Selalu jelek di mata mereka. Itu aku.Selalu salah di mata mereka. Itu aku.
Selalu merasa kekurangan jika berada di dekat mereka. Haha... itu aku juga.
Manusia memiliki sepasang mata, kanan dan kiri, tapi mengapa malah memandang sesamanya dengan sebelah mata saja? Mau diapakan sebelahnya lagi?
Nyatanya, bukan aku saja korban dari pandangan sebelah mata itu. Ratusan, bahkan jutaan di luar sana. Dan ironisnya lagi, orang-orang yang terkena imbasnya memilih bunuh diri. Mengapa tidak mereka saja yang dibunuh? Mereka yang menganggap dirinya paling sempurna, padahal tingkah laku seperti binatang.
...
"Eh, liat tuh si Ann, sok alim banget hari ini."
...
"Cih, rasanya pengen muntah pas dia presentasi di depan kelas tadi. Sok pintar."
...
"Pakaiannya udah kayak gembel, kegedean."
...
"Bodi jelek kayak gitu dipamerin, pake pakaian ketat lagi. Ih, jijik gue."
...
Pada akhirnya, aku lagi yang disalahkan. Mama selalu menasihatiku agar tidak terpengaruh akan ucapan mereka. Tapi, tetap saja, aku merasa sangat hina jika diperlakukan seperti itu. Manusia seperti apa aku ini? Hingga dikatakan tidak pantas bersanding dengan mereka. Bukankah manusia memiliki banyak kekurangan? Namun mereka memilih menghapus ingatan tentang hal itu.
Aku ... benci manusia.
Cindy:
Hai An, lagi apa?Cindy:
An, aku mau curhat dong..Cindy:
An, kapan on?Aku menyeka air mataku yang berjatuhan. Ah, aku baru ingat seminggu lalu, salah satu pemilik akun Wattpad mengirimkan pesan lewat chat pribadi. Karena sedang sibuk, aku mengiriminya nomor WhatsApp. Cukup lama aku menunggu pesan darinya. Kukira... dia tidak ingin berteman denganku.
Me:
Curhat aja, boleh kok..Cindy:
Kamu lagi sedih ya?
Aku liat di statusmu.Me:
Biasalah Ndy, lagi diamin anjing yang terus menggonggong:)Cindy:
Curhat aja kalau mau curhat..
Aku belakangan😊Me:
Aku benci manusia. Manusia yang nyata wujud dan perilakunya. Yang baik itu hanya segelintir. Sisanya tinggal para penjilat dan pembenci. Munafik aja titelnya.
Ngomentarin hidup orang aja kerjanya.
Orang kurang kerjan mah beda.Cindy:
Sama..Aku dan Cindy terus saja berbalas pesan, mengirim stiker dan emot, walau tak terasa malam telah mencapai puncaknya. Aku tersenyum. Ketika Cindy tidak mendapati aku online, dia akan menerrorku di semua media sosial.
Bukan terror setan seperti yang dilakukan para haters.
Tapi terror yang membuat air mataku menitih dan membatin: mengapa tidak ada teman yang menanyakan kabarku? Mungkin hanya Cindy temanku. Teman sejatiku yang jika tidak mendapat kabar apa-apa tentang keadaanku, dia akan terus bertanya walau paketnya habis tanpa sisa.
Cindy, aku berharap bisa berada di sisimu saat ini.
.
.
.
Real story about me and my life.
Ini aku persembahkan untuk teman online aku, Cindy.. Btw, cerita ini berupa diary, ya.. bagiannya tidak saling menyambung. Terpisah-pisah-so sad:(Nrj_anna❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Online Friends
Short StoryAku bersyukur memiliki teman online, walaupun dia membenciku, aku tidak akan melihat dirinya menjelek-jelekanku. Tidak seperti mereka yang nyata di depan mata, tertawa bahkan ketika tahu aku sedang menangis.