***
Langkah perempuan bernama Kiara itu terlihat kaku. Sepatu heels yang dipakainya tidak terlalu nyaman. Tapi ini harus dia pakai, karena malam ini ada acara yang penting. Dia diundang oleh teman dekatnya, Raihan, untuk menghadiri acara yang dilakukan oleh perusahaan Ayahnya.
Sebisa mungkin dia merias dirinya agar tidak malu-maluin. Ini pertama kalinya dia menghadiri acara seperti ini. Raihan memaksanya untuk ikut.
"Rai, gue malu tau!" Ucap Kiara malu sembari menutup-nutup wajahnya.
"Apa yang harus dimaluin sih, Ra? Itu Papaku dan Mamaku. Lo jangan takut, malu atau gimana. Papa dan Mamaku gak galak kok." Bisik Raihan menarik Kiara mendekati orang tuanya.
Melihat anaknya, Raihan, datang bersama dengan teman perempuannya membuat orang tuanya senyum. Itu pasti Kiara, Raihan selalu membicarakannya.
"Pa, Ma... Ini Kiara. Temennya Raihan." Gumam Raihan memperkenalkan.
"Saya Kiara, Tante, Om. Saya temennya Raihan."
Kiara pun memperkenalkan dirinya dan menyalam Papa dan Mama Raihan. Mama Raihan terlihat tersenyum lebar melihat anak dan temannya itu.
"Temen atau temen nih? Ya kan, Pa?" Tanya Mama Raihan dengan nada yang bercanda.
Papanya tersenyum saja. Raihan pun tersenyum dengan lebar. Inilah saat yang dia tunggu-tunggu mengenalkan Kiara pada orang tuanya. Karena, sang Mama pun sudah begitu penasarannya siapa sosok Kiara yang membuat anaknya itu menceritakan kedekatakannya dengan seorang gadis.
"Yasudah, ajak dulu Kiaranya makan. Kamu jangan buat Kiara laper. Makan dulu gih." Suruh Mamanya dan mendapat anggukan dari Raihan.
"Pa, Ma, Raihan sama Kiara makan dulu ya..."
"Permisi Om, Tante..." ucap Kiara berpamitan sebelum meninggalkan Papa dan Mamanya Raihan.
Raihan menggandeng Kiara untuk segera mengambil makanan yang sudah disediakan. Makanannya sangat banyak, ya apalagi ini acara kantor semua pasti hadir dan ikut menikmati makanannya. Beberapa staff kantor pun ikut menyapa Raihan. Mereka cukup kenal dengan Raihan, karena sewaktu kecil hampir setiap hari Raihan main ke kantor Papanya itu.
"Mas!" Panggil Raihan.
Dari arah belakang meja yang mereka tempati, terlihat Rega, Masnya Raihan datang dengan senyum indahnya. Kiara pun ikut menoleh dibuatnya.
"Selamat ya, Mas. Akhirnya kita berhasil buka kantor cabang lagi." Raihan memberi selamat pada Masnya itu.
Kiara diam kaku. Melihat siapa sosok Mas dari Raihan ini. Tentu dia sangat kenal, maksudnya dia tahu. Dikarenakan, Mas dari Raihan adalah Bapak Rega. Dosen yang sudah dua tahun ini mengajar di kampusnya. Kampusnya dan Raihan.
"Ra, ini Mas gue. Maaf, gue baru kasih tahu lo. Mas Rega, ini Kiara yang pernah Raihan ceritain ke Mas. Masih inget kan, Mas?" Tanya Raihan.
"Lho, Bapak Rega. Malam, Pak..." sapa Kiara menundukkan sedikit kepalanya untuk memberi salam.
"Ya, Mas masih inget. Nikmatilah makan malamnya, makan sepuasnya. Jangan terlalu lama pulang, ini sudah malam. Kamu mau dimarahin induk semangnya, Kiara lagi?" Ucap Rega mengingatkan adiknya itu untuk mengantar Kiara pulang tepat waktu.
"Siap, Mas!" Balas Raihan dan Rega pun berlalu pergi.
Kiara diam di tempat duduknya. Sungguh, dia tidak menyangka bahwa Dosennya, Pak Rega, adalah Mas dari temannya ini. Pak Rega cukup terkenal di kampus, terkenal dengan ketampanan dan ramah senyumnya.
"Gila, Pak Rega itu Mas lo? Lo tau gak, Pak Rega banyak fansnya di kampus?" Sebut Kiara pada Raihan.
"Tahu, makanya gue diem aja. Kalau, satu kampus tahu, semua pasti gencar dekatin gue untuk pdkt sama Mas Rega. Ra, diem aja tapi ya..."
"Gak mau. Ini rahasia besar hehe... Wah, gak sabar liat ekspresi mereka. Bakal heboh satu kampus ini mah..."
Kiara tersenyum lebar melihat ekspresi Raihan yang tidak percaya.
"Ra, serius? Gue udah diingetin sama Mas Rega gak boleh bocorin sama banyak orang. Tega amat sama temen sendiri."
"Bodo amat. Siapa suruh kasih tau gue, udah tau gue mulutnya ember..." ledek Kiara.
"Wah parah lo ya."
"Ya udah, traktir gue nonton minggu ini. Gue jamin rahasianya kaga bocor."
"Oke, janji ya lo."
"Lah, lo yang harusnya janji."
"Iyaiya, janji gue."
Raihan, adalah satu-satunya orang di kampus yang bisa Kiara peralat seperti ini. Bukan, dia bukan berteman dengan Raihan karena ada maunya. Tetapi, Raihan memang menurut saja akan apa yang dia katakan.
Pak Rega, idola kampusnya. Idola mahasiswi seluruh kampusnya. Termasuk dirinya. Kiara.
***
Hi! Ini cerita baru aku. Silahkan di vote dan comment bagi kalian yang suka yaaa. Aku usahain ini update seminggu sekali setiap hari minggu.
Stay safe atas virus corona ya 🙏 jaga kesehatan ya kita semuaaaa
YOU ARE READING
REGA atau RAIHAN
Teen Fiction"Sekarang kamu pilih, mau aku tau dia?" "Hmm, aku sayang kamu. Tapi, aku mau dia." Copyright © 2020 by mbades, All Rights Reserved. [Update : Once a week, on sunday]