Yang harus diperhatikan:
1. Ini adalah oneshot sebenernya, tapi karena kepanjangan jadi dipisah jadi 5 bagian pendek-pendek.
2. Ini ceritanya ringan, minim konflik. Cheesy, fluffy, dsb. karena memang cuma cerpen.
3. Ini FIKSI! Apa pun bisa terjadi di sini.
Selamat membaca!
*****
"Ada yang mau ditanyakan?" tanya Bu Beti, guru Fisika yang selalu membuat pusing. Belum lagi kebiasaannya yang tak membiarkan siswa yang diajar untuk keluar cepat-cepat meskipun bel istirahat atau pulang telah berkumandang.
Tipe-tipe guru korupsi waktu, tipe yang akan masuk jajaran blacklist murid-muridnya.
Apalagi guru ini juga akan dipersalahkan nantinya kalau-kalau istirahat tidak kebagian roti itu. Lihat saja, masih ada tiga menit sebelum bel, tetapi banyak anak didiknya ini sudah gelisah mengintip stan Pak Dullah yang menjajakkan rotinya yang kemungkinan masih panas karena baru keluar dari oven.
Puji syukur pada kelas Bagas yang berada di dekat kantin karena selalu mendapatkan aroma-aroma surgawi yang roti keju itu keluarkan begitu dirinya diangkat dari pemanggang.
Akan tetapi tak jarang, meskipun kelas dekat tak menjamin mereka agar mudah kebagian. Tidak. Ingatlah kalian bahwa stan Pak Haji Dullah pasti akan penuh, sesak, bau keringat. Karena apa? Siswa yang kelasnya jauh pun akan berlari sekuat tenaga agar tak kehabisan, kadang antarkelas sampai ricuh bagaikan demonstran. Sekali lagi, ini karena roti keju Pak Dullah.
"Ayo, ada yang ditanyakan?" ulang Bu Beti, "Kalau tidak, saya akan melanjut—"
"Bu! Kapan keluarnya? Bel bentar lagi bunyi!" peringat Bagas dengan tergesa. Takutnya jika semua diam, maka guru Fisika ini justru akan melanjutkan materinya yang sungguh sangat beban.
"Bel belum bunyi, maka saya akan—"
"Tiga." Tiba-tiba Bagas memotong kembali dengan angka. Entah angka apa.
"Ap—"
"Dua,"
"Bagas, kamu ngap—"
"Satu!"
Teeeettttttt!
Tepat setelah itu, bel berbunyi dengan nyaring. Membuat siswa-siswi langsung berdiri dari kursinya, bersorak ingin beranjak.
"Tunggu, kalian belum boleh istirahat dulu. Masih ada mater—BAGAS!"
Bagas bodo amat, toh ini sudah jatah mereka istirahat. Maka dari itu, dirinya langsung berlari keluar kelas menuju kantin yang mulai terlihat ramai. Bahkan dari kejauhan bisa dilihat olehnya banyak juga yang berlarian dengan berseragam, membuatnya bergidik seram—karena demi Tuhan, mereka seperti ingin tawuran.
Lebih deg-degan lagi ketika Bagas sudah di kantin. Ia menatap lautan manusia yang membanjiri satu stan yang berada di ujung. Tak usah diulangi, kalian pun tahu stan siapa yang dimaksud di sini.
Dengan tekad yang kuat serta hati yang mantap, Bagas melemparkan dirinya kepada sekawanan manusia bak zombie itu untuk mendapatkan roti keju kecintaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roti Keju Pak Haji
Short StoryRoti keju Pak Haji Dullah adalah roti terbaik, membuat murid-murid berlomba untuk mendapatkannya sampai titik darah penghabisan. 500 roti diproduksi per harinya, namun apa daya yang menyukai bahkan lebih dari tiga ribu siswa. Maka dari itu, ambil ce...