Gadis berseragam putih dibaluti rompi khas SMA Nujay yang berwarna biru langit itu berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya dengan santai. Sesekali dia memberi senyuman jika ada yang menyapanya,jika tidak ada yang menyapanya maka hanya raut wajah datar yang ia perlihatkan. Sekolah masih sangat sepi karena terlihat di lobby hanya ada beberapa orang saja.
Selangkah lagi dia berhasil memasuki ruang kelas X IPS 1,tepukan pada bahunya membuat langkah gadis itu terhenti. Ia pikir itu adalah ulah sahabatnya,Hanifah yang biasa menyapanya melalui tepukan bahu bukan mengucapkan 'Selamat Pagi' atau sejenisnya. Gadis itu memutar tubuhnya bersiap memaki sahabatnya yang satu ini karena kebiasaannya menepuk bahu Aashi hingga membuat Aashi sedikit kaget.
Tetapi,bukan Hanifah yang ia lihat melainkan pemuda yang sudah ia hempas jauh-jauh setelah putus 1 bulan lalu.
"Pagi." sapanya dengan menampilkan senyum manisnya.
Bukan senang disapa seperti itu,gadis itu malah menatap sinis pemuda dihadapannya ini.
"Ada apa?." tanya nya to the point dengan nada ketus.
Pemuda itu tertawa,ia pikir Aashi hanya berpura-pura ketus padanya karena belum melupakannya. Nyatanya itu tidak benar sama sekali,prinsip Aashi Adara Fredella adalah 'apa yang udah jadi milik gue bakal gue jaga,sekali dia lepas gak akan gue kejar'.
"Kamu gak usah sok ketus gitu,aku yakin kamu kayak gini cuma ngeyakinin aku biar aku percaya kalau kamu udah move on dari aku,iya kan?." tanyanya sambil terkekeh.
Aashi menatap sinis pemuda dihadapannya ini,"lo pikir cowok cuma lo doang sampe-sampe gue gak bisa lupain lo? Kalau gue mau pun,seribu cowok model lo bisa gue dapetin!."
Fero menghentikan tawanya lalu mencengkram bahu Aashi hingga membuat Aashi sedikit meringis.
"Lepasin! Apaan sih." ujar Aashi,gadis itu berusaha melepaskan cengkraman Fero dari bahunya.
Tidak ada yang bisa menolongnya,karena sekolah masih sangat sepi. Keputusannya untuk datang pagi agar bisa menenangkan dirinya ternyata salah karena kedatangan lelaki brengsek seperti Fero.
"Aku mau kita balikkan!." tegas Fero.
Aashi terus mengumpat didalam hatinya,bagaimana bisa dulu ia mencintai lelaki seperti Fero yang mempunyai sifat pemaksa.
"Gila lo ya? Setelah lo putusin gue dan lo deketin Kanaya,lo malah datang lagi ke gue. Lo pikir gue boneka yang bisa lo mainin seenaknya? Gak waras!." ujar Aashi sambil mendorong Fero setelah pemuda itu mengendurkan cengkramannya.
"Gue mau kita balikkan titik!." lagi lagi pemuda itu bersikap semaunya,seolah apa yang ia inginkan harus ia dapatkan saat itu juga.
"Dasar sinting!." maki Aashi,gadis itu berlari menuju lantai satu,berharap ada yang bisa menolongnya dari pemuda gila seperti Fero.
"LO GAK BISA LEPAS DARI GUE AASHI." teriak Fero sambil mengejar Aashi.
Gadis itu terus berlari seraya mengumpat dan mengucapkan sumpah serapah untuk pemuda yang tengah mengejarnya itu,sampai ia menubruk tubuh seseorang dihadapannya dan membuatnya tersungkur ke lantai.
Ini kesempatan untuk Aashi meminta tolong pada orang itu,tanpa melihat siapa orang yang ia tabrak gadis itu langsung bersembunyi dibalik tubuh itu dengan mata terpejam.
"Tolongin gue dari orang gila please." ujarnya dengan nada memohon.
"Heh lo kenapa? Nabrak gue langsung ngumpet gitu dibelakang gue,siapa yang lo maksud orang gila?."
Suara itu tentu Aashi kenal,dia memukul pelan bahu orang itu dan membuka matanya.
"Haniii untungnya lo ada disini,tolongin gue ad--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela
Teen FictionIntinya,Galaksi yang niat awalnya jadiin Aashi pacar cuma karena dare dari Galang dan Langit,tapi lambat laun Galaksi tau kalo dia mulai naruh rasa sama Aashi dan lupa sama dare nya. "Lo itu cantik,tapi jutek nya kebangetan. Coba ramah sedikit,pasti...