• F •

24 5 0
                                    

Tok Tok Tok...

"Masuk."

Thalia memunculkan sedikit kepalanya dibalik pintu, untuk memastikan bahwa ia tak salah dengar.

"Mau sampai kapan kamu berdiri disana?" Tanyanya seseorang dari dalam sana, tanpa mengalihkan matanya dari laptop

"Masuk." Ulang pak Lay dari dalam ruangan. Thalia menurut dan segera masuk kedalam ruangan pak Lay dengan langkah kaki yang pelan.

"Duduk." lagi-lagi, Thalia hanya menurut dan duduk di hadapan pak Lay,

"Presentasi kamu seminggu yang lalu, gagal. Jadi saya beri kamu nilai F" Thalia agak meringis pelan saat mendengar penuturan dari pak Lay tadi, bahunya pun seketika menurun saat mendengarnya.

F? Hah...

"Kalau kamu minta saya untuk memperbaiki nilai kamu, tidak segampang itu."

Thalia menggerutu dalam hati. Bulan lalu saat thalia memohon meminta ganti nilai alias remedi saja hasilnya nihil. Dosen dihadapan nya ini benar-benar sangat pelit sekali dengan nilai. Maka dari itu Thalia belajar mati-matian untuk meningkatkan nilai di matkul pelajaran pak Lay. Yah, meski sekarang akhirnya ia gagal untuk kedua kalinya.

"Terus saya harus gimana pak?" Ucap thalia pada akhirnya dengan memelas,

"Weekend kamu kosong?" Alis thalia terangkat bingung, mulutnya sudah terbuka untuk menanyakan sesuatu. Namun sudah didahuli oleh suara milik pak Lay.

"Kalau libur saya tunggu di Kafe dekat sini,"

mulut Thalia ternganga sedikit, apa katanya? ke Kafe? Berdua? apa Dosen ini menyukai dirinya?!

"Tidak usah berekspetasi tinggi, saya hanya ingin membantu untuk menaikan Nilai kamu. Kalau kamu nggak mau ya terserah, nilai kan kamu yang punya."

awalnya Thalia agak terkejut dengan ucapan pak Lay tadi yang tepat sasaran, namun ia langsung menggeleng kuat.

pak Lay yang melihat Thalia yang dihadapannya menggeleng cepat itu mengangkat satu alisnya,

"Tidak mau? Ya-"

Nggak, Thalia tidak mau menjadi mahasiswi abadi dikampus ini.

"SAYA BERSEDIA PAK!" seru Thalia mendadak sambil menggebrak meja milik pak Lay, sampai pak Lay yang berada dihadapannya terkejut bukan main.

Dosen yang bernama lengkap- Syarief Layka Handruani -itu sampai mengelus dadanya pelan karna teriakan spontan yang thalia keluarkan.

"Kamu kenapa sih?!"

"E-eh?" Thalia langsung menutup mulutnya, dirinya juga sama terkejut seperti pak Lay

pak Lay menggeleng kepalanya pelan, dan menoleh ke kanan dan kiri, memastikan bahwa ruangan Dosen memang benar dalam keadaan sepi.

"Ma-maaf pak, saya nggak tahu kalau suara saya akan mengagetkan bapak sampai segitunya,"

"Sampai segitunya? Ya jelas, kamu teriak sambil menggebrak meja saya tadi." Thalia menunduk bersalah, meski intonasi suara pak Lay terdengar pelan tapi Thalia tahu bahwa dosen yang berada dihadapannya ini berusaha menahan marah.

"Saya benar-benar minta maaf pak," ucap Thalia sekali lagi tanpa berani memandang dosennya

Terdengar helaan panjang dari mulut pak Lay sebelum dia mengucapkan sesuatu

"Segitu saja dari saya, kamu boleh keluar." Thalia menurut, dirinya bangkit dari duduk dan meminta maaf sekali lagi sebelum benar-benar keluar

"Maaf pak sekali lagi." pak Lay mengangguk kecil pandangan nya tidak melihat kearah Thalia.

༺Destiny [PCY]༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang