03

52 5 0
                                    

'sejak awal, aku tidak pernah tahu akan bertemu denganmu'
🍁🍁🍁🍁

[Guru Les?]

__________________________________

Fandy memasuki ruangan mewah yang paling mencolok disekolah ini. Disana terdapat kakeknya, Geovano

"Akhirnya kamu datang juga Fandy," Ujar Geovano. Kakek sang Fandy Geovano itu terlihat awet muda walaupun umurnya sudah menginjak kepala enam. Ia duduk di kursi kebesaranya.

"Kenapa Opa manggil Fandy. Mau maksa Fandy buat nerusin perusahaan papah lagi?"

"Bukan, Fandy Kali ini opa mau minta sesuatu sama kamu, sebelum kamu warisin perusahaan papah kamu."

"Kenapa sih opa mau aja disuruh-suruh papah buat nyuruh Fandy nerusin perusahaan dia? Kenapa Opa gak nyuruh Fandy buat warisin sekolah ini aja? Fandy gak mau nerusin usaha papah. Fandy gak sudi, opa."

"Fandy! Kamu tidak boleh seperti itu. Bagaimana pun dia itu papah kamu!" Fandy tersenyum kecut mendengar itu.

"Papah? Papah Mana yang nelantarin anak dan istrinya dulu opa? Bahkan sejak Fandy lahir diurusin sama mama sama opa! Dia kemana ?"

"Cukup Fandy! Membenci papah kamu terus-terusan bukan hal yang bermutu. Lebih baik kamu meneruskan usahanya. Dan buat lebih sukses lagi agar papah kamu sadar, dia sudah menelantarkan anaknya yang cerdas dan berharga! Kamu begini apa yang mau kamu pamerkan didepanya?!" Geovano sudah lelah dengan watak cucu Dan anaknya yang sama-sama keras itu.

"Enggak, Opa. Izinin Fandy buat bangun usaha Fandy sendiri setelah lulus nanti. Fandy akan sukses tanpa perusahaan dia! Fandy cuma butuh dukungan opa." Ucapan Fandy serius tanpa ragu sedikitpun.

Geovano terlihat berpikir sebentar. Tak lama pria itu mengangguk setuju.
"Baiklah Kalau itu mau kamu, opa akan dukung. Tapi opa akan tetap meminta sesuatu dari kamu."

"Maksud, opa?"

Tok tok tok

"Masuk" Ujar Geovano

Seorang gadis dengan jalan menunduk mendekati mereka

Gadis itu bersalaman dengan Geovano. Saat matanya bertemu dengan Fandy, didetik itu juga jantungnya seakan meluncur dari tempatnya.

'kak Fandy?'

Fandy hanya meliriknya sekilas, membuat sintya membuang nafasnya Lega.

'mungkin kak Fandy udah lupa sama gue, bagus deh.'

"Silahkan duduk sintya. Kamu juga duduk Fandy memangnya kamu gak cape berdiri terus sedari tadi?" Sintya dan Fandy duduk di hadapan Geovano.

"Jadi begini maksud Saya menyuruh kamu datang kemari sintya. Saya ingin mengajak kamu bekerja sama,"jelas Geovano.

"Kerjasama apa ya, Pak?" Tanya sintya polos. Sedangkan Fandy hanya sibuk memainkan ponselnya.

"Saya mau, kamu ajari cucu saya belajar. Kamu kenal Fandy, kan?"

Uhukk uhukk!

Sintya langsung tersedak salivanya sendiri. Sedangkan Fandy yang tadinya fokus memainkan ponselnya, kini menatap Geovano tidak percaya.

"Tapi, pak...Saya masih kelas sepuluh, sedangkan kak Fandy udah kelas sebelas...,"mendengar penuturan gadis lugu itu. Fandy terbelalak, jadi gadis itu masih kelas sepuluh?! Ia pikir sudah kelas duabelas hingga kakeknya menyuruh menjadi guru lesnya.

"Opa nyuruh Fandy diajarin sama adik kelas?"Fandy menatap Geovano tidak percaya.

"Tunggu dulu. Dengerin Saya dulu, sintya. Terutama kamu Fandy. Fandy, sintya itu adalah pemenang beasiswa akibat dia lolos ujian nasional seluruh pelajaran kelas sepuluh,sebelas,bahkan sampai duabelas sudah dia selesaikan. Jangan remehkan Saran opa. Dia sangat cerdas! Dan untuk kamu sintya Saya yakin kamu bisa membantu Fandy memperbaiki nilainya. Saya sangat amat mohon bantuan kamu membimbing cucu saya."

"Maaf, Pak. Saya tetap gak bi-"

"Saya akan menanggung biaya kuliah kamu setelah lulus sintya. Saya akan jamin kuliah kamu hingga sarjana. Anggaplah Kita bekerja sama. Bagaimana? Kamu setuju?" Tawar Geovano. Munafik bila sintya bilang tidak tergiur dengan tawaran itu jujur saja ia ingin. Sangat ingin! Tapi bagaimana dengan Fandy?

"Enggak opa. Fandy gak mau! Masa Fandy diajarin sama anak bocah sih?" Tolak Fandy mentah-mentah yang membuat sintya sedikit jengkel disebut 'bocah' ia sudah besar!

"Opa tidak menerima penolakan Fandy. Kalau kamu tetap menolak, opa akan tarik semua fasilitas kamu seperti mobil-mobil, atm dan sebagainya, kamu mau?"

Skakmat

Fandy diam tidak menjawab

Lihat saja, Fandy akan kabur tiap Kali gadis kecil itu akan mengajarnya.

Bukan Fandy namanya, kalau hanya dengan ancaman saja.

####################

Hai gaes👋
Gimana part 4 nya
Maaf masih gak nyambung trus
Typo bertebaran banget

Jangan lupa voteya🤍

SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang