;voices

306 34 2
                                    

there's so many voices

•••••••••

Lee Minho. Di usianya yang masih kepala dua, entah untuk alasan apa ia memilih mendedikasikan diri sebagai tenaga pengajar di sebuah SMA swasta paling bergengsi di Seoul.

Menghadapi puluhan bahkan ratusan remaja dengan emosi labil serta kepribadian yang berbeda. Dan ia telah sampai pada titik ini, diberi tanggung jawab untuk menjadi wali kelas dengan dominasi anak paling pintar berada di kelasnya.

Langkah kakinya menggema di koridor lantai tiga, memecah keheningan disana. Sebentar kemudian ia berhenti di depan daun pintu berwarna coklat lalu membukanya. Mendapat

"Kalian sudah lihat daftar peringkatnya? Bagaimana hasilnya, apa memuaskan?"

Pertanyaan Minho mendapat beragam respon dari murid - murid di kelas itu. Mereka yang mengalami penurunan atau tidak mencapai target tentunya mengeluh habis - habisan. Sebagian lainnya yang tak terlalu mementingkan nilai menunjukkan wajah jengah mereka.

"Dan untuk Kim Seungmin, selamat! Kau peringkat pertama lagi." lanjutnya. Seketika semua atensi tertuju pada Seungmin.

Tersenyum tipis, Seungmin hanya terdiam setelah dihadiahi tatapan tak suka dari teman sekelasnya. Ia tahu hal ini akan terjadi lagi.

Menjadi orang dengan nama yang berada di posisi teratas dalam daftar peringkat ujian yang dipajang di papan pengumuman setiap semester sudah biasa baginya.

Ketika sang rival mati - matian belajar demi merebut peringkat pertama, Seungmin justru terlihat memang ditakdirkan menempati posisi yang membuatnya menjadi kesayangan guru seantero sekolah.

Ia tampak seperti tipe murid yang tanpa harus mengikuti kegiatan pembelajaranpun akan tetap mendapat nilai sempurna di semua mata pelajaran. Meskipun memang begitu kenyataannya.

Alih - alih senang, remaja 18 tahun itu harus menjalani hari yang sulit. Ia merasa banyak orang tidak mengharapkan kehadirannya disana.

"Apa kau berminat bergabung dengan kelas musim panas?" tawar Minho.

Ah, kelas musim panas. Seungmin sudah membayangkan bagaimana semuanya akan berjalan. Dua puluh lima murid terbaik dalam satu angkatan berada dalam kelas yang sama selama satu bulan bukanlah hal yang bagus.

Bayangan tentang kelas yang menjadi medan perang dingin antar satu sama lain terlintas di benaknya. Siapa pula yang mau terjebak di kelas yang dipenuhi anak - anak ambisius dan gila belajar?

Mereka mungkin akan melakukan segala cara untuk saling menjatuhkan.

"Maaf, a - aku tidak bisa ikut." sahut Seungmin. Ia tak menyangka kalau reaksi gurunya akan tersenyum.

"Sepertinya kau sudah memiliki rencana sendiri." tebak Minho.

"Kalau begitu cukup untuk hari ini, selamat berlibur! Ingat, jangan berulah dan gunakan waktu kalian sebaik mungkin." Minho berucap final, kemudian keluar dari ruangan itu.

Setelahnya kelas tersebut kembali riuh dengan para murid yang mengobrolkan tentang rencana untuk mengisi liburan. Tapi - sebuah nada tak mengenakan mengalun memasuki telinga Seungmin.

"Hei,ranking satu! Apa kau mau menyombong sekarang?" seorang gadis berambut panjang dengan predikat satu peringkat di bawah Seungmin berkomentar.

"Bagus, kau memang tidak pantas masuk kelas khusus musim panas. Lebih baik kau lenyap saja." bagus, Kim Sunwoo memang selalu memiliki cara untuk perlahan membunuh Seungmin dengan kata - katanya.

;goodbye eighteen | skz x nct x tbzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang