Chapter I

30 3 3
                                    

Soora berjalan melewati gerbang sekolah dengan tenang. Melangkah dengan begitu anggun dengan tongkat yang selalu ia bawa kemana - mana. Walau dengan kondisinya yang seperti itu, ia sama sekali tak terlihat lemah. Sepanjang perjalanan menuju ke kelasnya, Soora sering kali ditawari bantuan. Entah itu dari teman sebayanya atau dari adik kelasnya. Tapi ia menolaknya dengan halus sembari tersenyum.

"Hei! Lee Soora!" Ah, suara melengking dan nyaring itu. Sudah pasti itu Song Hyeri sahabatnya. "Kenapa tidak menungguku sih?" Tanya Hyeri dengan nafas tersengal - sengal. Ia berlari agar bisa sejajar dengan Soora.

"Sudah kubilang, aku bisa berjalan sendiri tanpa dibantu. 3 tahun bersekolah disini aku sudah hafal semuanya" Jawab Soora. Sementara Hyeri menghela nafas pasrah. Itulah Lee Soora. Dia tidak mau dianggap lemah. Dia tidak mau dibantu kalau tidak benar - benar dalam keadaan gawat darurat. Intinya dia itu mandiri dan keras kepala.

Hyeri melihat sosok Jungkook berjalan mendekati mereka berdua. Tapi Hyeri hanya diam, kalau dia memberi tahu Soora pasti dia sudah kabur. Mengingat betapa ia sangat tidak menyukai Jungkook. "Selamat pagi Soora, Hyeri" Sapa Jungkook ramah saat ia telah berada di hadapan dua gadis itu. Hyeri tersenyum sementara Soora seperti biasa memasang wajah sedatar tembok.

"Aduh, sepertinya aku harus ke kamar mandi. Aku terlalu banyak minum susu sampai perutku mulas" Ucap Hyeri tiba - tiba. Soora mendecak. Tentu saja ia tahu Hyeri sedang berpura - pura. "Soora, kau ke kelas dengan Jungkook saja ya" Ucap Hyeri sembari menepuk pundak sang sahabat pelan. "Jungkook, aku titip Soora ya" Lanjut Hyeri lalu pergi meninggalkan Jungkook dan Soora.

Soora berjalan melewati Jungkook. Jungkook berjalan mensejajarkan langkahnya dengan Soora. Sadar bahwa Jungkook berada disampingnya, Soora terus diam dan berjalan tanpa memperdulikan manusia disampingnya itu.

"Ehm, Soora-"
"Sudah kau duluan saja. Aku bukan anak kecil yang harus dituntun untuk ke kelas." Belum sempat Jungkook menyelesaikan kalimatnya, Soora sudah memotong ucapannya dan berjalan menjauh. Jungkook melongo, tetapi setelahnya ia tetap menyusul Soora. Berjalan sejajar lagi dengannya.

"Kau ini. Bisakah menjauh dariku sehari saja? Aku alergi padamu" Ucap Soora ketus. "Aku hanya ingin memastikan kau baik - baik saja" Ucap Jungkook lembut. Soora bergidik. Ia merinding mendengar ucapan Jungkook. Soora mempercepat langkahnya, menaiki tangga seolah itu bukan masalah besar. Dan sampailah ia di kelasnya.

Ia berjalan ke bangku dimana ia duduk. Meletakkan tasnya di samping meja, lalu duduk dengan anggun. Kakinya yang panjang ia silangkan. Sementara tangannya berada diatas meja. Saling mengaitkan jarinya satu sama lain. Lalu ia letakkan didepan mulutnya.

Sementara Jungkook, hanya bisa mengawasinya di bangku depan. Tidak berniat untuk mengusiknya lagi. Tentu saja, ia tak ingin memperkeruh suasana hati sang wanita pujaannya.

Tak lama kemudian Hyeri masuk ke kelas. Sebenarnya ia tidak benar - benar ke kamar mandi. Ia hanya berjalan memutar agak jauh. Dia ingin hubungan Jungkook dan Hyeri ada kemajuan.

"Kalau sampai kau berbohong lagi, aku tidak akan bicara padamu selamanya" Ucap Soora tajam saat Hyeri telah duduk tepat di sampingnya. "Kau ini selalu saja. Aku hanya membantumu" Jawab Hyeri cuek. Soora hanya mendengus jengkel tanpa menyahuti sang sahabat.

**

"Soora, kau pulang dengan siapa?" Lagi - lagi suara itu. Soora sudah muak mendengar suaranya. Tapi ia tak henti - hentinya mencoba mengajaknya bicara. Siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook?

"Sejak kapan aku pulang dengan siapa menjadi urusanmu?" Tanya Soora balik sembari berjalan melaluinya. Jungkook menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal. "Siapa tahu rumah kita searah?" Ucap Jungkook lagi. Seperti biasa, pria itu tak pernah menyerah.

Soora tetap tak memperdulikannya. Ia hanya berjalan menapaki jalan menuju gerbang. Ia tahu Jungkook terus mengikutinya, walaupun merasa risih ia terus melangkah. "Baiklah mungkin kita bisa pulang bersama lain waktu" Ucap Jungkook pasrah lalu berjalan kembali masuk ke area sekolah.

Ia mendengar langkah Jungkook menjauh. Mengetahui Jungkook telah menjauh, ia menghembuskan nafas lega. "Anak itu, sudah tahu ditolak masih saja" Ucapnya entah pada siapa. Soora melangkah menjauhi area sekolah. Tempat tinggalnya memang tak jauh dari sekolah, hanya beberapa blok.

Makanya ia memilih untuk berjalan kaki. Lumayan untuk hemat ongkos mengingat ia tinggal sendirian. Setelah lulus SMP, Soora memang memilih untuk tinggal sendirian. Untuk kehidupan sehari - hari, ia tidak terlalu memusingkannya.

Om dan tantenya yang berada di luar negeri, bersedia dengan senang hati menanggung biaya hidup Soora. Tapi, bukan berarti ia berfoya - foya dengan pundi - pundi uang yang selalu diberikan om dan tantenya tiap bulan itu. Ia menabungnya, barangkali suatu hari nanti ada kebutuhan mendadak.

Sementara orangtua Soora sudah tak ia ketahui bagaimana kabarnya. Bukan tanpa alasan tentu saja. Semenjak kejadian yang menimpanya saat duduk di bangku sekolah menengah pertama, orangtua nya mulai tidak perduli lagi padanya.

Makanya ia memutuskan untuk pergi meninggalkan rumahnya dan hidup sendirian setelah lulus SMP. Beruntunglah Soora, om dan tantenya mendengar kabar itu dan dengan senang hati membiayai hidupnya.

Sekitar 10 menit berjalan, Soora melangkah untuk berbelok ke arah gang yang lebih kecil. Lalu ia berjalan beberapa langkah lagi dan membelokkan kakinya ke kanan lalu berhenti. Ia meraba benda yang ada didepannya yang tak lain merupakan sebuah pintu.

Lalu ia mengeluarkan cardlock dari saku seragamnya dan menempelkannya pada pintu itu. Pintu pun terbuka, ia masuk ke dalam. Menutup kembali pintu itu dan melepas sepatu serta kaos kakinya. Ia berjalan menuju ke kamarnya. Setelah sampai di kamar, ia duduk di tepian ranjang.

Ia melepas tas yang ia kenakan, lalu merogoh bagian terdalam dari tas itu. Saat ia telah mendapatkan apa yang dicarinya, Soora menarik keluar barang itu. Sebungkus rokok dan pemantik.

Soora membuka bungkus itu, mengambilnya sebatang. Menyalakan pemantik lalu mendekatkan pemantik itu ke ujung rokok yang telah diapit oleh bibirnya. Saat rokoknya telah menyala, ia mematikan pemantiknya dan meletakkannya di nakas yang ada di sebelah ranjangnya.

Ia menghisap rokok itu, lalu menghembuskan asapnya ke udara. Memang itulah kebiasaan buruk Soora yang belum bisa hilang. Yaitu merokok. Tidak banyak yang tahu tentang kebiasaannya ini kecuali sang sahabat Song Hyeri juga si pria sialan Jeon Jungkook.

Soora pernah sekali waktu kedapatan tengah merokok di belakang sekolah oleh Jungkook. Entah apa yang dilakukan Jungkook waktu itu, tapi Soora cukup bersyukur bahwa Jungkook yang memergokinya.

Setidaknya, Jungkook tak akan melaporkan itu pada siapa - siapa karena Soora tahu Jungkook begitu mengejar - ngejarnya. Walau sempat dilanda kecemasan jika sewaktu - waktu Jungkook melaporkannya, buktinya sampai sekarang ia aman - aman saja.

Lagipula kejadian Jungkook memergokinya merokok juga terjadi saat dia kelas dua waktu itu. Mungkin Jungkook sudah melupakan kejadian itu.

"Dasar Jeon Jungkook pria sinting" Ucapnya sembari menghembuskan asap sembarangan.

-

Apakah menurut kalian ff ini tidak jelas? Pls comment ya, biar gue tau gimana pendapat kalian semua :((

AEOLIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang