Part 5

10 0 0
                                    

S e i r i n g berjalannya waktu, ntah kenapa Raya semakin dekat dengan Raichan. Raya merasa nyaman dan aman saat ada Raichan. Namun disini, Raya hanya menyimpan rasa itu sendiri. Raya juga gatau apa Raichan menyimpan rasa yang sama. Yang Raya tau Raichan sangat baik, dia sering bantu Raya mengerjkan tugas, belajar bareng, ngantin bareng, pulang bareng.

Raya dan Raichan ke kantin bareng. Kemudian saat itu Raichan pergi ke toilet sebentar, dan handphone Raichan ditinggal gitu aja diatas meja kantin. Tiba-tiba handphone Raichan bergetar, seperti ada telfon. Segera tangan Raya melihat siapa yg menelfon,

Terpampang nama "My Love🧡" di handphone Raichan.

Deg... 'dia siapa? Ternyata Raichan sudah mempunyai cewe? Apa benar?' dalam hati Raya bertanya-tanya.

Rasanya dada ini sesak, air di pelupuk matanya ingin segera keluar. Tapi ga mungkin. Ia harus menahannya.

Segera ia kembali melanjutkan makannya sebelum Raichan mengetahui itu.

"Ray?" kata Raichan yang sudah datang.

"Eh, iya Rai. Sudah slesai ke kamar mandinya?" jawab Raya seperti biasanya.

"Iya ni sudah" ucap Raichan.

Seketika obrolan itu terhenti, tak ada yg mengeluarkan sepatah dua kata lagi di antara mereka berdua. Padahal kantin sangat ramai, dengan suara-suara orang yang berada di dalamnya. Namun Raya merasa ini hening.

"Eh kok malah tiba-tiba sepi gini sih Ray? Biasanya juga kamu cerewet. Kenapa? Apa ada masalah?" tanya Raichan tiba-tiba.

"Hm.. eng.. enggak kok, ga papa."

Ternyata Raichan juga merasakan keheningan di antara mereka itu. Namun ya memang itu aja. Tak seperti biasanya. Sejak Raya mengetahui itu ia lebih banyak diam, menyadari semuanya. Ternyata Raya yang terlalu berharap lebih pada Raichan. Padahal Raichan sudah memiliki cewek. Mungkin Raichan hanya menganggap Raya itu sebagai sahabat saja.

Raya masih ingin memastikan apa benar yang telfon tadi itu cewe Raichan,
"Hm, Ray. Tadi keknya handphone kamu ada yang telfon."

Raichan segere mengecek handphone nya,
"Oh iya ada"

"Siapa? Pasti cewe kamu ya?" tanya Raya yang berusaha ketawa sedikit untuk menutupinya.

"Heheh, iya Ray" jawab Raichan.

'ah, benar memang. Sudahlah Ray. Jan terlalu berharap tinggi lagi' batin Raya. Sesak sangat sesak. Raya berusaha menahan semuanya.

Setelah makannya selesai Raya segera mengajak Raichan untuk balik ke kelas.

-

Rasanya Raya ingin cepat pulang, ia sangat bosan, sangat lelah. Males juga,  apalagi saat-saat jam terakhir gini jadwalnya pelajaran lintas minat yaitu Sejarah Indonesia. Benar sekali, ini membuat Raya mengantuk dengar penjelasan dari guru Sejarah ini.

"Uhhh kapan sih bel pulang, masih lama ya, Nasy? Aku capek.." tanya Raya pada Nasya yang masih setia fokus pada penjelasan guru, namun kelihatan Nasya juga lelah.

"Ah kamu, sabar aja lah. Dengerin dulu aja, paksain" kata Nasya.

"Hm iyadeh iyaa" jawab Raya lesu.

Kriing.. kriing.. kriing..

Mata Raya kembali cerah, akhirnya yang di tunggu-tunggu terdengar juga.

Semua siswa segera membereskan buku dan bergegas pulang.

Bersambung~

ENEMIES but LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang