• eva •

97 25 0
                                    

Sejak kecil Harry tak pernah mengetahui siapa ayahnya, bahkan saat ia berumur 6 tahun Harry pernah bertanya kepada ibunya. Kenapa ia tak pernah seperti teman-temannya yang bisa bermain, bahkan belajar menaiki sepeda bersama ayahnya, ibunya hanya membalas pertanyaan Harry dengan senyum simpul serta mengusap pelan pipi gembul Harry kecil saat itu.

Semasa ia memasuki sekolah dasar teman-teman nya selalu mengejek harry dengan sebutan Anak Haram. Awalnya Harry tidak mengerti ucapan -atau lebih tepatnya ejekan - dari temannya itu namun setelah ia bertanya pada ibunya, ibunya tiba-tiba menajdi sangat marah, bahkan ia sampai membentak serta memarahi anak yang menyebut Harry dengan sebutan seperti itu keesokan harinya.

Namun lambat laun Harry akhirnya mengerti kenapa orang-orang di sekitarnya selalu mengatakan hal demikian.

_______________________________________________

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, ibunya hanya berkerja sebagai buruh di suatu pabrik makanan, meski berkecukupan tetap saja Harry saat itu yang baru saja berumur 5 tahun membutuhkan kasih sayang orangtua disaat ia sedang berada dirumah.

Dan sampailah Harry di Rumah yang dulunya terasa asing baginya, Rumah itu adalah Rumah teman lama Ibunya yang sudah 11 tahun lamanya menikah namun belum memiliki keturunan. Mungkin banyak yang bertanya-tanya kenapa Harry tidak tinggal dengan nenek atau sanak saudaranya? Itu karna ibunya adalah anak tunggal dan lagi neneknya harry sudah meninggal saat ia berumur 6 bulan.

Setiap pulang dari sekolah, Harry selalu di jemput oleh Suami dari teman Ibunya itu dan diantarkan ke Rumah mereka, harus Harry akui bahwa ia merasa nyaman berada di Rumah itu. Terlebih ia mendapatkan perhatian serta kasih sayang yang diberikan oleh teman Ibunya itu.

Namun menjelang malam, Harry dijemput kembali oleh Ibunya dan di bawa kembali ke Rumah dimana ia serta Ibunya tinggal.

_______________________________________________

Saat itu Harry sedang keluar dari mobil milik Suami teman Ibunya -atau akrab nya Harry sering memanggil ia Papah karna sudah terbiasa tinggal bersama mereka- Harry mendengar tangisan perempuan dibawah pohon dengan sepeda yang tergeletak tak jauh dari perempuan itu.

Harry bertanya kepada Perempuan -yang umurnya sama seperti ia- itu di depannya sambil berjongkok, ternyata Perempuan itu menangis karna terjatuh dan terluka di sikut tangan nya serta di dengkul kakinya itu.

Perlahan Harry membantu Perempuan itu, dengan menaruh plester yang ia ambil dari tasnya -yang selalu ditaruh ibunya harry agar sewaktu harry jatuh ia bisa mandiri membersihkan lukanya- dan setelah selesai memasangkan plester, tangan mungil terulur dari Perempuan itu, ia menyebutkan Nama dan Alamat Rumahnya, yang ternyata tidak terpaut terlalu jauh dari Rumah Bunda -panggilan akrab harry untuk teman ibunya-

Harry masih ingat betul siapa nama lengkap Perempuan itu, namanya adalah Thalia Ayu Kamalagi, anak Perempuan dengan kunciran rambut yang terbagi dua di sisi kanan dan kirinya, tak lupa dengan anting yang bergambar kelinci dengan warna Oranye yang menghiasi telinganya.

Bulan demi bulan berganti, sejak hari itu mereka berdua selalu bermain bersama, baru kali ini Harry merasakan dirinya benar-benar memiliki Teman. Harry tertawa riang saat bermain bersama Thalia, ntah itu dihalaman belakang atapun di taman dekat rumahnya. Kabar itu di beritahukan ke ibunya Harry dari Bunda yang selalu mengurus Harry disana, ibunya merasa tenang saat anaknya sudah bisa berbaur dengan anak lain meski hanya memiliki satu teman saja.

_______________________________________________

Sore itu taman terasa sangat ramai, banyak kendaraan berlalu lalang dan tak luput dari Para Oang Tua yang mengawasi Anak-anaknya ketika bermain disana, Harry sempat di kejutkan oleh kehadiran Ibunya yang berada di dekat Taman. Dia berlari meninggalkan Thalia yang sedang fokus bermain sendiri ntah bermain apa disana.

Harry memeluk Ibunya dan bertanya kenapa Ibunya berada disini sementara waktu menjemputnya pulang kerumah biasanya menjelang Malam. Ibunya berkata jika Ia dan Harry akan pindah Rumah, serta aibunya bilang akan membuka usaha kecil-kecilan dirl Rumah barunya itu.

Harry sangat senang mendengarnya, tapi juga ada rasa sedih di dirinya saat mengetahui kalau ia tak bisa bermain dengan Thalia lagi.

_____________________________________________

Thalia menyadari bahwa di sisinya sudah tidak ada Harry disana. Ia mulai panik dan mencari serta meneriaki nama Harry dengan keras, yang membuat orang-orang disekitar taman mengiranya ia adalah seorang anak yang Hilang.

Tanpa sadar, Thalia menginjakan kakinya di Jalan Raya, dengan pandangan linglung dan ketakutan yang mulai menyelimuti dirinya karna Suara-suara Klakson -yang bersumber dari kendaraan yang hampir menabraknya-

Sampai ada satu mobil berukuran sedang yang melaju dengan arah yang tak menentu, ditambah mobil itu berjalan dengan kecepatan yang tinggi, Thalia yang melihat itu seketika tubuhnya membeku, semakin panik lagi saat ia melihat Jalanan Raya saat itu tiba-tiba menjadi sepi, orang-orang di sekitar sana Meneriaki dirinya agar berlari ke depan atau menghampirinya dipinggir jalan itu. Mereka hanya meneriaki Thalia yang sudah diam mematung ketakutan di tengah jalan itu, tanpa berniat untuk menghampiri dan menariknya pergi dari sana.

Namun sepertinya takdir berkata lain, dan waktu sepertinya berlalu begitu cepat. Mobil itu menghantam tubuhnya hingga dirinya terpental beberapa Meter jauhnya, dibarengi dengan rasa sakit yang teramat di pundak dan kepalanya Thalia menangis, tangisanya semakin kencang saat mengetahui orang yang menyelamatkannya adalah Ibu Harry yang saat itu telah Memeluk tubuhnya dan ikut tertabrak dengannya, Darah yang mengucur dari bagian kepala dan bajunya yang sedikit robek akibat seretan kecelakaan tadi.

Orang-orang segera mengerubuninya dan menolongnya, bahkan tak sedikit dari mereka berteriak untuk meminta segera dipanggilkan Ambulance, separuhnya Menangis ditempat seolah menyesal tak menarik gadis kecil itu kepinggir.

tangisan Thalia perlahan mengecil kepalanya semakin sakit, rasanya benar-benar seperti melayang, matanya memburam tapi sebelum pengelihatan ia benar-benar menghitam ia mendengar dengan samar suara anak laki-laki yang menangisi serta menerikaki Ibunya. Yang Thalia tau, itu adalah suara Harry.


_

Harry


Abe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abe


༺Destiny [PCY]༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang