Twilight Mist [2]

578 81 24
                                    

"Kenapa ... kaki kananmu yang pincang?" tanya Yerin.

Taehyung terdiam, lalu menghembuskan napas kasar.

"Apa maksudmu? Aku buru-buru. Sampai jumpa!"

Taehyung pergi dengan kaki kirinya yang pincang. Namun, Yerin yakin ia tak salah lihat. Apakah kali ini halusinasinya lagi?

Yerin memandang kepergian mobil Ayahnya yang juga ditumpangi Taehyung untuk berangkat kuliah. Kemudian, Yerin berlari ke arah Ibunya yang sedang mengelap piring setelah dicuci.

"Ibu!" rengek Yerin sambil memeluk tubuh ibunya.

"Ada apa, sayang?" tanya sang Ibu lembut.

"Aku merasa ada yang aneh dengan Taehyung. Bahkan, semalam aku melihat dia keluar rumah dan menemui orang-orang di dalam gang. Taehyung berjalan dengan kaki yang normal." Kalimat yang Yerin ucapkan berhasil membuat Ibunya menoleh terkejut.

"Taehyung? Apakah dia benar-benar seperti itu?"

"Iya, tetapi aku sudah berada di tempat tidur paginya. Lalu, Taehyung bilang bahwa itu semua hanya halusinasiku. Aku tidak tahu harus percaya Taehyung atau tidak."

Yerin menghela napas dan menyandarkan kepala di bahu wanita itu.

💉💉💉

Yerin berjalan menuju meja untuk melakukan kegiatan belajarnya seperti biasa. Malam ini terasa sepi dan mencekam dengan langit mendung yang menurunkan hujan deras. Kilatan petir dan gemuruh guntur juga terdengar menggelegar ditambah suasana yang dingin. Taehyung sudah mengabari sejak pagi bahwa ia pulang larut, begitu pula dengan Ayahnya yang harus lembur. Jadi, ia hanya ditemani sang Ibu di rumah.

Selama jemari lentiknya membolak-balik halaman buku, otaknya terus memutar memori yang ia lewati perihal malam itu. Tangan Yerin berhenti bersamaan dengan matanya yang melebar mengingat satu hal.

"Taehyung ... Dari mana dia tahu jika aku naik taksi? Aku bahkan tidak memberitahunya," lirih Yerin dengan tubuh yang mulai merinding.

Kaki polos Yerin menyentuh benda yang ada di bawah. Yerin menoleh menatap benda itu, tetapi pencahayaan yang kurang membuatnya tidak bisa melihat jelas. Benda itu juga terletak di kolong meja. Yerin membungkuk dan meraba lantai dengan tangannya. Seketika tubuhnya menegang saat berhasil meraih benda itu. Benda kecil yang berhasil membuat jantungnya berdebar tak karuan, isi trackpennya.

Jadi, semuanya nyata?

💉💉💉

Yerin berjalan cepat ke arah kamar sang Ibu dengan perasaan gelisah. Ibunya harus tahu bahwa Taehyung berbohong padanya dan apa yang Yerin ucapkan adalah benar.

"Aku rasa dia sudah tahu semuanya."

Yerin berhenti di depan pintu kamar Ibunya yang sedikit terbuka. Keningnya berkerut saat mendengar percakapan wanita di kamar itu lewat telepon.

"Iya, dia bercerita padaku bahwa dia melihat kekasihnya yang tidak pincang dan keluar malam hari. Aku yakin dia mengetahuinya."

Deg

Yerin mengerjapkan matanya dan mencoba menajamkan pendengarannya. Yang ia tahu, Ibunya itu seperti sedang membicarakannya, membicarakan apa yang Yerin ucapkan padanya tadi pagi.

"Kita harus mengawasinya. Jangan sampai semua ini terbongkar."

Yerin mundur perlahan, tetapi naas tangannya menyenggol sebuah benda di meja dekat kamar sang Ibu sampai bergeser menimbulkan bunyi decitan. Yerin menganga dan sesekali menatap kamar Ibunya ketakutan.

BLOOD SWEAT & TEARS » ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang