𝐈 𝐍 𝐓 𝐑 𝐎

1.1K 104 190
                                    

Pria itu berlutut kaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu berlutut kaku. Kedua tangannya terikat kuat kebelakang dengan berbagai luka yang memenuhi seluruh tubuhnya. Saat pria lain masuk dengan dua orang bodyguard, tubuhnya mendadak mendapat serangan tremor dengan jantung yang bertalu hebat; merasa terintimidasi dengan sosok yang baru saja memasuki ruangan kendati hanya dengan tatapan mata. Tubuhnya sudah sedingin es, namun keringat tetap membanjiri tubuhnya.

Bagaimanapun pria itu berpikir kalau dia tidak boleh mati disini. Tidak, apalagi di tangan sosok iblis yang kini duduk dengan angkuh di satu satunya kursi yang ada di ruangan tersebut. Tidak dengan Muzzle Velocity yang akan mengoyak seluruh isi kepalanya hingga habis yang kini bersarang dalam sebuah baretta 92 italy emas asli yang tengah teracung tepat diatas pelipisnya.

"Katakan, siapa yang menyuruh mu?"

Suara berat dan dalam, terdengar begitu mengintimidasi diiringi dengan denting jarum jam yang memacu adrenalin nya. Bahkan cahaya ruang yang remang remang sama sekali tidak membantu pria itu meluruhkan rasa takutnya barang secuilpun. Nyatanya tatapan iblis di didepannya benar benar menusuk hingga tubuhnya benar benar tak berdaya.

"Kutanya, siapa yang mengirim mu brengsek?!"

Tubuhnya tersungkur saat pria itu dengan tak berperikemanusiaan menendang tubuh nya yang sudah selemas jelly. Rasa takut dan sakit di seluruh tubuhnya membuat pria itu luar biasa lemas dan tak memiliki tenaga bahkan untuk menggerakkan bibir.

Pria itu tahu, sejak dirinya di klaim menjadi milik seorang Valdez, tidak seharusnya dia tergiur dengan sesuatu yang bahkan tidak bisa menjamin keselamatannya. Sejak dirinya menjadi bagian dari sebuah kelompok yang lebih mirip dengan lingkar setan bernama Cosa Nostra dia sudah sepenuhnya menyerahkan diri termasuk nyawanya di tangan Valdez.

Namun karena sifat dasar manusia adalah tamak, pria itu juga demikian. Hanya di iming iming dengan kebebasan yang sudah jelas mustahil, pria itu dengan berani mencelakai seseorang yang sangat berarti dalam hidup Tuan nya.

Maka dia menuai apa yang dia tanam. Tuan nya jelas tidak suka di khianati, apalagi dengan tidak tahu diri mencelakai milik nya. Ralat, bahkan Valdez tidak akan segan segan melenyapkan siapapun yang berani menyentuh miliknya bahkan seujung kuku. Sementara dia melakukan yang lebih dari itu.

Bisa bayangkan apa yang akan terjadi?

"A-Ampuni aku, Tuan. Aku hanya menjalankan perintah. Ku mohon jangan bunuh aku."

Valdez menggeram yang mana membuat bulu kuduk seluruh manusia yang ada di dalam ruangan seluas enam meter persegi itu meremang.

"Siapa?"

Pria itu tersentak. Tidak ada emosi dalam nada bicara Valdez, namun dia juga jelas tahu kalau Tuan nya tengah luar biasa murka.

"K-Kelompok bernama, D-Dark Roses, T-Tuan."

ÑyctophiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang