Enam

1.5K 255 25
                                        

"Jika kau menggunakan otakmu dengan benar kau tidak akan mengirim surel-surel itu! Dasar tidak punya otak" umpat Kyungsoo berjalan  mendahului Chanyeol seraya menginjak satu kaki Chanyeol sekuat-kuatnya. Chanyeol terperanjat dan meringis, ah sial tenaga wanita pendek itu memang tidak bisa diremehkan, bagaimana bisa ia mempunyai kekuatan seperti itu? Coba hitung, berapa kali ia membuat Chanyeol terluka?

"Atau minimal kau memfilter siapa saja yang bisa kau kirimi email itu! Sekarang lihat, Wendy pasti memikirkan hal yang aneh tentangku sekarang. Ia baru lima belas tahun tidak seharusnya ia tahu soal reproduksi-"

"Aku lebih mengasihani Wendy, tak adakah yang memberi tahu bahwa berhubungan badan itu disebut seks? Ia seperti komputer mengatakan seks dengan istilah bereproduksi. Aku yakin ia pasti ditertawakan disekolah nya, kau menghancurkan masa remajanya" ujar Chanyeol menatap Kyungsoo sekilas dengan tatapan tak percaya.

"Ia tidak memerlukan sekolah" jawab Kyungsoo tanpa melirik Park Chanyeol

"Ia tidak sekolah? Oh astaga. Kenapa ia tidak sekolah? Orang tua bodoh mana yang melarangnya sekolah?" Ungkap Park Chanyeol benar-benar tak habis pikir. Sungguh bayangkan bagaimana kehidupan gadis ini tanpa sosialisasi dengan remaja seusianya?

"Aku melindunginya. Ia cukup belajar denganku, lagi pula ia tidak tertarik dengan pelajaran selain Biologi" jawab Kyungsoo hendak melangkah meninggalkan Chanyeol dengan tumpukan kertas dan berkas di pangkuannya. Ia dan Chanyeol harus mengumpulkan berkas laporan observasi karena ingat? Mereka diistirahatkan secara paksa dari pekerjaan mereka.

"Melindunginya? Kau mengisolasinya" ucap Chanyeol dengan nada menuduh

"Kau tidak tahu apapun. Jadi jangan sok tahu" ucap Kyungsoo dengan nada dingin namun menusuk. Setelah mengatakan itu Kyungsoo bergegas mendahului Chanyeol, sepertinya Kyungsoo memang benar-benar marah.

"Kecerdasan sosialnya tidak akan berkembang dengan benar jika kau mendidiknya seperti itu. Kau akan menghambat perkembangannya" masih tak menyerah, Chanyeol mempercepat langkah kakinya menyusul Kyungsoo

Kyungsoo terhenti dari langkahnya lalu menatap Chanyeol dengan tatapan tajam

"Kau berbicara kecerdasan sosial seakan kau pakar psikologi anak. Tapi lihat apakah kau pikir kecerdasan sosialmu sudah benar? Kau pikir menyetubuhi gadis manapun secara paksa dan bertingkah konyol merupakan kecerdasan sosial yang benar? Sebaiknya kau benahi dulu kecerdasan sosialmu sebelum mengkritik kecerdasan sosial orang lain"

Chanyeol terhenti dari langkahnya menatap punggung Kyungsoo dengan tatapan tertohok. Ia tahu bahwa Ellen Sullivan Do adalah gadis dengan mulut paling tajam, tapi ia tak menyangka ketajaman mulut gadis itu akan benar-benar menohok hatinya hingga membuatnya tak mampu lagi berdebat dengan gadis itu

"Hei ucapanmu menyinggungku. Aku tidak pernah memaksa gadis untuk melakukan seks denganku. Mereka melakukannya secara sukarela"

"Lalu kau pikir apa yang kau lakukan padaku semalam dilakukan secara sukarela? Itu jelas termasuk tindak pemerkosaan" ungkap Kyungsoo yang seketika membuat Chanyeol mengatupkan bibir tak bisa menjawab

"Memangnya apa yang aku lakukan? Kita hanya berfoto telanjang" ungkap Chanyeol berbohong. Kyungsoo terdiam sejenak namun yak lama ia memilih melanjutkan langkah kakinya

"Siapa juga yang mau dengan perawan tua sepertimu" ungkap Chanyeol lagi merasa ia diatas angin karena sepertinya Kyungsoo tak bisa melawan debatannya

"Siapa yang mau tidur dengan si galak Ellen Sullivan Do?" Merasa puas melihat Kyungsoo yang semakin geram, Chanyeol melanjutkan ledekannya. Oh ternyata meledek orang hingga membuatnya jengkel itu cukup mengasyikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A tell about Zeus and HeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang