My Horror Stories....
Ps: Psikologi mengatakan bahwa, ketika seseorang berbohong, ia akan menyentuh atau menggaruk hidungnya ketika sedang berbicara dengan kita.
.
.
.
Untuk kali pertamanya aku bertemu dengan Cindy, teman online pertamaku yang ku cerita kan di bagian pertama kemarin. Yah, sesuai ekspetasi, ia cantik. Aku tidak terlalu ingin menggambarkannya secara detail, yang pasti, jelek atau pun tidak, Cidny tetaplah temanku.
Kami bertemu di taman dekat bandara karena satu jam lagi Cindy akan kembali ke kotanya. Aku harus menggunakan waktu sebaik mungkin.
"Apakah minuman ini enak?" tanyaku setelah Cindy mulai menyeruput minuman cokelat yang kupesan tadi. Sekali lagi, aku memesan minuman itu, bukan kemaunan Cindy sendiri.
"Ya, enak sekali." Dia memijik hidungnya, memalingkan wajah dariku.
Sejak sepuluh menit yang lalu, Cindy selalu menyentuh hidungnya ketika berbicara dengaku. Memijitnya sambil tengok kanan dan kiri, ada apa?
"Kau baik-baik saja?" Aku terlampau khawatir hingga bertanya demikian.
"Aku baik, lebih baik lagi ketika bertemu denganmu," katanya dengan senyuman manis. Dan seperti yang kuduga, ia kembali menggaruk hidungnya.
Dia berbohong.
Rasanya sakit, tapi aku mencoba kuat. Mungkin saja Cindy tidak nyaman bertemu denganku secara langsung? Atau dia hari ini pilek? Secara, udara di kotaku sangat dingin jika di pagi hari.
Aku menarik napas dalam guna menguatkan diriku. "Bagaimana pendapatmu tentangku?"
"Kau baik, manis, dan cantik."
Lagi, Cindy menggaruk hidungnya. Aku tak kuasa menahan tetesan air mataku yang mulai terjatuh. Seperti yang sudah-sudah, aku tidak akan bisa punya teman. Sekalipun teman online seperti Cindy.
"Cindy..., jika kau tidak suka padaku, maaf."
"Tidak, aku suka sekali padamu." Dan dia masih menggaruk hidungnya.
Bukannya aku ingin menghakimi. Tapi Cindy, saat ini sedang berbohong. Aku sangat suka dengan hal-hal berbau psikologi, mungkin karena aku ingin mengetahui kenapa orang-orang tidak suka denganku? Dan salah satu penelitian mengatakan, jika seseorang yang tengah berbicara sesuatu pada kita sambil menyentuh area hidungnya, seratus persen dia sedang berbohong.
Dan Cindy telah berbohong padaku.
Ah, dari pada berpikir yang tidak-tidak, mengapa aku tidak bertanya saja kepada Cindy?
"Ada apa dengan hidungmu? Apakah gatal? Atau kau sedang pilek?"
Cindy menatapku kosong, ia lalu terkekeh kecil kemudian mendekatkan mulutnya ke telingaku. "Kapas-kapas itu masuk ke dalam hidungku."
"Kapas?"
"Hmh, ya, kapas, bola kapas."
Aku mengerutkan kening. Entahlah..., apakah kalian tahu?
....
Ada yang belum mengerti? Oke, sip, aku jelasin. Jadi, si Cindy ini ceritanya mayat. Kan biasanya kalau orang meninggal hidungnya ditutup pakai dua bola kapas kecil? Nah, bisa dipastikan si 'aku' ini lagi bicara sama hantu nya Cindy....
Sekarang bagaimana? Masih bingung juga ya? Hmh, sepertinya otak Anda perlu disleding dulu:)
Luv yu😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Online Friends
Historia CortaAku bersyukur memiliki teman online, walaupun dia membenciku, aku tidak akan melihat dirinya menjelek-jelekanku. Tidak seperti mereka yang nyata di depan mata, tertawa bahkan ketika tahu aku sedang menangis.