ɨռtʀօɖʊċɛ

41 2 2
                                    

"Semua orang bisa berubah karena dunia ini berputar bukan hanya diam.Bahkan waktu pun melakukan hal yang sama"


~•°•~


Pagi hari adalah waktu di mulainya semua kegiatan manusia.Banyak yang menyambutnya dengan keceriaan, kemalasan bahkan kebencian.Ini juga dirasakan oleh siswi SMA Pusaka yang sekarang tengah menapaki kakinya di gerbang sekolah.

Dia yang mengemban semua bibit kebencian dan tatapan semua orang bagai pedang yang menusuk tepat ke hatinya.

"Masih bisa masuk tuh anak" kata seseorang ketika di koridor

"Emang nggak punya muka ya gitu" sahut yang lain

"Kalo gue sih mending nggak usah sekolah sekalian" takas yang lain

Itulah kalimat yang sering dia dengar setiap harinya, bahkan ada yang terang-terangan melakukan tindakan bully kepadanya.

Sampai di kelas pun tatapan semua temannya tetap sama, bahkan lebih kejam dengan menganggapnya tak kasat mata.

Jalannya pun semakin lambat menuju bangku yang terlihat seperti pembuangan sampah.Yap pembuangan sampah karena diatas meja sudah tersedia berbagai plastik bekas bahkan juga cup mie lengkap dengan sisa mie juga kuahnya, menyebabkan bau menyengat yang menyeruak masuk ke hidung.

Sang pemilik bangku hanya bisa menghela nafas berat.Bukannya terima begitu saja, tapi apapun yang dilakukan bahkan diucapkannya hanya dianggap angin lalu.

"Pagi anak-anak" sapa guru yang kini memasuki kelas tersebut

"Pagi bu" jawab semua penghuni kelas

"Kenapa bangku kamu seperti itu lagi!!apa kurang hukuman yang saya berikan kemarin!!" bentak guru dengan panggilan bu Mun itu kepada seorang siswi yang berada di pojok belakang

"Sekarang kamu bersihkan semua itu setelahnya keluar dari kelas ini!" tambahnya lagi sedangkan sang murid hanya melakukan yang diperintahkan

"Dasar anak bodoh" katanya yang secara langsung menyayat hati gadis tersebut, gadis itu pun hanya bisa diam saja tapi kata kedua yang diutarakan gurunya membuat dia tak tahan lagi.

"Orang tuanya pasti bodoh hingga punya anak seperti itu"

Anak mana yang tidak sakit hati mendengar orang tuanya dihina.Meski orang tuanya pernah berbuat salah sekalipun pasti seorang anak tidak akan terima jika sampai orang tuanya dihina.

"Semua orang bisa berubah karena dunia ini berputar bukan hanya diam.Bahkan waktu pun melakukan hal yang sama" katanya sambil meninggalkan kelas

"Kamu berhenti atau..." kata bu Mun sebelum muridnya sampai ke pintu

"Keluar dari kelas...bukannya tadi ibu sendiri yang menyuruh saya?sekarang saya kan melaksanakan perintah ibu" potongnya

Setelah mengatakan itu dia pun pergi, bukan hanya meninggalkan kelas tetapi juga sekolahan.

°°°

Ditengah jalan siswi tersebut hanya bisa menangis tanpa menatap ke depan.Hatinya sudah tidak kuat lagi menghadapi semua itu, dia juga seorang perempuan biasa yang mempunyai hati serapuh kaca.

Apa yang harus dia lakukan sekarang?mundur atau harus tetap bertahan?

Pikirannya memilih untuk mundur tapi hatinya memilih untuk bertahan.Dalam situasi ini dia butuh seseorang untuk menjadi tempatnya bersandar.

The Smart BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang