TL 3

3 2 1
                                    

Happy Reading
Maaf kalo ada typo hihihi😁

°°°

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu, tetapi cewek berambut lurus panjang dengan ikat rambut di pergelangan tangannya itu masih saja berdiri di warung depan SMA MENTARI seraya menyedot minuman kemasan rasa coklat yang tadi ia beli.

"Ah anjirlah lama banget Mang Jaja, gue kan cape." umpatan yang terus saja terlontar dari bibir merahnya. Ponsel habis daya, badan lelah sehabis menguras tenaga di kelas tadi, mengejar Budi yang mengambil botol minumnya. Lengkap sudah penderitaan Jani.

"Nunggu siapa? Angkot gak bakal lewat, udah sore begini." tiba-tiba ada seorang cowok berperawakan tinggi, bermata elang, hidung mancung, memakai seragam yang dilapisi jaket denim berdiri di depannya. Familier sekali di mata Jani.

"Njir, kayaknya gue pernah nemuin lo deh." dengan tatapan mengingatnya, Jani maju mundur melihat wajah dan juga tampilan cowok di depannya sesekali menyedot minumannya, ia ingat sekali pernah bertemu dua kali. Yang satu di Minimarket kemarin, yang satu lagi-ah iya...

Flashback on

"Bunda ayo dong cepetan belanjanya, mau beli apalagi sih, Bun?" tanya Jani dengan minuman kemasan rasa coklat ditangan kanan dan barang belanjaan ditangan kirinya.

"Nanti dulu, Nak. Ini masih kurang cabainya, ayahmu suka pedas nanti kalo gak di sambelin minta di beliin sambel." dengan menengok ke belakang dimana sang anak yang sudah melengkungkan bibirnya ke bawah balik menatapnya.

"Tunggu sebentar lagi." lanjutnya.

Pasar yang sangat ramai, bau yang sangat khas bercampur menjadi satu, sampai dimana tiba-tiba ada seorang cowok datang dari arah berlawanan lalu menabrak Jani hingga terhuyung ke belakang. Jika tidak menjaga keseimbangannya, dipastikan Jani akan terjatuh.

"EH BEGO! LARI PAKE MATA!" umpatan keras untuk si pelaku tabrak lari yang hanya menengok sekilas lalu melesat berbelok di ujung lorong pasar.

"Hushh, Nak! Gak boleh begitu. Gak sengaja nabrak kamu dia itu."

"Ihh Bunda mah, aku kan kaget tiba-tiba nabrak gitu untung gak jungkal ke belakang aku, bisa malu nanti aku." kesal Jani lalu meratapi nasib minumannya yang sudah tergeletak naas di tanah yang becek.

"Yah jatoh kan." sedihnya.

Flashback off

"Gilak lo yak, kucing kali gue di temu!" dengus laki-laki itu yang langsung menyadarkan Jani dari lamunannya.

"Ohh tau gue nih, lo yang nabrak gue di pasar itu kan? Ngaku lo. Sampe nguntit gue di minimarket kemaren."

"Jaket lo ini nih, inget banget gue. Ngaku aja deh." lanjut Jani mengintimidasi dengan menyipitkan matanya.

"Anjirrr, terserah lo deh cape gue. Niatnya tadi mau nebengin lo karena disini rawan tawuran, tapi yaudah lah pulang aja gue kalo tau gini njir."

"Eh lo mau ninggalin gue, parahsi. Jangan nakutin dong, maaf-maaf ihhh lo mah baperan." Jani mencoba menahan tangan cowok itu.

"Maaf yaaa, please anterin gue balik. Kayaknya supir gue gak jadi jemput deh, batre gue lobet gak bisa ngojek." mohon Jani dengan tangan yang sudah menyatu di depan dada seraya memasang muka melas.

"Ok fine. Mumpung mood gue lagi baik, jadi gue anter lo. Tapiii jangan harap lo bisa pegang-pegang gue nanti. Lagi mode baik nih gue."

"Idih siapa juga yang mau megang-megang lo, lagian juga mana ada orang baik ngaku dirinya baik." gumam Jani sepelan mungkin.

"Eh lo! Ngomong apa hah?!"

"Siapa yang ngomong si! Yaudah ayo kenapa si, nanti keburu rame tawuran. Mau kena imbas lo!" Jani yang sudah merasa lelah dan takut karena situasi tempat mereka tidak aman, langsung menyeret tangan cowok yang belum di kenalnya itu ke motor sport hitam di samping warung.

Dengan ogah-ogahannya cowok itu menaiki motornya lalu di susul Jani. Melesat membelah jalanan ibu kota yang padat di sore hari.

Sepanjang jalan tidak ada yang bersuara, hanya terdengar sayup-sayup angin dan juga kendaraan lainnya. Jani memberitahu arah rumahnya saja setelah itu mereka saling ribut dengan pikirannya masing-masing.

'Ini manusia baik banget sama gue. Tapi kok gue jadi ngeri begini yak!' batin Jani tidak tenang.

'Nih cewek cantik kalo dari deket, tapi rese mulutnya, njay!' batin cowok itu mengumpat.

Setibanya di depan rumah bercat putih dominan hitam dengan halaman yang lumayan luas.

"Sebenernya lo itu baik cuma agak nyebelin!" ujar Jani setelah turun dari motor sport hitam itu.

"Anjay ya lo, bukannya makasih udah gue anterin sampe depan rumah. Malah begitu lo! Tau gitu gue tinggal aja lo." sesal cowo itu.

"Ih lo mah baperan mulu, ya udah makasih ya!"

"Eh iya nama lo siapa?!" teringat sedari tadi ia dan cowok itu belum saling mengenal hanya diam-diam saja di atas motor.

°°°

Jangan lupa tinggalkan jejak ya gaesss, biar aku semungut avv

Salam hangat dari aku kekasih gelapnya Park Chanyeol 😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE LONERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang