Bab 19. Perbincangan Singkat

1.5K 150 24
                                    

Happy Reading^^
<
>

      Tania terbangun di siang hari, badannya terasa begitu pegal-pegal efek sedang halangan, jika sedang halangan Tania juga lebih sering tertidur karena merasa mengantuk walaupun sudah tidur dengan waktu yang cukup lama, seperti hari ini dia terbangun di siang hari padahal ia tertidur sejak sore kemarin.

Kamar ini terlihat begitu sepi dan sunyi, tak terlihat ada kehadiran orang lain selain dirinya. Tania mengedarkan pandangannya dan menemukan kotak berisi makanan serta secarik kertas, Tania sedikit penasaran dan segera membacanya.

Asalamualaikum, Ta.
Gue mau keluar sebentar beli buah-buahan buat lo, lo kan lagi halangan? Jadi biar gak terlalu sakit perutnya kalo makan buah. Oh iya, gue tulis notes ini karna pulsa hp gue habis dan tadi gak enak mau bangunin lo. Yaudah deh cuman itu doang, oh iya, itu makanan jangan lupa dihabiskan.
Waalaikumsalam.

By Riyan.

Setelah membaca itu susud bibir Tania tersenyum bahagia, ternyata Riyan sangat perduli padanya bahkan mengurus kebutuhannya. Tania pun segera memakan makanannya dengan lahap dan membaca kembali buku tua itu, matanya terus  membaca setiap deretan huruf yang berjejer rapih di sana.

Semua yang kuat akan hidup dan yang lemah akan mati. Tidak akan ada penolaknya kecuali pemiliknya sendiri.

Kata-kata terakhir yang berada di dalam buku itu membuat Tania berpikir keras, mungkin penolaknya hanyalah pemilik gedung ini-Miranda. Tania lalu segera pergi dari kamar Riyan dengan buru-buru sampai tidak sengaja menabrak seorang pria.

"Hey! Kalo jalan tuh liat-liat," bentaknya, membuat Tania menoleh.

"Maaf-maaf, gue enggak sengaja," ucap Tania pelan lalu berjalan pergi tetapi lelaki itu memeng tangan Tania.

"Maaf dari lo itu gak cukup!" jawabnya dengan ketus.

"Lo itu enggak kenapa-kenapa! Gue juga udah minta maaf terus ngapain lo nahan-nahan gue? Lepasin!" teriak Tania menatap tajam pria itu.

"Enak saja!" kekeh pria itu.

"Lepasin gak?"

"Gak akan!"

"Bangsat!" teriak Tania kesal. Oh, ayolah pria ini baik-baik saja bahkan badannya tidak ada yang terluka sedikitpun.

Plak

Setelah menampar pria itu Tania langsung berlari menuju lantai atas, ocehan demi ocehan Tania lontarkan disepanjang perjalanan menuju ke kamarnya. Nasib sial berpihak padanya, setelah mendapatkan ocehan dari pria itu sekarang Tania mendapatkan tatap tajam dati ketiga temannya itu.

"Kenapa?" tanya Tania berbasa-basi, wajahnya berubah tersenyum manis.

"Salam dulu, kek," ketus Mita membuat Tania terkekeh.

"Asalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab mereka serempak. 

"Kenapa kalian ada di kamar gue?" tanya Tania, sudah menjadi kebiasaannya ia lupa untuk mengunci pintu, sehingga teman-temannya itu sering masuk seenaknya.

"Semalam ke mana saja?" tanya Mita dengan mengedipkan sebelah matanya. Pipi Tania pun memanas karna malu, karna Tania sudah tahu pasti mereka sudah menunggu kedatangannya sejak kemarin.

"Kenapa memang?" tanya Tania berpura-pura tidak tahu.

"Kita nungguin lo, jadi?" Mila bertanya.

"Jadi? Gue belum dapet info apa-apa, hehe."

"Serius? Semalaman ke mana?" Kali ini Azahra yang bertanya.

"Semalam, ya? Gue ... gue nyari informasi bareng Riyan."

"Jadi?" lanjut Azah.

"Semalem gue ketiduran di kamar, Riyan, hehe ... maaf, ya."

"Oh, makin nempel aja, nih," ucap Mila terdengar mengejek.

"Maaf."

"Tap—" perkataan Mila dipotong oleh ucapan Mita.

"Iya, enggak papa kok, kita keluar dulu ya. Oyo!" ucap Mita sambil menarik tangan Mila dan Azah.

Setelah kepergian mereka Tania menghela napas gusar, ada apa dengan Mila? Tania merasakan ada kekesalan dalam sikap Mila saat mengetahui ia seharian bersama Riyan. Tania pun tak melihat gadis berkerudung itu, di mana dia? Padahal Tania ingin menanyakan soal suara lelaki yang waktu itu ia dengar.

"Huft ... gue capek Tuhan, gue ingin segera terbebas dari semua masalah ini!" Doa Tania untuk dirinya sendiri.

🍁🌿🌿

Haiii, jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar^^

Misteri Kost Tua [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang