Perhatian Kecilmu

60 11 3
                                    

Happy reading!
Jangan lupa tinggalkan jejak!
V
N
V

Paginya, Virny terbangun dan melihat dirinya yang tidur di sofa, dan Vano? Kemana dia? Mata Virny terbelalak saat melihat Vano tidur di lantai tanpa alas apapun. Virny berjalan ke arah Vano yang tengah tertidur lelap.

"Van, bangun udah pagi," kata Virny berusaha membangunkan Vano.

"Ini hari minggu bun," ujar Vano. Karena kesal, Virny langsung berjalan ke arah meja lalu mengambil air botolnya.

Byurr

"Banjir banjir ya allah!" Vano terlonjak kaget saat Virny menyiramnya dengan air.

Tanpa rasa bersalah, Virny langsung berjalan melewati Vano. Vano mendengus kesal karena ulah Virny. Saat akan kembali tidur, Virny bersuara.

"Lo masih mau di sini?"

"Emang mau kemana?" tanya Vano balik. Vano yang tampak kebingungan.

Virny tak menjawab pertanyaan Vano,ia memilih pergi dari sana dari pada harus menjawab pertanyaan Vano. Menurutnya,Vano sangat berisik dan banyak tanya. Vano yang sadar Virny keluar dari ruangan Khansa, pun akhirnya langsung mengikuti Virny.

"Demen banget ninggalin gue." Vano langsung menahan tangan Virny.

"Banyak omong lo."

Virny menadahkan tangannya pada Vano bermaksud meminta kunci mobil,Vano yang notabenya lumayan lemot kalo bangun tidur hanya memandangi tangan Virny dengan kebingungan.

"Ck, kunci mobil." Virny mendecak.

Vano ber oh ria lalu memberikan kunci mobilnya pada Virny. Sepersekian detik kemudian, Vano tersadar lalu mengejar Virny yang sudah membuka pintu kemudi.

"Gue yang bawa," kata Vano menghalangi Virny. Virny mendecak sebal dan memilih tak menghiraukan Vano.

"Masuk atau gue tinggal," tukas Virny, mendengar itu Vano segera menaiki mobilnya. Ia mengehela nafas panjang, sebenarnya pemilik mobil ini siapa? Oh ayolah dia sedang berhadapan dengan gadis batu sekarang ini.

"Emang lo bisa bawa mobil?" tanya Vano saat setelah selesai memasang Seatbeltnya. Sama seperti tadi,Virny memilih untuk tak menjawab melainkan menjalankan mobil tersebut.

Karena jalanan lumayan sepi, Virny menancap gas dan tentu saja membuat Vano terlonjak, Vano mulai memiliki pikiran yang aneh-aneh tentang Virny. Contohnya seperti sekarang, ia berfikir bahwa Virny adalah mantan pembalap. Oh, yang benar saja?

"Turun," titah Virny saat mereka sudah sampai di pelataran rumah Virny. Vano menggeleng lemah sembari membuka seatbeltnya Virny mengangkat satu alisnya tanda bingung.

"Gila lo, lain kali biar gue yang bawa, kalo lo mau mati jangan ngajak gue dong." Sungguh siapapun tolong Vano, kepalanya sangat pening sekarang karena ulah gadis di sampingnya ini. Virny hanya tersenyum tipis melihat Vano.

"Loh? Kok ke rumah lo?" tanya Vano dengan wajah polosnya.

"Lo pinjem baju Keano." Virny langsung menaiki anak tangga untuk pergi ke kamarnya.

Tak butuh waktu lama untuk Virny. Sekarang ia telah selesai dan akan pergi dari kamarnya, tetapi bunyi hpnya membuat dia urung dan mengangkat telpon tersebut.

"..."

"Gue kesana sekarang," kata Virny ketika mendapat kabar dari Laura.

"Vano! Keluar lo!" teriak Virny dari ruang tengah.

"Astagfirullah, kenapa sih?" Vano langsung berlari menuju ruang tengah mendengar suara teriakan Virny yang memanggilnya.

"Khansa udah sadar." Setelah itu Virny keluar dari rumahnya diikuti oleh Vano. Mereka langsung pergi menuju rumah sakit dengan Vano yang mengendarai mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vano dan VirnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang