Tak lama kemudian, langkah kaki yang terdengar buru-buru datang dari arah kanan. Kelimanya sontak menoleh dan menemukan Carl, Jane, Galaxy dan Mike tengah berlari menghampiri.
"Apa.. yang.. terjadi?" Carl langsung bertanya tanpa mempedulikan napasnya yang sisa sedikit.
Axel tetap diam, ia tak bisa berbicara karena kabar Emma yang meninggalkannya begitu membuatnya terpuruk.
Devlin menatap ketiga pria itu lalu menghela napas. Ia menoleh kearah Carl, sempat melirik ekspresi datar Jane. "Emma.. dibunuh."
"Apa?" Carl menatapnya tak percaya. Bibirnya menjadi gemetar dan pucat. "Ba-Bagaimana bisa? Apakah Emma.."
Melihat Devlin menggelengkan kepalanya perlahan, Carl langsung menutup mulutnya dan air mata tak bisa dicegah untuk terjatuh. Shock dengan kabar tersebut.
"Kami memanggil tim forensik untuk memperjelas informasi kematiannya." Johnson angkat bicara. Pria itu menatap Axel yang berdiri termenung di rangkulan Devlin.
"Bukankah Emma menjalankan misi bersama Selena?" tanya Galaxy heran sebab tak menemukan keberadaan wanita satu itu.
Mike dan Jane saling tatap kemudian melangkah maju perlahan.
"Uhm.." Jane bingung harus memulai dari mana. Ia ditatap oleh banyak pasang mata diantaranya. "Aku rasa.. ini ada kaitannya dengan Cosino.."
Mendengar 'Cosino' Devlin langsung menoleh. Perlahan ia melepaskan rangkulannya dan melangkah mendekati pintu hijau. Jasad Emma masih ada di ruangan tersebut.
Sekali lagi Mike dan Jane bertatapan lalu Jane mulai mengangkat bicara. "Begini, ketika aku dan Mike menjalani misi di Oregon, sekelompok orang menyerang kami dan mereka membawa-bawa nama Cosino."
Mike melihat kearah Devlin yang tak menolehkan kepalanya sama sekali. "Entah apa yang mereka cari dari anggota Mr. X."
Johnson mengusap dagunya sesekali melirik Devlin. "Memang.. para Cosino itu mencari sesuatu di kelompok kecil kita."
Zien dan Sean diam. Mereka sebenarnya juga mengalami insiden serupa bersama Axel pula. Ketiganya hampir tewas dalam penembakan kalau saja tidak ada tim Bravo yang muncul secara tiba-tiba.
"Mereka mengincarku."
Suara Devlin mengalihkan perhatian kedelapan orang tersebut. Johnson hendak membuka mulut namun ponselnya berdering. Ia pamit sebentar untuk mengangkat telepon.
Dirasa sudah sedikit jauh, Johnson menekan ikon hijau dan menempelkan layar ponselnya ke telinga.
"Sepertinya mereka sudah mulai bergerak, John." suara bariton diseberang sana terdengar serius.
"Ya, Tuan.." Johnson meluruskan pandangannya. "Dari awal mereka memang mengincar Devlin tetapi apa maksud mereka dengan memburu Mr. X?"
"Karena mereka ingin menghancurkan orang-orang yang melindungi Devlin. Dengan begitu, ketika mereka sudah menghabisi semua pelindungnya, mereka akan melakukan gerakan terakhir yaitu membunuh Devlin."
"Itu sebabnya kau menaruh harapanmu di antara Mr. X agar dia terlindungi, Tuan?" tanya Johnson pelan.
"Ya. Tolong lindungi putriku, John. Dia sangat berharga bagi hidupku."
Mendengar permohonan atasannya itu membuat Johnson membuang napas panjang. Ia memperhatikan mimik wajah Devlin ketika berbicara dengan yang lainnya.
"Baiklah, Tuan Mark. Karena kau yang meminta ini, aku, ah tidak, tapi kami akan berusaha melindungi putrimu. Tapi jika kami tidak bisa menepati untuk melindunginya, maka tolong maafkan kami." papar Johnson serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby Boss With Hot Bodyguard #BOOK1
RomanceYOUNG-ADULT 17+ *BOOK1 ON MILLANEZ SERIES* Rank #73 dalam Percintaan (31/07/2019) Rank #68 dalam Percintaan (03/08/2019) Rank #62 dalam Percintaan (05/08/2019) Rank #3 dalam Aksi (20/06/2021) Ini hanya mengisahkan tentang seorang gadis cantik, jeniu...