Bab 3

89 3 0
                                    

        Ye Qing Ti sedang melatih pasukan keamanan istana dan juga sedang melatih ilmu pedang nya sendiri, tiba-tiba di kejutkan dengan serangan mendadak oleh sang putra mahkota Qin Feiye, karena sudah terlanjur beradu pedang, maka mereka berdua pun bertukar ilmu pedang sekalian berlatih bersama, para prajurit yang sedari berlatih sendiri pun akhir nya berhenti berlatih, karena melihat sang jenderal dan sang putra mahkota bertarung ilmu pedang mereka masing-masing.
         
          Berselang 10 menit kemudian

          Sang putra mahkota dan sang jenderal pun akhirnya selesai berlatih dengan keterampilan pedang yang hampir setara, tentulah tidak akan ada yang terluka di antara mereka berdua, menyadari pasukan nya berhenti berlatih, Qing Ti, pun menyuruh pasukan nya kembali mulai berlatih lagi, sambil dia dan putra mahkota mengobrol di tempat duduk yang telah disediakan sambil minum teh yang telah di siapkan oleh dayang istana sebelumnya.
" Qing Ti, sahabat ku, aku memiliki berita penting untuk mu, aku mau kamu melatih pasukan keamanan istana dengan sangat baik, karena aku akan menikah tepat di hari ulang tahun ku 1 bulan lagi dengan gadis yang di takdirkan untuk menjadi pasangan ku seumur hidup ini..." ucap Feiye menjelaskan maksud kedatangannya.
" Oh benarkah Yang Mulia, tapi siapakah nona yang di takdirkan untuk mu itu pangeran...?" tanya Qing Ti.
" Nona cantik ini berasal dari keluarga Guru Besar Liu, dia adalah putri dari Guru Besar Liu, yang bernama Liu Yi Fei, Qing Ti..." jawab Feiye lagi.
" Wah.... Pangeran sangat beruntung memiliki gadis cantik ini, dia adalah gadis tercantik dan multitalenta, di seluruh negara kerajaan kekaisaran Qinxi, Yang Mulia..." ucap Qing Ti.
" Benar sekali Qing Ti, karena itu kamu harus mengamankan pernikahan ku sebaik mungkin, agar tidak ada yang mampu merusak pesta pernikahan ku nanti..." ucap Feiye lagi.
" Tentu saja Pangeran, tidak ada seorang yang akan bisa merusak pesta penikahan mu nanti..." ucap Qing Ti.
" Dan aku mau mulai hari ini kamu mengirimkan pasukan bayangan yang memiliki ilmu beladiri yang terbaik untuk menjaga calon putri mahkota ku dan keluarga nya..." titah Feiye.
" Baik Yang Mulia Putra Mahkota, titah mu akan saya laksanakan hari ini juga..." jawab Qing Ti.
" Baiklah, Aku pergi dulu ya, Qing Ti..." ucap Feiye kemudian sambil berlalu.
" Hati-hati Yang Mulia Putra Mahkota..." jawab Qing Ti seraya menunduk hormat.
           Qing Ti pun memilih pasukan terbaik nya untuk berjaga di sekitar rumah Guru Besar Liu mulai hari ini juga, 20 orang dari pasukan terbaik nya Ia dapatkan, dan 20 orang ini langsung di utus ke rumah Guru Besar Liu saat itu juga.
           20 orang itu pasukan bayangan itu pula langsung berangkat menggunakan kecepatan tinggi menuju rumah Guru Besar Liu dan Nona Liu Yi Fei, sampai hari pernikahan nya dengan putra  mahkota nanti berlangsung 1 bulan lagi.
           Di halaman belakang rumah Guru Besar Liu, Liu Yi Fei, sedang berlatih ilmu beladiri nya di temani musik harpa yang di mainkan oleh Lu Han Wei, seorang kepala kepolisian Kekaisaran Qinxi dan juga merupakan kakak seperguruan nya yang belajar pada Ayah nya, kemahiran nya dalam beladiri tidak pernah diragukan sedikit pun dan intuisi nya yang kuat, makanya Han Wei bisa menjadi kepala kepolisian Kekaisaran Qinxi.
           Lu Han Wei menyadari ada 20 orang penjaga bayangan yang menjaga rumah Guru Besar Liu, karena Liu Yi Fei adalah seorang calon putri mahkota yang juga merupakan calon permaisuri nanti nya. Cinta nya pada Liu Yi Fei pun harus bertepuk sebelah tangan, karena Liu Yi Fei hanya menganggap nya sebagai seorang sahabat saja.
           Tapi meskipun Han Wei tahu cinta nya bertepuk sebelah tangan, Han Wei menyerahkan dirinya untuk menjaga Yi Fei, dan melihat Yi Fei bahagia, meskipun dirinya tidak bisa memiliki Yi Fei.
          
           Berselang 20 menit kemudian

         Yi Fei pun selesai berlatih ilmu beladiri nya, langsung menuju tempat duduk nya untuk beristirahat sambil minum teh yang telah di sediakan oleh kepala dayang kediaman Guru Besar Liu sebelumnya, Han Wei pun berhenti memainkan harpa nya dan duduk menemani Yi Fei minum teh.
           Beberapa saat kemudian, Han Wei pun pamit pulang karena hari telah senja.
" Yi Fei, kakak pamit pulang dulu ya, karena hari sudah senja dan kakak masih memiliki pekerjaan di rumah..." ucap Han Wei seraya pamit.
" Baiklah kak, hati-hati di jalan ya kak..." ucap Yi Fei.
           Han Wei pun langsung pulang menuju rumah yang masih di daerah desa Shunyuan.

See you next chapter😊😊

The Emperor and The Main EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang