"DORR!!"
"Shtt... Nana jangan berisik..."
Jaemin mengalihkan pandangannya ke arah sang Ayah lalu menyengir kuda setelah Siwon menegurnya, anak itu tengah bermain tembak-tembakan setelah sekian lama terdiam menunggu Siwon mengerjakan lemburannya.
Hari sudah sangat malam, lagi-lagi Jaemin terbangun dari tidurnya karena mengompol hingga pakaian di kenakan anak itu basah seluruhnya.
Bukannya kembali tidur, anak itu mengoceh setelah Siwon mengganti bajunya dengan piyama tidur yang lebih hangat karena hujan turun dengan derasnya.
Jaemin memainkan tembak dan mobil-mobilannya dengan Siwon yang kini terduduk di atas ranjang sibuk mengamati laptopnya, lagi-lagi Siwon tidak tega membangunkan Yoona.
"Pecawat telbang.... Dong! Dong! Dong! Piuu... Piu... Piu..." Seru Jaemin berdiri di samping Siwon yang kini masih terfokus pada benda kotak bercahaya itu.
"Itu gambal apa, Ayah?" Tanya Jaemin kebingungan, anak itu mendekatkan wajahnya ke arah sang Ayah hingga pandangan Siwon pada layar laptopnya terhalang wajah Jaemin.
"Mana?" Tanya Siwon tak kalah bingung.
"Hiii... Hantu..." Heboh Jaemin memeluk leher Siwon dengan gidikkan ngerinya.
Siwon terkekeh pelan, lalu mengecup singkat hidung putra bungsunya. Walaupun Siwon tidak paham apa yang di maksud oleh Jaemin, namun lagi-lagi pria itu mengiyakannya.
Mungkin karena di abaikan, Jaemin menjadi berceloteh tidak jelas. Mata anak itu terbelak lebar dan cerah seakan tidak memiliki kantuk sama sekali.
"Ayah gendong Nana, pukpuk bokong Nana." Perintah Jaemin terduduk di paha sang Ayah menjadikan Siwon mengalihkan laptopnya lalu menghibur putranya lebih dulu.
Siwon terkekeh pelan begitu Jaemin menyandarkan kepalanya di dadanya, "Puk... Puk... Puk... Puk... Puk..." Guman Siwon menepuk bokong Jaemin berkali-kali hingga anak itu memejamkan matanya.
Seperti dugaan, anak itu hanya pura-pura tertidur. Tangan kecil Jaemin terulur untuk memainkan bulu mata sang Ayah dan menyentuh alis itu berkali-kali.
"Apa itu namanya?" Tanya Siwon begitu Jaemin menyentuh bulu matanya.
Jaemin berguman seolah sedang berfikir, "Bulu di mata." Jawab Jaemin antusias.
Siwon terkekeh pelan, "Bulu mata, sayang." Jelas Siwon membenarkan.
"Ah iya, bulu mata." Sahut Jaemin antusias.
Siwon menunjuk alisnya, "Yang ini?" Tanya Siwon menatap Jaemin penuh harap.
"Emhh.... Lambut." Seru Jaemin, "Ini juga lambut..." Guman Jaemin menyentuh kumis milik Siwon hingga dagu pria itu.
Jaemin mengerucutkan bibirnya, "Ayah punya banyak lambut." Kesal si kecil seraya menyentuh rambutnya yang masih tipis-tipis dan berwarna kecoklatan karena tidak begitu tebal.
Siwon mengacak rambut Jaemin dengan gemas, pria itu membaringkan Jaemin di bantalnya lalu menggosokkan hidungnya di ceruk leher anak itu.
Jaemin tertawa renyah berusaha menjauhkan wajah sang Ayah dari lehernya, anak itu merasa sangat geli dan ingin tertawa.
"Ayahhh!!!" Geram Jaemin berteriak.
Siwon tersenyum gemas membiarkan Jaemin memainkan wajahnya, "Nana besok makan cacing ail banyak-banyak ya, Ayah?" Tanya Jaemin menatap sang Ayah penuh harap.
Siwon mengernyitkan dahinya, "Cacing apa, Nana?" Tanya Siwon kebingungan, memangnya ada cacing air?
Jaemin mengerucutkan bibirnya, "Cacing banyak-banyak! Yang sepelti ini, huwahh... Huwahh... Huwahh..." Seru Jaemin memainkan jari-jari tangannya di depan sang Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Yes
Fanfiction"Nana... Ayah bekerja dulu ya?" "Ugh? No! No! No!" °Start 26.02.20 [Up jika ada keuwuan] copyright 2020 by fielitanathh