KB3

30K 388 3
                                    

Kini aku dalam perjalanan ke pasar setelah selesai menjalani PBM yang 'berat', berat karna aku harus berjuang antara memfokuskan diri mendengar penjelasan dosen di depan kelas dan mengenyahkan fikiran kotor tentang cara-cara menggaet si satpam seksi. Ku akui, meskipun aku berkeinginan untuk setia dengan Bang Idep, namun di satu sisi perasaanku masih menyisakan rasa penasaran untuk mencoba kontol lain selain kontol Bang Idep. Sah-sah saja kurasa, karna tak ada seorang manusiapun yang cepat merasa puas akan satu hal di dunia ini.

Tak terasa kini aku telah sampai di pasar, aku langsung menuju grosir Pak Haji setelah sebelumnya memarkirkan mobil di parkiran pasar. "Assalamu'alaikum" aku mengucapkan salam begitu memasuki grosir Pak Haji. Setelah ia menjawab salamku, aku pun menyerahkan catatan belanjaanku kepadanya, dengan cekatan Pak Haji mulai mengambilkan satu per satu barang yang berada di catatanku.

"Kamu udah semester berapa Dek?" tanya Pak Haji memulai obrolan sembari mulai mengambilkan barang belanjaanku.

"Udah semester empat Pak"

"Wah sebentar lagi kamu bakalan PL dong!, rencananya PL mau ngajar dimana?, jangan jauh-jauh, yang dekat sini aja jadi warungnya nggak perlu tutup!"

"Adek PL-nya nggak ngajar Pak, rencananya PL nanti di laboratorium kampus, jadi warung masih buka seperti biasanya".

"Lho bukannya kamu kuliah di kampus calon guru?,, kok PLnya nggak ngajar" Tanya Pak Haji heran.

"Iya,, tapi nggak semua mahasiswa lulusan sana nantinya akan jadi guru. Hanya yang mengambil jurusan kependidikan yang nantinya jadi guru. Kalau Adek ngambilnya nonkependidikan"

"Oo.. Bapak kira kalau sudah wisuda dari sana semua bakalan jadi guru". Ujarnya diakhiri dengan sebuah kekehan pendek yang ku balasi dengan senyuman.

Obrolan ringan tentang kampusku terus bergulir sembari Pak Haji menghitung dan memasukan belanjaan berupa barang-barang berukuran kecil seperti rokok, sabun mandi, serta barang dalam kemasan sachet-an seperti sampo, kondisioner, detergen, lotion anti nyamuk dan minuman instan ke dalam dua buah kardus bekas mie instan. Selain dua buah kardus tadi, masih ada tujuh kardus lain yang merupakan minuman mineral, kopi dan teh dalam kemasan gelas dan botol. Setelah membayar belanjaanku aku berniat meminta bantuan tukang angkut untuk mengangkut sekaligus total Sembilan kardus yang menurutku berukuran lumayan besar, karna akan memakan waktu dan tenaga jika kardus-kardus tersebut ku angkut sendiri secara bolak-balik. Namun setelah berkeliling mencari tak ada satupun dari mereka yang aku temukan, oleh sebab itu aku putuskan untuk mengangkutnya secara bolak balik.

"Nggak ada yang ketemu Pak". ujarku begitu kembali ke grosir Pak Haji.

"Biasanya jam segini mereka pada main koa-(permainan judi dengan kartu sejenis domino)-di kedai si Oyong, tapi setelah digrebek minggu lalu enggak ada yang berani main lagi kayaknya"

"Oo.. ya udah pak, biar Adek angsur aja membawanya.. Titip dulu sisanya ya Pak!" akupun mulai dengan mengangkat kardus yang berisi barang-barang campuran dan membawanya menuju parkiran. Saat kembali menjemput kardus selanjutnya aku melihat Pak Haji sedang mengobrol dengan seorang pria yang membelakangiku.

"Nah itu dia!" ujar Pak Haji yang membuat pria itu menoleh kearahku. "Kamu bantu si Adek ngangkatin ini ke parkiran ya Rick!" lanjut Pak Haji sambil menunjuk sisa kardus belanjaanku. Ternyata Pak Haji sedang mengobrol dengan salah satu kuli angkut yang kebetulan merupakan salah satu dari kuli yang sering ku perhatikan. Sontak saja jantungku berdegub tak karuan saat pandangan mata kami saling bertemu.

"Cuma ini yang mau diangkat?" tanyanya kepadaku. Kujawab dengan anggukan karna aku masih sibuk menormalkan degub jantungku.

"Kalau cuma segini nanggung kalau mesti ngambil gerobak, biar diikat saja. Sana kamu minta tali sama Pak Haji!!!!". Tanpa membuang waktu aku melaksanakan perintahnya kemudian kuserahkan tali yang ku minta dari Pak Haji kepadanya. Dengan lihai dia menggabungkan dan mengikat kardus ukuran besar dan kecil untuk memudahkannya mengangkat kardus itu nantinya.

KELONTONG BIRAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang