Sesampainya di rumah Mereka melihat ada satu mobil feelfire yang terparkir. Itu berarti ayah mereka mahendra sudah pulang ke rumah lebih awal. Mereka masuk kedalaman rumah dengan santai.
"Ayah!" teriak Khansa yang langsung memeluk ayahnya.
"Hm, cuman kak Khansa doang nih? Aku nggak. "-Keano yang tak mau kalah.
"Sini, anak ayah, kalian itu udah SMA tapi kelakuan kalian masih aja kayak anak kecil," ucap Mahendra.
"Abis, ayah gila kerja sampe nggak inget pulang ke rumah, unggak tau kabar anaknya gimana." -Keano.
"Ya udah deh ayah minta maaf sama Kalian,tapi ayah kerja itu demi masa depan kalian juga." Jelas Mahendra pada anak-anak nya.
Oh ya! Virny hanya diam saja menatap datar kedua kakaknya dan ayahnya. Setelah mendengarkan pembicaraan yang sangat membosankan menurut Virny, ia. Memilih untuk pergi ke kamarnya tanpa sepatah kata.
"Virny kamu mau ke mana nak?" tanya Mahendra.
"Dek lo mau ke mana? Lo nggak kangen sama ayah?" Khansa angkat bicara.
Virny menghentikan langkahnya tepat di depan tangga, ia sedikit memutar kepalanya ke samping lalu berkata.
"Gue udah biasa di tinggal sama orang yang gue sayang," ucap Virny dengan penuh penekanan.
Setelah berkata seperti itu, Virny menaiki anak tangga menuju kamar nya dengan perasaan yang campur aduk antara kesal dan sedih.
"Sabar ya yah kita bakal berusaha buat Virny ko mengerti sama semua keadaan ini dengan pelan pelan," ucap Khansa sembari tersenyum.
"Iya yah kita bakal berusaha buat Virny kembali seperti dulu lagi," kata Keano.
Mahendra pun tersenyum lalu memeluk kedua anaknya itu.
sebenarnya ia sudah lama rindu dengan Virny. Tetapi ia harus menahan rindunya itu karena situasi yang tidak memungkinkan seperti ini.Di rumah Vano.
"Assalamualaikum Vano pulang bun."
"Waalaikumsalam," ucap Raisa, bunda Vano.
"Astagfirullah Van, kamu abis berantem lagi ya?" tanya Raisa yang melihat sudut bibir anaknya robek.
"Nggak bun tap-"
"Bukan berantem tapi tawuran iya?"
"Bunda mah, jangan di potong dulu Vano mau ngomong jadi gini..."
Vano menceritakan semuanya kepada bundanya tersebut. Lalu ia mengeluarkan almamaternya yang sudah kotor karena diinjak oleh anak baru yang ia tak tau siapa nama anak itu dan siapa dia sebenarnya.
Raisa tertawa Setelah mendengar penjelasan dari Vano,bagaimana bisa anaknya di hajar oleh seorang gadis ny padahal anaknya ini sangat ditakuti di sekolahnya.
"Cocok banget tuh jadi calon menantu bunda kayaknya."
"Anak bunda di giniin loh."
"Loh kan bener Van dia itu satu satunya perempuan yang berani sama kamu, coba kamu ingat-ingat lagi dibayangan kamu, apa kamu sempet di tatap sama dia? Apa kamu liat ada ketakutan dimatanya saat dia natap kamu?"
Vano kembali mengingat-ingat kejadian di sekolah tadi. Vano menggeleng sebagai jawaban.
"Nah berarti omongan bunda bener kan?"
Vano kembali berpikir sejenak. Lalu terlintas di benaknya untuk membalas gadis yang sudah membuatnya seperti ini. Eits jangan salah, Vano tak akan membalasnya dengan pukulan atau kekerasan melainkan mengusik harimau yang sedang tidur. Yaa kalian artikan dulu sendiri bagaimana maksud dari pikiran Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vano dan Virny
Teen Fiction"Semakin lo bersih keras buat ngejauh dari gue, semakin gue jatuh cinta sama lo. " - Vano. "Pergi jauh dari hidup gue!"-Virny.