Konspirasi Di Bulan April

366 33 5
                                    

Genre : - Alternate Universe
- Angst
- Romance (BxG)
Karakter : - Jisung (NCT Dream)
- Yabuki Nako (IZ*ONE)
Point Of View : Third view
Background : Bogor
Time : 2019-2020
Word : 5400
Date : 07/04/2020



















Genre : - Alternate Universe- Angst- Romance (BxG)Karakter : - Jisung (NCT Dream)- Yabuki Nako (IZ*ONE)Point Of View : Third viewBackground : BogorTime : 2019-2020Word : 5400Date : 07/04/2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I'm glad i meet you."
Bogor, 6 April 2020.


***

Lagi-lagi wanita itu ada disana, ditempat pertama kali sang lelaki ini menginjakkan kakinya ketanah subur, meski sang pohon tak berbunga pink seperti yang diharapkannya.

"Ck! Kenapa pohon sakura di Indo mekarnya Juni sih?" Decak seseorang disebelahnya. Tentu ia tak hiraukan ocehan temannya itu, karna ia tetap berfokus pada sosok wanita yang sudah berhari-hari ini menyita perhatiannya.

"Juni kita libur nggak sih?" Tanya temannya lagi meski wajahnya berhadapan dengan layar datar yang digenggamnya.

Lelaki itu tetap tak bergeming, justru langkahnya kini semakin maju perlahan dan mulai meninggalkan teman yang masih mengoceh itu sendirian.

Rasa penasarannya sudah final, ia sungguh ingin mendekati wanita itu dari kemarin. Bagaimana tubuh kecil nan mungil serta rambut panjang hampir sepinggang itu selalu berdiri tepat dibawah pohon.

Hanya satu pohon itu yang tak berdaun dan penuh dengan banyak coretan. Mungkin seharusnya pohon itu sudah mati, dan lebih baik ditebang. Namun pengelola taman ini sepertinya enggan dengan ide itu. Atau mungkin sengaja dibiarkan saja.

"Permisi," ujar sang lelaki yang kini sudah berada tepat di samping perempuan itu. Dara itu sangat manis, meski hanya sampai sedada lebih darinya, namun baginya membuat si wanita ini menjadi terlihat imut.

Perlahan manik indah sebening kristal milik puan itu begitu menyorot ramah pada sang sumber suara. Seutas senyum penuh kehalusan pun perlahan tergambar darinya.

"Iya?" Ujarnya dengan suara yang begitu halus.

Awalnya selimut ragu menutupi perasaan sang lelaki yang kini menegak salivanya sendiri. Namun karna sudah diujung tanduk, ia harus mengeluarkannya.

"Sebelumnya maaf kalo terkesan tidak sopan."

Wanita itu sedikit memiringkan kepalanya. Bulu matanya yang lentik, begitu menambah kesan anggun di mata besar dan berlinang bagaikan anggur itu.

"Dari kemarin saya liat kamu disini terus. Kan ini pohonnya mati." Ucapnya begitu saja. Tentu lawan bicaranya itu seketika terdiam menatap tanpa arti lalu menundukkan pandangannya.

Sikapnya itu membuat si lelaki merasa ia telah salah dalam berucap. Dengan cepat ia berdeham, "eh, bu-bukan gitu maksudnya-"

"Belum, pohon ini belum mati kok."

File Of ShortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang