K.T.H

517 74 94
                                    

𝚛𝚎𝚌𝚘𝚖𝚖𝚎𝚗𝚍𝚎𝚍 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 𝚠𝚒𝚝𝚑 𝚊 𝚋𝚕𝚊𝚌𝚔 𝚋𝚊𝚌𝚔𝚐𝚛𝚘𝚞𝚗𝚍_




























Seoul, Korea Selatan____
05.30___


Terkutuklah Kim Namjoon sialan.

Adalah satu kalimat yang otomatis keluar dari bibir Kim Taehyung saat Kim Namjoon tiba tiba memutuskan panggilannya sepihak. Lelaki bermata elang itu kesal setengah mati. Ia lantas melempar ponselnya asal ke atas ranjang dan menoleh ke arah jam dinding yang mentunjukan pukul 5.30 pagi.

Oh ayolah, apa yang sebenarnya ada di dalam isi kepala Kim Namjoon dan seseorang yang ia sebut Ayah itu. Taehyung baru saja akan terlelap setelah meninjau laporan perusahaan dan membereskan beberapa masalah lain.

Masih ada waktu dua jam yang bisa ia manfaatkan untuk mengistirahatkan badan sejenak sebelum pergi ke kantor hari ini. Tapi sang Ayah dengan seenaknya menyuruhnya untuk segera datang ke mansion utama. Dan Kim Namjoon -sepupunya- mengancam bahwa dia akan menyeret Taehyung jika tidak datang dalam 30 menit.

Dasar keparat.

Maka setelah kembali menelan segala makian dan sumpah serapah yang sudah berada di ujung lidah, Kim Taehyung memilih bangkit untuk segera mengguyur dirinya dengan air dingin. Berusaha terlihat segar kendati matanya benar benar terasa berat.

Man, hidup sebagai CEO Perusahaan raksasa itu tidak mudah. Meskipun memiliki banyak bawahan, Taehyung tidak bisa asal memberi perintah.

Lelaki itu tidak mau menjadi CEO yang hanya mengandalkan orang kepercayaan untuk masalah perusahaan. Bagaimanapun Royal Group adalah perusahaan turun temurun, dan Taehyung harus menjaga dan mengurusnya dengan baik.

"Selamat pagi, Tuan Muda."

Taehyung mengangguk untuk menanggapi sapaan supir pribadinya, Abelard. Lelaki berusia 45 tahun yang memiliki darah Amerika. Sudah mengabdi pada keluarga Kim sejak 25 tahun lalu -tepat sejak Taehyung di lahirkan.

Mendapat perlakuan seperti itu dari atasannya, Abelard hanya tersenyum simpul. Sudah biasa pada sikap Tuan nya yang memang sering bersikap dingin dan ketus. Bahkan untuk berbicara saja Tuan nya terkesan enggan, apalagi tersenyum. Mendapat respon saja sudah untung.

20 menit perjalanan dari Apartment Taehyung menuju mansion utama di lalui dalam keheningan. Abelard yang fokus menyetir dan Taehyung yang sibuk mengecek laporan perusahaan dalam notebook kesayangannya.

Yea, Kim Muda satu itu memang cukup gila kerja. Sebanding dengan prestasinya selama lima tahun memimpin perusahaan. Royal Group yang awalnya hanya menaungi bidang fashion dan kuliner, kini sudah mencakup bidang real estate bahkan persenjataan militer.

"Kemari dan duduk lah. Ada hal penting yang harus Ayah bicarakan."

Itu adalah rentetan kalimat yang Taehyung dengar saat ia hendak memasuki ruang kerja sang Ayah, bahkan saat Taehyung baru saja membuka pintu ruangan beliau.

To the point dan tidak pandai berbasa basi, salah satu sifat yang di turunkan Kim Anthony pada sang putra. Maka jangan heran jika Taehyung bahkan lebih to the point dari sang ayah karena Taehyung terlahir dan terbiasa dengan hal semacam itu.

"Tentu saja itu harus sesuatu yang penting agar aku tidak menyesal telah melewatkan jam tidurku."

Kim yang lebih tua tersenyum simpul. Tungkainya melangkah mendekat ke arah sang putra yang kini tengah duduk sofa ruangannya. Sama sekali tidak mengalihkan pandangannya barang sedetikpun dari notebook yang ia pegang.

ÑyctophiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang