04

57 5 1
                                    

' Terkadang aku bingung. Bertemu denganmu, bencana atau rencana indah?'

🌸🌸🌸

[Rumah Fandy]

__________________________________

"What?!! Lo jadi guru lesnya kak Fandy?!! Gue ngga Salah denger kan, Ya?!!" Teriak Nesa saking terkejutnya membuat sintya dengan sigap langsung membekap mulut gadis itu.

"Sshhtt, nes..,ah. Ini kantin tau! Gue udah bilangkan jangan ember. Gue nggak mau nanti sampe gempar kalo anak-anak Merpati pada tau kak Fandy diajarin belajar gue,"

" Fandy diajarin belajar sama lo? Fandy sebelas ips 2?" Seseorang pria tiba-tiba duduk disebelah sintya sekaligus di depan Nesa.

"Kak Alvaro?!" Sintya mengutuk dirinya sendiri yang malah membuat oranglain tau. Nesa hanya cengengesan melihat sahabatnya itu menelan ludahnya sendiri.

" Iya kak. Tapi kakak jangan bilangin siapapun,ya! Aku mau tenang-tenang aja sekolah disini," Ujar sintya polos membuat Alvaro terkekeh gemas.

Pria itu mengelus puncak kepala sintya. " Iya, gue gak bakal cerita ke siapapun,kok." Senyum pria itu mengembang. Membuat jantung sintya berpacu lebih cepat dari biasanya. Sebenarnya dari awal ia sudah mengagumi ketua osisnya ini.

" Yaudah, gue duluan ya" Alvaro berlalu dari hadapan mereka.

Nesa tersenyum jail melihat sintya salah tingkah "awas lo jatuh cinta!" Sindir Nesa membuat sintya langsung menjitak kepala sahabatnya itu.

"Ngawur!"

"~"~"~"

"Gue duluan ya, Ya!" Pamit caca ketika pesanan ojek online-nya telah tiba.

"Iya hati-hati lo" ucap sintya

"Lo yang hati-hati!" Sindir Nesa yang membuat sintya terkekeh.

Ketika Nesa sudah pergi sintya berjalan sendirian menyusuri jalan dengan santai.

Tiba-tiba klakson Mobil membuyarkan lamunannya.

Tin! Tin! tin!

Sintya menutup kedua telinganya. Merasa bising dengan klakson yang tidak sopan itu.

Ia melirik sang empunya mobil yang nampak batang hidungnya ketika jendela mobil itu diturunkan.

Fandy pemiliknya. Ia Ada di dalam bersama seorang gadis seksi dengan seragam ketat yang di-crop, dan rok yang minim. Membuat sintya merinding sendiri melihatnya.

"Masuk," suruh Fandy. Yang disuruh masuk malah diam tak bergeming belum sadar dengan keadaan.

"Heh, buruan masuk. Lo gak lupakan disuruh opa buat ngajarin gue belajar? Oh..., Mau gaji buta?" Mendengar penuturan sinis Fandy sintya langsung masuk Mobil mewah itu setelah mengendus jengkel ia duduk di kursi penumpang, menjadi nyamuk diantara Dua insan yang sangat menempel di depanya ini.

_________________

Sintya tak habis-habisnya memuji kemewahan rumah Fandy dalam hati. Ia terus mengikuti Fandy memasuki rumah. Gadis yang sedari tadi bergelayut manja pada Fandy? Ia sudah diantar pulang lebih dahulu oleh Fandy.

Keadaan yang sepi membuat sintya mengerutkan keningnya.
"Kok sepi banget? Pak Geovano kemana, bokap lo, kak atau nyo-" sintya langsung menutup mulutnya rapat-rapat ia takut Fandy marah lagi bila membahas tentang ibunya.

"Gue udah tinggal sendiri. Selebihnya lo ga perlu tau," Fandy menaruh tasnya asal.
"Oh iyah satu lagi gausah panggil gue pake embel-embel kak atau kakak segala. Paham?" Sintya mengangguk jengkel.

sintya menatap foto-foto yang dupajang di nakas. Terdapat foto Fandy kecil. Sintya terkekeh gemas melihat wajah manis Fandy.

Ada Fandy kecil bersama ibunya, kakeknya dan ada juga bersama beberapa anak kecil pula entah itu teman ataupun sepupunya, sintya tidah tau.

Tunggu seperti ada yang janggal di sini. Disini tidak ada foto Fandy bersama ayahnya anggaplah ia foto dengan seorang pria paruh baya, tetepi ini tidak ada sama sekali.

Ah sudahlah. Bukan urusanya juga.

Gadis itu berbalik mencari Fandy.

Kosong.

Kemana pria itu?

Dengan berani sintya masuk ke kamar yang tadi sepertinya dimasuki oleh Fandy.

Sangat berantakan.

'astaga Fandy nggak pernah ngerapihin kamar ya?' batin sintya.

Sintya merapihkan kaset play station yang sudah berantakan dimana-mana itu. Setelah itu ia melipat selimut Dan menaruh benda-benda sesuai tempat yang disediakan. Tak lupa gadis itu menyapu lantai hingga semua terlihat rapih dan bersih tak terkecuali.

Saat sadar apa yang sudah dilakukannya gadis itu menepuk jidatnya sendiri.

'astaga sintya! Lo mulai lagi. Ngelakuin sesuatu yang gak seharusnya lo lakuin.
semoga Fandy nggak marah'
Ucap sintya dalam hati.

Tiba-tiba tangan kekar seseorang menarik sintya keluar dari kamar itu.

"Siapa yang ngizinin lo masuk?" Sintya membuang nafasnya pelan.

'kena marah kan' batinya lagi.

"Sorry, abis lo gue cariin gak ada, gue kan jadi khilaf." Jelas sintya yang membuat Fandy menggendus malas, lalu dia mengambil kumci montornya di nakas.

"Eh-eh! Lo mau kemana? Kan Kita mau belajar!"

"Lo pikir gue beneran mau belajar?" Fandy mendekati sintya hingga gadis itu berjalan mundur seiring mendekatnya Fandy.

"Ya nggak lah! Gausah naif, lo lakuin aja yang gue suruh. Lo pura-pura ngajarin gue, trus pulang. Bereskan?" Sintya tercengang tak habis pikir dengan jalan pikiran Fandy. Pria itu langsung pergi begitu saja meninggalkan sintya

'cowo gila'

########

Hallo gaes👋gimana part 5nya semoga suka
Maaf baru bisa up sekarang Karena banyk tugas

Dan jangan lupa vote ya gaes

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang