Menghilang

32 1 0
                                    

   "Tak ada seuntaian kata yang mampu menenangkan kecuali kata IKHLAS"

  Udara segar masuk kedalam kamar Haroh. Iya, sekarang dia berada dirumahnya. Dia memilih pulang untuk menenangkan hati dan pikirannya. Entah apa yang dipikirkan dia, sekarang dia masih berat untuk meninggalkan kamar rumahnya.
  Seminggu sudah haroh berada dirumah. Sekarang waktunya dia untuk berangkat pondok.

"Nduk, kapan mau balik pondok?" tanya ibunya Haroh
"Belum tau buk, masih pengen dirumah." jawab Haroh
  
Begitulah jawaban Haroh setiap ditanya ibunya kapan balik pondok. Sebenarnya Haroh belum siap ketemu 2 kawannya terutama Lisa. Dia belum bisa menerima kalau ternyata Lisa memiliki perasaan yang sama terhadap Alif. Matanya semakin memanas memaksa untuk mengeluarkan butiran air. Tak terasa air matanya menetes tanpa aba². Niat awal dia ingin melupakan  Alif. Tapi dia selalu rindu dengan tatapan mata indah Alif.
"Apakah ini yang dinamakan cinta?" batin Haroh
  Ah entahlah.....

   (Haroh pov)
   Jam menunjukkan pukul 23.45 WIB tapi mataku belum juga terpejam. Aku memilih untuk keluar kamar untuk membuat segelas kopi hitam dan menikmatinya di ruang tamu. Aku berfikir jika aku masih tetap dirumah sama saja aku lari dari kenyataan. Kini aku mulai sadar dan berniat besok akan kembali kepondok. Dia mengambil ponselnya dan mengirim chat kepada Eris
                                                                  Me
"Besok sore aku kembali kepondok"
                                                                ✔✔
  Tak ada balasan mungkin Eris sudah tidur karna ini juga sudah larut malam. Dipikiranku selalu terngiang² indah mata Alif.
"YaAllah aku merindukannya". Ucap haroh
  Lalu ia  menghabiskan kopinya sampai benar² habis tanpa tersisa ampasnya sedikitpun. Lalu ia beranjak tidur.
  Disisi lain Eris terbangun dari tidurnya dan membuka hpnya ternyata ada chat dari Haroh. Lalu ia membalasnya.

Eris
"Sampeyan nandi wae?.. Bali kok ra pamit²."

                                                                 Me
"Hhheee maafin aku ya... Ada urusan mendadak dirumah jadinya harus pulang."
✅✅

Eris
"Oalah.. Yowes cepet balik pondok ya"
 
                                                                 Me
"InsyaaAllah nanti sore"
✔✔

    Haroh bersiap² mengemasi barang² yang akan dibawa. Setelah sudah siap dia mencium punggung tangan kedua orang tuanya dan pamit balik pondok. "Assalamualaikum kamarku"

      Sesampainya dipondok Haroh langsung menuju kamarnya.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam.. Haroohhh"
(Teriak teman² Haroh dan langsung memeluknya)
"Kenapa tiba² pulang? Tanya Lisa
"Hmmmm.. Gapapa kok cuma ada urusan mendadak" kata Haroh sedikit gugup
"Apakah kamu punya masalah?" tanya Lisa lagi
"Ya ada, dan itu kamu yang jadi masalahnya" batin Haroh

"Hey, kenapa ngalamun kalau ada masalah bilang aja siapa tau kita bisa bantu"ucap Lisa
"Enggak kok" singkat Haroh

  (Haroh pov)
"Ris, temani aku kewarung yuk, aku ada sesuatu yang harus dibeli nih"pinta Haroh
" Oh oke ayuk" Jawab Eris
  Kami menuju warung terdekat diponpes. Aku memasuki warung sedangkan Eris hanya menunggu diluar. Saat aku ingin mengambil sesuatu di rak yang lumayan tinggi, aku merasa kesusahan. Dan pada akhirnya...
"Tumbuh tuh keatas gak kesamping mbak" ucap seorang laki² yang sedang mengambilkanku barang itu dan sesekali tertawa...
  Aku langsung menengok kebelakang dan ternyata.... Astaghfirullah...

              LUKA DIBALIK AMPAS KOPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang