Malam ini Sasa duduk di sofa ruang TV seorang diri, dengan beberapa camilan dipangkuannya, gadis itu fokus menonton film horror yang sedang tayang.
Sebenarnya Sasa sudah mengajak Javier untuk menonton bersama, namun Javier menolak dengan alasan banyak tugas menumpuk yang harus diselesaikan. Sedangkan sang Mama kini sedang berada di kamarnya dan sang Papa belum pulang dari kantor. Jadilah Sasa menonton sendiri.
Sasa masih fokus menatap layar televisi, dalam hatinya ia sudah bertekad tidak akan terkejut saat adegan dimana si hantu muncul. Snack ditangannya ia genggam erat. Sasa benar-benar antusias.
"DOR!"
"AAAAAA!"
Si hantu belum muncul, gadis itu sudah terkejut sampai berteriak duluan. Snacknya terlempar hingga kini berserakan di karpet bulu yang terletak dibawah sofa. Sementara sosok yang tadi mengejutkannya saat ini sedang tertawa keras dibelakang sofa.
Ya, siapa lagi kalau bukan Javier.
"Aduh aduh, sakit perut gua ketawa mulu!" kata Javier yang makin menjadi-jadi.
"JAVIER!" teriak Sasa tak tahan, kini menatap kesal Javier yang masih tertawa sambil menepuk-nepuk sofa.
Bahkan setelah itu adegan si hantu pun muncul, namun Sasa sudah tak mempedulikan itu. Tangan Sasa terulur, meraih remot TV yang ia letakkan di meja. Lalu ia berdiri, tanpa kata langsung memukul bokong Javier sampai sang adik mengaduh sakit.
"Kak gila lo itu remot woi sakit!"
"Bodo! Makanya jangan iseng!"
"Cih, siapa suㅡ"
"Apa?! Mau gue pukul lagi?!"
"Heeeeh ada apa sih?! Kok berisik banget?"
Sasa dan Javier terdiam, mendapati sang Mama yang keluar dari kamarnya. Kakak beradik itu menegak menyadari sang Mama terkejut melihat banyaknya camilan yang berserakan.
Sang Mama menggelengkan kepalanya seraya berdecak, memandangi kedua anaknya yang kini memasang wajah polos. "Kenapa sih? Ini lagi kenapa makanan pada tumpah gini?"
Hening.
"Eh? Kok diem?"
"Salah Kak Sasa, Ma."
"Boong, salah Javier, Ma."
"Dih, kok gue?"
"Ya kan emang lo yang ngagetin gue!"
"Tapi kan lo yang numpahin snacknya!"
Mama menghela napas, "sssstttt ah berantem terus!" ucapnya. "Udah, kalian berdua bersihin itu. Jangan ribut terus, udah malam."
Sasa menatap tajam Javier, kemudian mendecih pelan. Membuat Javier terpancing dan langsung membalasnya dengan juluran lidah.
"Ambil sapu sono," kata Sasa membuat Javier mendelik.
"Lah, emang lu majikan gua nyuruh-nyuruh segala?" balas Javier tak mau kalah.
"MAMA JAVIER GAK MAㅡ"
"IYA IYA BAWEL!" Javier melangkah, dengan rasa terpaksa ia mengambil sapu di sudut dapur.
Keduanya kini sibuk, Sasa membersihkan meja kaca dan membuang plastik kemasan dari snack yang ia makan tadi, dan Javier yang menggeser sofa dan menyapu beberapa snack yang berserakan.
Tujuan Sasa hanya ingin bersantai dengan menonton film horror malam ini gagal dan mendadak berubah menjadi acara bersih-bersih karna ulah jahil Javier.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evolusi
Teen FictionSeperti bumi yang berubah berangsur dan perlahan, ada seseorang yang yakin bahwa perasaan manusia juga sama. Berevolusi. Dia, Lavitian Ergantara. Dengan penantiannya menunggu perasaan Charissa Aline berubah.