menuju motornya."Naik gin." Pintanya, wanita itu langsung memegang pundaknya agar bisa menaiki motornya yang terlalu tinggi.
Sepanjang jalan keduanya sama-sama diam, tak ada yang berbicara. Hanya suara angin dan suara kendaraan saja yang mengisi keheningan di antara keduanya.
Hari sudah gelap, lampu-lampu menghiasi jalanan yang mereka lewati. Angin malam itu begitu sejuk, Gina memegang erat pinggang lelaki yang tengah mengendarai motor di depannya. Lelaki itu sadar bahwa angin malam itu dingin sekali, ia menepikan motornya dan turun. Wanita itu bingung, apa yang hendak sahabatnya lakukan?
Tiba-tiba Al melepas jaket yang ia kenakan dan memakaikannya pada Gina.
"Jang-" ucapan Gina terhenti karena Al dengan sigap langsung mencubit pipinya.
"Kalau dingin bilang, untung aku peka."
Wanita itu hanya tersenyum hangat dan memukul helm lelaki itu.
Althaf kembali melajukan motornya."Gin, jangan langsung pulang ya?"
"Iya." Jawab wanita itu sembari mengeratkan tangannya di pinggang lelaki itu.
Gina paham betul Al sedang tidak baik-baik saja, ia akan menunggu sampai lelaki itu mau bercerita sendiri padanya. Al memang bukan orang yang mudah mengeluarkan keluh kesahnya pada orang lain, sama Gina aja kadang susah harus dibujuk habis-habisan dulu.
Al kembali menepikan motornya, mereka sudah ada di tempat yang asing bagi Gina.
Althaf memegang tangan Gina untuk turun dari motornya. Keduanya berjalan menyusuri jalan setapak yang menanjak, banyak lampu-lampu yang menghiasi jalanan sekitar mereka. Keduanya menaiki tangga yang lumayan banyak, Althaf meraih tangan wanita yang saat ini bersamanya agar tidak terjatuh.Sampai akhirnya mereka tiba di tempat yang cukup tinggi, di sekitarnya banyak pepohonan yang dihiasi lampu-lampu cantik.
Gina seakan terpesona dengan pemandangan di hadapannya, ia dapat melihat kota dengan lampu-lampu cantik yang menyala dari atas sini."Cantik banget." Ucap wanita itu dengan mata berbinar-binar.
Althaf tak melepas pandangannya pada Gina sejak tadi seolah tersihir dengan paras wanita itu,
"Iya cantik." Ucap lelaki yang tengah menatap wajah perempuan di sampingnya.
Althaf sangat menyukuri kehadiran wanita di sampingnya itu, ia tak tahu jika ia tak bertemu wanita itu sebelumnya. Hidupnya yang tadinya hampa kini menjadi sangat berwarna karena Gina. Gina adalah alasannya tersenyum setiap hari.
"Gin, tunggu sini bentar ya."
"Iya jangan lama-lama." Ucap wanita itu sembari melihat lagi pemandangan di depannya.
Al memang paling bisa membuat mood orang baik, lelaki itu selalu tahu caranya membuat Gina senang. Padahal yang kelihatannya sedang tidak baik-baik saja kan Althaf, sepertinya lelaki itu ingin ditemani oleh Gina. Karena suasana hatinya sedari tadi sedang tidak baik, tentu saja penyembuhnya hanyalah wanita itu.
Lelaki itu datang sembari membawa dua cangkir coklat panas dan memberikannya pada wanita di depannya.
"Makasih Al." Ucap wanita itu dengan tersenyum hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You!
Teen FictionTak ada yang spesial di hari-hari Gina, sampai datang seorang lelaki yang bernama Argan. Seorang siswa pindahan yang jadi idola seluruh siswa di sekolah. Gina hanya bisa mengaguminya dari jauh, sampai akhirnya kisah mereka dimulai saat Argan pindah...