Bunyi alarm yang menggema dari ponselku, memaksa ku kembali dari dunia mimpi. Kuraih ponsel tersebut untuk mematikan alarm dan melanjutkan proses registrasi pada aplikasi ojol yang sudah ku download sebelumnya.
Setelah beberes aku langsung memesan ojol dan berangkat menuju kampusku. Tak ada drama ojol yang menyertai perjalananku, namun begitu sampai di gerbang kampus ojol yang aku tumpangi diberhentikan oleh satpam.
Satpam tersebut melarang ojol memasuki area kampus, dikarenakan kampus memiliki kebijakan bahwa selain kendaraan civitas akademika tidak diperbolehkan memasuki area kampus.
Entah apa alasan dibalik pelarangan tersebut. Yang jelas kali ini berdampak padaku yang harus rela berjalan kaki dari gerbang menuju gedung jurusanku. Untung saja aku berangkat lebih awal, jadi aku tidak perlu khawatir dengan keterlambatan serta semua resiko yang ditimbulkannya.
Saat tengah berjalan sambil merutuki posisi jurusanku yang berada cukup jauh dari gerbang utama, aku dikagetkan dengan motor dari arah depan yang tiba-tiba berhenti tepat di sampingku.
"Tumben jalan kaki, mobilnya mana???,, masuk bengkel?" berondong si pengemudi.
Wajahnya yang ditutupi helm berkaca gelap membuatku mengernyitkan dahi berusaha menebak siapa orang ini. Sadar dengan reaksiku si pengemudi kemudian membuka helmnya, dan ternyata si pengemudi adalah satpam yang belakangan menjadi incaran ku.
"Oooh Abang, saya kira siapa" ujar ku begitu melihat wajahnya setelah ia menaikan kaca helm. "mobil lagi dipake sama kakak sepupu, tadi naik ojol tapi nggak dibolehin masuk makanya jalan kaki" sambung ku menjawab pertanyaannya tadi.
"ya udah sini saya antar, kebetulan saya mau ke kantin di depan teknik" ajaknya kemudian.
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan aku langsung menaiki motornya. Dalam perjalanan aku menanyakan alasan pelarangan kendaraan selain civitas memasuki areal kampus. Namun belum sempat ia menjawab kami sudah sampai di depan kantin yang dimaksud satpam incaran ku ini.
"langsung mau masuk?" ujarnya sambil mematikan mesin motor.
Ku lirik jam di pergelangan tanganku kemudian aku jawab pertanyaannya dengan gelengan.
"jadwalku masih setengah jam lagi Bang, lagian jurusanku juga udah dekat ini" ujar ku kemudian.
"ya udah kita ngopi dulu sambil ngobrol menunggu jadwalmu, sekalian saya mau menjawab pertanyaan kamu tadi"
Ku anggukan kepala dan langsung melangkah memasuki kantin dan mencari tempat kosong. Kami langsung didatangi karyawan kantin begitu menemukan meja dan mencatat pesanan kami.
"oh ya Bang, apa alasan pelarangannya?" kembali aku mengulangi pertanyaan yang sama untuk memulai percakapan sembari menunggu pesanan kami.
"dulunya sih nggak dilarang, pihak kampus membiarkan kendaraan memasuki areal kampus sebagai jalan alternative untuk menghindari kemacetan pada jam-jam sibuk, tapi lama kelamaan kendaraan yang masukpun menjadi semakin banyak. Sehingga berdampak kepada terganggunya kegiatan serta kenyamanan civitas di kampus ini. Makanya sekarang pihak kampus melarangnya".
Penjelasan dari sang satpam hanya ku tanggapi dengan mmengangguk-angukan kepala sebagai tada mengerti.
"Oh ya ngomong-ngomong nama Abang siapa sih?, masa dari kapan hari udah ngobrol banyak tapi nama aja nggak saling kenal". Ujarku kembali memulai obrolan setelah menyeruput cappuchino milikku.
"hahahahha.... Benar juga kamu, nama saya Hendra Gunawan, panggil aja Da Hen, soalnya sebagai lelaki Minang saya lebih suka dipanggil Uda ketimbang panggilan lainnya. Kamu sendiri namanya siapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
KELONTONG BIRAHI
Acaksebuah cerita GAY yang di repost dan dilanjutkan kembali setelah dihapus, untuk anda yang merasa bersih, tanpa dosa, suci dan benci dengan cerita gay SAYA MOHON JANGAN DIBACA sehingga anda tidak perlu mereport dan menghapus cerita abal-abal saya. ba...