Satu

281 51 14
                                    

|Almira Dewanda Husein|

Jakarta, 14.00 wib

Seorang gadis berhijab navy tengah duduk di area taman kampus. Jari tangannya bergerak lincah satu per satu mengetik keyboard laptop. Dan matanya tertuju mengikuti arah gerak kursor mouse pada layar laptopnya.

Ya, Almira selalu melakukan rutinitas itu usai mengikuti kelas kuliah. Hari ini kelas selesai lebih awal, dosen pengajarnya tiba-tiba saja sakit. Almira memanfaatkan kesempatan ini untuk mengejar deadline tulisan yang sempat tertunda.

Saat ini Almira berkuliah disalah satu universitas ternama yang ada di jakarta. Dia berkuliah dijurusan akuntansi dan sudah menginjak semester lima. Dia bersyukur Tuhan mengabulkan impiannya. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk membahagiakan kedua orang tuanya meskipun ibunya sudah lama tiada.

Selain kuliah Almira juga bekerja part time sebagai copywriter. Ia tidak ingin membebani bapaknya yang berada jauh di desa. Karena ekonomi keluarganya yang tergolong pas-pasan, Almira berusaha membiayai kuliah dan mencukupi kebutuhannya sendiri.

"hufft...."

Almira menghembuskan napas lega setelah menyelesaikan tulisannya. Ia melepas kacamata yang bertengger dihidungnya lalu memijit pangkal hidungnya. Matanya sedikit pening karena terlalu lama menatap layar laptop.

"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga."

Seorang laki-laki dari arah belakang tiba-tiba saja mengagetkannya.

"Hoi, ngapain lo mei?"

Almira tersentak kaget, ia berdecak kesal lalu menatap tajam laki-laki yang memanggilnya meira itu.

"Astagfirullah..Issh... Ngagetin aja sih.." Desisnya.

Laki-laki itu memamerkan cengiran khasnya sambil mengacungkan dua jarinya membentuk huruf V.

"Hehehe.. Sorry mei, abisnya lo asik banget mantengin laptop udah gue panggil-panggil eh lonya nggak nyaut.. Ngapain sih mei? Lo nggak nonton film ena-ena kan? "

Almira melotot tajam, dia memutar bola matanya malas. Dia jengah menghadapi tingkah sahabatnya yang kelewat menyebalkan. Raillo Andeka namanya. Lelaki tampan berhidung mancung itu sangat mirip dengan orang korea atau para fans girl biasa menyebut oppa-oppa korea. Tapi sikapnya tak sebanding dengan wajahnya. Sungguh bertolak belakang.

"NDASMU NGAWUR..." Sentak Almira.

Deka menelan ludahnya kasar mendengar suara nyaring almira yang menggelegar nyalinya mulai menciut. Dia merutuki tindakan bodohnya.

"Sabar mei, jangan tabok gue lagi sakit mei. Lo lihat nih, badan gue pada lebam semua!!.." Ucapnya memelas. Deka menunjukkan lebam ditangannya akibat pukulan Almira.

"Syukurin.. Jadi cowok kok lembek. " Ejek Almira.

"Gini amat lo ama gue mei, gue kan cuma bercanda. Sorry ya mei gue bukannya lembek tapi lo aja yang kelewat ganas" Sindir deka.

Almira lagi-lagi memutar bola matanya mendengar sindiran deka. Deka memang pandai berkilah.

"Cewek jangan terlalu ganas sama cowok mei, nanti lo susah dapet pacar jadi jomblo karatan mau lo? " Ucap deka mencoba menasehati.

"Bodo. Aku nggak minat pacaran tuh.." Balas Almira acuh. Almira kembali fokus dengan laptopnya.

"Sombong amat dah, sadis parah si mei masa gue dicuekin. Kan nyesek hati abang.... Apaan sih kenapa gue jadi lebay gini geli banget rasanya. Emang bener-bener tu cewek dasar..." gerutu deka dalam hati

My Cold Pilot (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang