How I become a murderer

42 7 7
                                    




How I become a murderer


[Continuation of "How I Become Pansexual"]



Story by
VairusValen26




Action

Hai,nama ku Ruby,jika kalian membaca cerita ini di part "How I Become Pansexual" kalian pasti akan tau kalau aku sudah berpacaran dengan seseorang bernama Erin,ya dia Pansexual dan aku termasuk Biseksual.

Erin menjadi Pansexual di karenakan patah hati,sedangkan aku menjadi Biseksual di karenakan ayah ku,sosok seorang ayah sangat berpengaruh akan kehidupan anaknya,tapi karena aku tidak memiliki sosok seorang Ayah dari aku kecil sehingga aku hanya tinggal dengan saudara kembar ku Valen,dan Valen termasuk gay.

Setelah aku berpacaran dengan Erin,entah kenapa banyak sekali cowok yang mendekati Erin,dan saat itu pernah saat aku sedang berduaan dengan Erin ada seorang adik kelas datang dan menyatakan cinta kepada Erin,dan entah energi darimana rasanya kedua tangan ku ingin sekali membunuhnya,membunuh semua orang yang pernah menyakiti hati Erin,dan membunuh semua laki-laki yang berani mendekatinya kecuali Erik dan Valen.

Flash Back

Ruby POV

Saat ini aku sedang berdua dengan pacarku Erin di halaman belakang sekolah, halaman belakang sekolah memang sangat indah dengan di hiasi olah bunga-bunga,seperti Mawar,Lavender,dan Tulip

"Nee,Erin halaman belakang sangat indah ya,rasanya aku tak mau waktu ini berakhir ketika bersama mu" kata ku sambil tersenyum tipis

"Eh?Kau tersenyum?" Tanya Erin

Aku bisa di bilang tidak punya emosi,ya... Muka ku selalu menunjukkan ekspresi datar,aku hanya tersenyum di waktu-waktu tertentu dan orang-orang tertentu

Setalah Erin berkata demikian,aku pun segera mengganti ekspresi ku menjadi datar lagi

"Tidak" jawab ku singkat

"Owie,ayolah tersenyum Ruby,jangan menunjukan ekspresi datar seperti itu terus!" Katanya kepada ku

"Tidak" jawab ku singkat (lagi)

"Tch" decih Erin

Sehabis Erin mendecih dia langsung menunjukkan ekspresi jahilnya

"Tersenyum lah atau kau ke kelitiki" Kata nya pada ku

"Tidak" jawab ku singkat ketiga kalinya

Sehabis aku berkata "Tidak" Erin pun langsung menggelitik ku,sehingga aku yang belum siap terjatuh ke tanah dengan Erin di atas ku

Setalah aku menyadari posisi ku dan dia saat ini,muka ku langsung memerah seperti tomat siap petik

"E...E...Erin,bisa kau me...me...menyingkir dari atas ku? posisi ini sedikit...hmm.... Ambigu" kata ku sedikit terputus-putus dengan suara kecil di kalimat terakhir

Setelah aku berkata demikian dia pun juga menyadari posisi nya

"Eh...Eh...eh...ma....ma....maaf Ruru" kata Erin dengan muka yang memerah

Random StoryWhere stories live. Discover now