02

70 6 0
                                    

'Lo boleh gosipin gue, tapi jangan sekali-kalinya lo bawa-bawa nyokap gue! Paham?!'

_FANDY GEOVANO_

🍁🍁🍁🍁

[Badboy]

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari ini sintya berhasil bangun pagi sekali. Akhirnya ia tidak terlambat seperti biasanya.

Ia juga terkadang kesal dengan betapa  'kebo'-nya ia tidur dari SD ia selalu saja kena hukum akibat terlambat.padahal kalo masalah pelajaran ia selalu no satu. Tapi kalo masalah kecepatan dan tertib, ia di bawah nol. Hurt memang manusia tidak ada yang sempurna.

"Pagi, nes!" Sapanya pada Nesa. Yap, untung sekali ia sekelas dengan Nesa. Ia sudah tau sejak malam tentang pembagian kelas. Dan tertera namanya dan Nesa satu kelas di sepuluh IPA 1.

"Pagi juga cantik," Nesa menepuk-nepuk kursi kosong di sebelahnya agar sintya duduk disampingnya. dengan sigap gadis itu duduk di samping Nesa.

" Oh iyah, Ya! Lo ingetkan kejadian tawuran di belakang Merpati kemaren?!" Sintya mengangguk ia tahu, Nesa memang adalah sumber gosip yang baik sejak SD.

"Ternyata anak Merpati itu berantem sama anak SMA Garuda!! Gara-gara primadona SMA Garuda, suka sama kak Fandy, most  wanted SMA Kita! Jagoan di SMA Garuda itu gak rela pujaan hatinya berpaling gitu loh. Gue sampe baper pas tau cinta segitiga gitu, huaaa."

"Yailah, nes. Apanya yang baper? Malah gue males dengernya. Tawuran sekampung cuman gara-gara cinta monyet. Malulah sama biaya SPP. Sekolah buat tawuran biar apa coba," gerutu sintya.

"Hehe, iya juga sih. Galak amat lo btw anjir, pms lo Ya?"

"Hehe, iya," ucap sintya sambil cengengesan

_________________________________________

Sintya menyantap bekalnya dengan lahap berbeda dengan Nesa yang hanya melongo memperhatikan nafsu makan sahabatnya itu.sintya yang sadar pun mengerutkan keningnya.

"Baso lo kering tuh, makan dong jangan ngeliatin gue terus. Entar jatuh cinta bahaya,"

"Lo kenapa bawa bekal sih, Ya? Perasaan waktu SD lo paling anti bawa begituan,"

"Gue udah miskin, nes. Jadi harus hemat. Kalo dulu kan masih bocah, jadi gak mikir duit orang tua. Hehe," Nesa tersenyum takjub dengan sahabatnya itu.

Bahkan sesusah-susahnya nesa, ia masih sering meminta uang saku lebih pada orang tuanya. Ia jadi malu sendiri.

Sintya tiba-tiba tersedak ketika melihat seseorang yang tiba di kantin, membuat Nesa refleks menyodorkan air

Nesa ikut menoleh kearah pandang sintya. Apa yang membuatnya terkejut emang.

Terlihat empat orang pria tampan memasuki kantin. Dengan pesonanya, mereka menjadi sorotan penghuni kantin, termasuk sintya. Bahkan gadis itu sampai tersedak.

"Lo kenapa dah kaget gitu liat kak Fandy?" Tanya Nesa

"O-oh dia yang namanya Fandy?" Nesa mengangguk.

"Gue kasih tau sepintas soal kak Fandy nih ya, lo harus denger baik-baik." Sintya mengangguk mendengar penuturan Nesa, lalu bersiap mendengar gosip terpercaya dari sahabatnya itu.

" Jadi, namanya itu Fandy Geovano. Asal lo tau, dia itu cucu dari yayasan tertinggi alias pemilik sekolah kita,Ya. Pak Geovano, lo kenalkan? yang bantu Kita dapetin beasiswa itu loh." Sintya mengangguk.
"Bukan cuma itu, dia itu ganteng abis, keren, Jago berantem, Jago basket, dikagumin sama semua siswi sekaligus diseganin cowok-cowok entah itu adek kelas ataupun kakak kelas di Merpati. Dia juga kaya raya tujuh turunan dong, anjir!! Oh iya, tapi jangan lupa sama kekurangannya dia juga. Kak Fandy itu bandel banget, Ya! Kasar, suka bolos, suka ngerokok di Warung belakang sekolah sama temen-temennya yang gak bener juga. Dan yang terpenting, kak Fandy itu suka gonta-ganti cewek! diatuh bosenan banget, Ya. Kayak pacaran itu cuma permainan doang buat dia. Tapi heranya semua siswi-siswi disini tetep nekat deketin dia. Katanya sih, sekalipun  cuma jadi pacar semenitnya pun mereka rela. Gak heran juga sih. Liat aja tuh  tampangnya kayak gimana." Nesa menunjuk Fandy yang tengah berjalan masuk kantin itu dengan dagunya

"Enggak-enggak! Gue gak setuju. Sekalipun dia ganteng, Kaya raya atau apapun! Gue tetep gak setuju kalo dia mainin hati cewek." Sintya menggeleng jengkel. Pasalnya pernah sekali itu ia berpacaran dan hanya di permainkan. Jadi dia tau betul bagaimana sakitnya.
"Dia pasti punya nyokap kan?harusnya dia pahamlah perem-" belum selesai bicara, tiba-tiba seorang pria dengan tampang emosinya menarik krah baju sintya hingga gadis itu terbangun dari duduknya.

" Lo boleh gosipin gue, tapi jangan sekali- kalinya lo bawa-bawa nyokap gue! Paham?!"sintya diam tak bisa berkata begitupun dengan Nesa. Membela pun hanya akan memperbesar masalah mereka berdua.

"Paham ga lo hah?!" Bentak Fandy Di depan wajah sintya hingga gadis itu bisa merasakan aroma mint dari nafas Fandy yang tak beraturan di wajahnya, semarah itukah?

Sintya mengangguk gugup lantas Fandy langsung melepas cengkramanya dari krah seragam sintya dan berlalu begitu saja membuat sekrumunan siswa siswi yang menonton kejadian itu segera ikut bubar.

Nesa berdiri mendekati sintya lalu mengelus punggung sahabatnya yang mematung shock itu
"Gue lupa bilang satu lagi, Ya tentang dia" sintya menatap Nesa penasaran.

"Dia sensitif banget, kalo bahas tentang nyokapny"

Sintya menatap lurus punggung pria itu yang semakin menjauh.

++++++++++++++++++

Hallo gaes
Gimana part 3nya semoga suka 😊

Jangan lupa vote okeh
Follow kalo perlu

Vote wajib wkwkwkwk

~ update setiap Hari jum'at

SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang