STORY BY:
Author_Pemalaz
•
•
•
Assisted by
VairusValen26
•
•
•
•
(Lanjutan dari cerita "How I Become Murderer?" Baca dulu itu cerita biar nanti gk bingung )Mari kita lanjut ke ceritanya~
Flashback dikit dulu~
Erin P.O.V
3 hari setelah pembunuhan yg di lakukan oleh Ruby,berita itu menyebar kemana mana namun tak ada yg tau kalau Ruby lah yg membunuh Dida. Hingga orang tua ku tau tentang kasus itu...
Flashback End.
Erin P.O.V
"Nak! Apa benar di sekolahmu ada yg meninggal?!" Mamaku bertanya khawatir."Em... Iya mak,si Dida bunuh diri di halaman belakang sekolah" jawabku.
"Dida anaknya pak Udin?! Dia kan anak yang ceria,mama gk nyangka dia bakal bunuh diri..." Kata mama ku,mamaku dan ayahnya Dida berteman saat masih sekolah.
"Oh iya nak,ayah akan di pindah tugaskan ke kota Glory,jadi nanti kita semua pindah ke kota Glory,sekolah kamu juga" kata mamaku secara tiba-tiba.
"Hah?! Kita mau pindah mah?! Kapan pindahnya mah?! Di sananya lama gk mah?!" Kataku seakan tak mau pindah.
"Masih lama,sekitar 2 bulan lagi. Di sananya mama gk tau bakal berapa lama" jawab mamaku.
"Ah mama,aku gk ikut boleh kan? Kan aku mau di sini,aku gak mau pindah,kalau aku pindah aku takut di bully seperti SD dulu" pinta Erin agar tak jadi pindah.
"Maaf nak,tapi ini tuntutan pekerjaan ayah,mama belum bisa melepas kamu sendirian begitu aja" jawab mama ku.
"Tapi-" perkataan ku terputus karena ayah.
"Tak ada tapi,kamu harus ikut,tidak ada alasan untuk menolak" kata Ayah ku dengan sebagian mimik wajah kecewa dan sedih.
"Baiklah ayah" kata ku sambil menunduk.
Skip keesokan hari saat di sekolah~
Pagi ini aku berangkat dengan lesu. Tak seperti biasanya aku begini.
"Oi Rin! Lemes amat kamu kayaknya" sapa Ruby kepada ku.
"Eh iya aku agak sedih..." Jawabku dengan lesu.
"Sedih kenapa? Jangan bilang gara-gara si Dida kemaren!?" Tanya Ruby penasaran sekaligus marah,aku tau dia marah kerena warna matanya yang sebelah berubah warna.
"Haha mana mungkin aku nangisin dia. Aku malah seneng karena udah gk ada yg stalking aku" jawabku.
"Lah trus kenapa kamu sedih??" tanya Ruby sekali lagi.
"Hem... Nanti aja di kelas,gk enak kalo cerita di tengah lorong gini" jawabku.
"Okay" kami pun berjalan dengan keheningan yang menyelimuti.
Ruby POV
'Erin kenapa ya?' batin ku terus bertanya kebingungan,sehingga beberapa kali aku melamun saat dia memanggil ku.
"Ruby,Ruby?RUBY?!" Panggil Erin kepada ku.
"Eh,eh?iya kenapa?" Tanya ku pada nya.
"Gk apa-apa,salahnya dari tadi kamu melamun,aku jadi khawatir" kata Erin menjawab.
YOU ARE READING
Random Story
RandomHanya berisikan cerita-cerita Random yang di buat oleh 3 Author gila :v WARNING Bahasa Non Baku Bahasa Kasar di mana-mana Hanya Fiksi belaka (tidak nyata) Fantasi semua..... Mungkin? :v Tinggalkan Vote dan Follow ye :") Komen,kritik,Saran juga Boleh...