Bab 11: Kamar Riyan

1.6K 176 0
                                    

Happy Reading🦋
-
-
-

Pagi menyapa cahaya terangnya menyinari bumi, Tania terbangun dari tidur lelapnya, Ia melihat sekeliling dan merasa kebingungan karena ini bukanlah kamarnya. Tania beranjak dari kasur dan menemukan keberadaan seorang pria yang sedang duduk tidak jauh dari dirinya.

"Lo siapa?"

"Eh, lo udah bangun?"

"Riyan? Ngapain lo di sini?"

"Ini kamar gue, Ta."

"Lah, kok gue bisa ada di sini?"

"Sini, duduk dulu." Tania pun memilih untuk duduk di sofa bersebelahan dengan Riyan. Riyan memandang Tania dengan sedikit heran lalu meletakkan makanan yang ia bawa ke pangkuan Tania.

"Nih, makan."

"Buat gue? Sebenernya gue mau tanya, kenapa gue bisa ada di sini?"

"Udah makan dulu." Tania lalu mengangguk dan memilih untuk segera memakannya kebetulan perutnya sudak keroncongan meminta untuk segera di isi. Sesekali Tania memikirkan kejadian apa yang telah membuatnya bisa berada di sini. Sedangkan Riyan memilih untuk membereskan tempat tidur dan menyiapkan perlengkapan kuliahnya untuk nanti siang.

"Udah, nih minumannya."

"Makasih."

"Jadi, apa yang sebenernya terjadi sama lo?"

"Gue?" Tunjuk Tania pada dirinya sendiri lalu berucap, "Gue juga enggak tahu, gue ... gue ... seingat gue, gue denger suara yang nyuruh untuk ngikutin dia tapi orangnya enggak ada sampai gue gak inget kenapa gue bisa ada di sini?"

"Lo tahu enggak, lo itu jalan di balkon tengah malem sambil bengong terus kepeleset dan jatuh. Gue, nih yang jadi korbannya."

"Kok bisa? Kalau gue jatuh harusnya badan gue ada yang sakit, tapi kok ini enggak?"

"Ya enggak, lah orang lo jatuh nimpa badan gue, untung aja badan lo kurus."

"Oh, ya? Terus kenapa gue ada di sini? Kenapa gak lo anterin gue ke kamar aja? Lo mudus ya sama gue?"

"Gue panik, udah malem juga masa gue tega tinggalin lo di luar. Soal kenapa gue gak bawa lo ke atas, ya karna gue gak enak buat bangunin Ibu kost 'kan gue di larang buat naik ke atas juga."

"Oh, iya juga, sih. Makasih ya."

"Iya, sama-sama."

"Sekarang jam berapa?"

"Tuh, baru juga jam delapan."

"APA? JAM DELAPAN?"

"Ish, jangan teriak-teriak ketahuan orang lain kan bahaya."

"Kenapa lo gak bangunin gue dari tadi, sih? Gue udah telat ini, sebentar lagi harus masuk kampus."

"Yaudah sana mandi. Gue tungguin lo di depan, kita berangkat bareng."

"Beneran 'kan, gratis juga?"

"Iya."

"Yaudah tungguin gue, bentaran kok gak lama." Setelah mengucapkan itu Tania segera pergi ke luar untuk ke kamarnya dan bersiap-siap.

Di lorong, Tania berpapasan dengan beberapa pria yang menatapnya dengan tatapan heran terkesan menganalisis penampilan Tania dari atas sampai bawah, untungnya Tania yang sedang buru-buru tidak memperdulikan tatapan-tatapan sinis itu.

Sesampainya di atas Tania langsung dipeluk oleh Mita dengan wajah yang sudah memerah dan butiran air mata yang sudah membasahi pipi.

"Hiks ... Ta, gue kira lo udah mati tahu gak, lo ke mana aja?" ucap Mita dengan nada lirih.

"Gue, gue tadi abis dari bawah. Kenapa lo bisa seperti ini? Ada apa?" tanya Tania sambil melepaskan pelukannya.

"Bohong! Tadi pagi gue lihat pintu kamar lo udah ke buka dan gue enggak nemuin lo di mana-mana, gue khawatir, Ta! Gue takut lo kenapa-napa dan bernasib sama seperti Adis."

"Syuttt ... ikut gue ke kamar, yuk." Tania membawa Mita dan menyadari kehadiran Azah, menyuru mereka berdua untuk segera masuk dan menceritakan apa yang sebenarnya sudah terjadi. Tangisan Mita pun semakin menjadi, sedangkan Azah berusaha untuk menenangkan Mita walaupun di raut wajahnya terlihat kebingungan.

"Kenapa? Ada apa?" tanya Azah.

"Tania korban selanjutnya, Zah."

"Korban? Lo di beri dress sama Ibu kost?"

Tania hanya bisa mengangguk dengan samar ia juga merasa nyawanya sudah terancam ditambah dengan kejadian tadi malam, Tania harus lebih waspada.

"Astaga, kok bisa?"

"Ya, gue juga enggak tahu."

"Eh, gue sampe lupa mau kuliah, nanti kita bicarakan lagi soal masalah ini, gue mau ke kamar mandi dulu." Tania dengan secepat kilat menyambar handuk dan baju ganti meninggalkan Mita dan Azah di dalam kamar. Tania harus cepat, kasihan Riyan pasti sudah menunggunya.

####

Haiii, terima kasih sudah membaca sampai bab ini, jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar.

Misteri Kost Tua [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang