Bab 2

658 51 4
                                    

"Silakan mas-"

Vano belum menyelesaikan kalimatnya dan Leon dengan pincang langsung nyelonong masuk ke kamarnya.

"Suk" kata Vano dengan wajah pasrah sambil membenturkan kepalanya ke tembok dengan pelan.

Kenapa sih gue harus terjebak sama dia batin Vano.

Leon langsung masuk dan melihat-lihat isi kamar Vano yang terlihat lebih seperti kamar perempuan.

"Untuk ukuran laki-laki, kamar lo rapi banget, kayak kamar cewek" kata Leon.

"Gue gak tahu yang lo bilang itu pujian atau hinaan" balas Vano.

"Terserah lo!, eh btw cepet buatin gue makanan, gue laper" kata Leon.

"God help me" kata Vano dengan sangat pelan.

"Apa lu bilang?"

"E-enggak kok, mandi lu sana, sambil menunggu makanannya jadi"

"Ngapain lo nyuruh gue mandi sambil lo masak, lo mau ngeracunin gue? Lo mau kasih racun di makanan pas gue mandi?" Bentak Leon.

Vano sadar ia sedang menghadapi manusia paling menyebalkan, sensi, sombong, judes dan rese yang pernah ada di dunia, si iblis berwujud manusia bernama Leonard Setiandi Putra.

"Iya, rencananya sih gitu" balas Vano sinis.

"Awas lo, kalo mulut gue sampe berbusa dan gue mati, gue hantuin lo seumur hidup" kata Leon yang langsung berjalan masuk ke kamar mandi.

"Gue gak takut hantu" balas Vano ketus.

....

Nasi goreng adalah makanan yang mungkin paling cocok untuk saat itu, berhubung bahan makanan di kulkas tidak banyak yang tersisa, nasi goreng menjadi pilihan terbaik.

Leon selesai mandi bertepatan dengan Vano yang juga selesai memasak.

"Makanannya udah siap, ayo ma- Hwaaaa!!" Teriak Vano sambil menutup matanya dengan telapak tangannya.

Vano sangat terkejut melihat Leon keluar dari kamar mandi dengan keadaan telanjang bulat tanpa ditutupi sehelai benangpun, mempertontonkan tubuh berototnya yang terpahat sempurna, Vano bahkan sempat mempertanyakan umur Leon yang tidak terlihat seperti anak sekolah dilihat dari bentuk tubuhnya yang sangat berotot, apalagi jika ia telanjang dan tidak memakai seragam sekolah, Vano yakin ia akan lebih terlihat seperti model atau binaragawan ketimbang anak sekolahan, dengan telanjangnya Leon, Vano sempat melihat batang kemaluan Leon yang masih dihiasi tetesan sisa air mandi tergantung lemas di selangkangannya.

"Ngapain lu gak pake baju anjing!!" Teriak Vano.

"Katanya gak takut hantu, tapi liat cowok telanjang aja takut" kata Leon sambil terkekeh.

Wajah Vano memerah.

"Bukan takut bego, tapi gue jijik, emangnya lo punya malu gak sih? Udah tinggal di tempat orang, dimasakin makanan, terus malah telanjang bulat lagi, tau etika dong emangnya-"

"Enak" potong Leon.

Vano perlahan menurunkan tangannya dari wajahnya, Leon kini sudah duduk bersila di depan meja pendek dan entah kapan ia sudah memakai kaos lengan buntung dan celana boxer.

"Masakan lo enak" kata Leon.

"Udah ngomelnya? Sekarang makan" sambung Leon sambil melirik Vano yang masih duduk terdiam di depannya.

"Nafsu makan gue hilang, barusan gue liat pemandangan terong layu" jawab Vano ketus.

"Yang benar terong segar Vano, kan gue baru aja mandi, otomatis segar dong" kata Leon.

Room 207Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang