Bagian 1

803 34 2
                                    

***

Raihan sedang bersiap-siap hendak pergi menonton bersama Kiara. Penampilannya tidak usah diragukan lagi. Raihan sangat tampan. Maka, jangan salahkan jika dia sebelumnya memiliki banyak pacar. Posisinya di kampus sudah bergeser. Masnya menempati posisi pertama.

Perempuan-perempuan sangat mengidolakan Masnya yang menjadi Dosen sudah 2 tahun belakangan ini. Alhasil kepopulerannya menurun sedikit.

Tin tin.

Raihan mengklakson motornya di depan kos Kiara. Terlihat Kiara yang berlari segera naik ke atas motor Raihan dan mereka segera pergi.

"Lama banget lo!" Protes Kiara sembari menepuk pundak Raihan keras.

"Sakit banget lo kalo udah mukul. Heran gue."

"Oh, gitu. Yaudah turunin gue cepetan! Biar gue umumin satu kampus kalo ketua BEMnya itu adiknya Pak Rega." Gumam Kiara dengan suara meninggi.

Raihan mengendarai motornya kencang. Alhasil Kiara memeluk temannya ini dengan kencang akibat takut terjatuh.

"Lo mau bikin gue mati ya! Oke, fine." ucap Kiara sedikit berteriak pada Raihan.

Kiara melepaskan peluknya dari Raihan. Lalu dia menegakkan badannya sedkit berdiri dari joknya.

"Ra, duduk gak lo! Bahaya tau, ah elah..."

"Hei! Raihan si ketua BEM sok asik ternyata adiknya Pak Rega!" Jerit Kiara.

Raihan yang menyadari segera mengendarai lebih kencang motornya menjauhi orang-orang yang melihati mereka. Setelah puas barulah Kiara diam dan duduk kembali dengan senyum lebarnya.

"Lo sakit ya, Ra!"

"Lo ngatain gue sakit? Oke, liat aja ya senin habis lo gue buat."

"Iya dah iya, maaf kali. Galak amat lo."

Kiara tersenyum lagi. Senang rasanya jika membuat gaduh dengan Raihan. Tapi justru inilah yang membuat dia dan Raihan dekat karena saling mengerti.

Begitu sampai di bioskop, Raihan sudah membeli tiket dan makanan yang diminta Kiara. Raihan bertindak seolah seorang budak cinta. Tapi, Raihan tidak keberatan justru dia sangat dengan bisa selalu pergi bersama Kiara.

"Han, itu Pak Rega, bukan?" tanya Kiara menunjuk-nunjuk kearah sesuatu.

"Mana?"

"Makanya lo liat apa yang gue arahin. Gue nunjuk yang sana, lo malah liat gue."

Kiara menunjuk kearah orang-orang yang baru saja keluar dari studio 1. Terlihat Rega berjalan keluar dengan kekasihnya yang masih berpakaian khas kantoran. Kiara terdiam sebentar melihat betapa cocoknya dua sejoli itu.

"Iya itu Mas Rega sama Mbak Lusi." Sebut Raihan.

"Pacarnya Pak Rega?" sambung Kiara.

"Bentar lagi katanya tunangan. Tapi gak tau juga gue. Mas Rega cuma cerita ke Mama doang."

Kiara masih diam melihat Rega keluar. Mendadak hatinya merasa cemburu melihat Rega dengan seorang wanita. Ketika sudah berada di dalam studio pun Kiara masih memikirkan Rega. Bahkan dia tak memperhatikan filmnya sama sekali.

"Ra, ini film hantu kaga masuk akal banget. Yakali, hantu naik odong-odong." celoteh Raihan dengan nada membisik.

"Gue pernah liat hantu naik wahana dufan. Biasa aja sih."

"Ah lo mah gak asik."

Kiara meraih ponselnya. Dia mengecek akun sosial medianya Rega. Dia bahkan tidak membuat petunjuk apapun. Kiara pun mencoba menyelidiki akun pacar Rega tadi. Sialnya itu malah dikunci. Spontan saja tanpa berpikir panjang Kiara menekan tombol ikuti.

"Menurut lo pacarnya Pak Rega cantik gak?" tanya Kiara random.

"Cantik lah. Mas Rega itu pacarnya cantik-cantik tau."

"Menurut lo gue gimana?"

Raihan menolehkan kepalanya. Melihat Kiara dari atas sampai bawah. Raihan merespon dengan diam saja. Lalu, memalingkan wajahnya kembali kearah layar.

"Gue cantik atau enggak?" Tanya Kiara sembari menjewer telinga Raihan.

"Lo jelek."

"Ah, nyebelin banget lo!"

Sttt.

Kiara dan Raihan pun kembali diam. Bahkan sampai pulang masih diam. Kiara masih memikirkan perkataan Raihan. Bahwasanya dia jelek. Nanti juga cantik, ucap Kiara dalam hati.

Selama diperjalanan pulang pun Kiara tidak mengobrol sengan Raihan. Dia memilih diam dan fokus pada pikirannnya sekarang.

Raihan yang tidak mengerti pun langsung mengingat-ingat kesalahan apa yang telah dia buat. Tapi rasanya dia tidak membuat satu kesalahan.

Aneh.

***

Memiliki dua profesi membuat Rega tidak memiliki banyak waktu untuk sekedar berbicara hal-hal yang tidak masuk akal di kampus. Dia hanya berbicara seadanya, sepentingnya, dan secukupnya. Namun, senyum selalu on di wajahnya. Karena, senyum dan wajah tampannya membuag mahasiswa banyak yang mengaguminya. Ada yang diam-diam ada pula yang secara terang-terangan.

Tapi Rega tidak menggubris itu. Rasa suka semacam itu hanya akan bertahan beberapa saat saja. Selebihnya pasti akan terasa biasa.

"Tugasnya dikirim ke email saya ya. Saya tunggu paling lama jam 12 malam nanti. Mengerti?"

"Baik Pak." Jawab mahasiswa itu serempak.

"See you."

"See you, Pak. Saranghaeeeee"

Mahasiswa-mahasiswa perempuan terlihat menggunjingkan Dosennya itu. Mereka sangat antusias belajar bersama Pak Rega. Entah berapa foto sudah mereka ambil.

Rega pun bergegas gerak kembali ke parkiran. Dia harus kembali ke kantor lagi. Ya, ini lah rutinitasnya sehari-hari. Kampus-kantor, kantor-kampus. Tapi ternyata di parkiran, Rega sudah ditunggu oleh Kiara. Kiara?

"Kiara, temannya Raihan, kan?"

"Iya Pak."

"Raihannya mana?"

"Raihan cuma titip ini, Pak."

Langsung saja Kiara memberikan sebuah bingkisan yang dititipkan Raihan padanya. Rega membaca sebentar nama yang tertulis disana. Ternyata itu pemberian dari Mamanya. Karena Rega hari ini berulang tahun.

"Terima kasih ya, Kia."

Kia. Kiara terdiam sebentar. Kenapa kakak beradik itu memanggilnya dengan nama yang berbeda. Raihan memanggilnya Ara atau Ra. Sedang, Rega memanggilnya Kia.

Setelah mengucapkan terima kasih Rega masuk kembali ke dalam mobilnya. Kiara melihatinya dengan senyum yang mengembang. Beliau tampan sekali, ucapnya dalam hati. Tubuhnya hanya setinggi pundak sang Dosen.

Tiba-tiba saja Kiara mengetuk pelan kaca mobil Rega. Rega pun menurunkan kaca mobilnya, seakan bertanya "Ada Apa".

"Selamat Ulang Tahun, Pak."

"Terima kasih, Kia. Hati-hati pulangnya sama Raihan," ucap Rega berterima kasih sembari memperlihatkan senyum lebarnya.

Kiara tidak bisa menahan senyumnya. Melihat Rega tersenyum membuat dia juga ingin tersenyum. Pipinya memerah dan jadi salah tingkah.

Setelah mobil itu pergi, barulah Kiara bereaksi. Dia berlari-lari kecil kegirangan.

"Hoki banget gueee!" Pekik Kiara dengan senyum lebarnya.

Hingga tanpa dirinya sadari, Raihan dari arah belakang keheranan melihat Kiara mendadak seperti itu. Tapi dia lucu, begitu kata Raihan.

Sejenak Raihan tertegun. Dia harus menyatakan perasaannya saat wisuda nanti. Dia tidak boleh terlambat dari siapa pun.

Pasti.

***

Hiii! Akhirnya update. Gak tau ini bakal kacang banget atau gimana hehe. Maaf kalau gak sesuai ekspektasi kalian. At least, aku udah coba 😊 Aku usahain update setiap minggu ya. Terima kasih untuk vote dan commentnya. 😄😄😄😄

Kira2 yang cocok peranin Rega sama Raihan siapa ya?

REGA atau RAIHANWhere stories live. Discover now