Hari ini Haji Dullah meliburkan diri karena anak sulungnya pulang kampung setelah lulus mendapat gelar sarjana di luar kota. Makanya kantin terasa sangat kondusif dan terlihat damai karena tak ada sekumpulan manusia barbar yang tengah memperebutkan roti keju andalan.
Tetapi, kedamaian hanyalah tinggal kenangan bagi dua lelaki yang kembali berpapasan setelah kemarin bersilat lidah memperebutkan roti gepeng yang isinya muncrat bak mencret yang sedang tak hadir hari ini.
"Ngapain lo?" tanya Bagas judes dengan tatapan ngajak ribut yang kentara sekali.
"Ternyata selain nyebelin lo juga buta, juga bego," ejek si tanpa nama.
Bagas terlihat tak terima. Matanya yang dasarnya bulat semakin membulat, memelototi si oknum yang bikin kesal. "Maksud lo apa?"
"Lo lihat dong, pendek! Gue lagi ngantri di tukang bakso, ya pasti gue ke sini mau beli bakso! Menurut lo?" oloknya.
Bagas merengut merasa dipermalukan. Dirinya pun membalikkan badannya, berjalan ke arah meja teman-temannya yang tak jauh dari sana.
"Ngapa lu, Gas? Dateng-dateng tuh muka dah lecek banget kek pakaian yang mau di-laundry."
"Gue bete sama tuh cowok anjing," adunya sambil menunjuk lelaki yang tengah tertawa di depan stan bakso bersama temannya.
"Maksud lo David?"
"Nggak tau, nggak kenal, dianya nggak terkenal."
Teman Bagas yang duduk di sampingnya memukul kepala belakang Bagas pelan. "Nggak terkenal nenek lu kiper! Dia tuh David si cucu menteri, goblok! Masa lu nggak kenal!"
"Cucu menteri apaan, akhlaknya aja nggak ada! Lagian emang ngaruh buat gue kalo dia cucu menteri? Toh, di sekolah ini juga dia nggak ngaruh apa-apa 'kan?!" balas Bagas sewot.
"Yan, pukul kepalanya lagi," titah lelaki yang berada di hadapan Bagas.
"Oke."
Plak!
"Apaan sih, bangsat! Kok kepala gue digeplak lagi?!"
Kali ini si lelaki yang duduk di seberangnya buka suara, "Lo tuh goblok apa kudet sih nggak tau David siapa? David tuh cucu menteri, bapaknya pengusaha YANG punya ini sekolah! David juga kapten tim basket. Gimana mau nggak terkenal?"
"Hah?"
"Lu doang kayaknya yang berani begitu sama dia." Kali ini yang duduk di sampingnya menyahut.
"Hah?—Anjir!" maki Bagas ketika kepalanya kembali digeplak tak santai.
"Hah-hah mulu kek tukang keong!"
"Gue nggak tau si David-David itu ternyata berpengaruh juga, Njar, Yan."
"Makanya cari tau," kata lelaki yang berada di hadapan Bagas, Ganjar.
Sedangkan Ryan yang duduk di samping Bagas mengangguk setuju. "Iya bener, lo harus cari tau tentang David."
"Buat apa?" tanya Bagas tak mengerti ucapan kedua sahabatnya ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Roti Keju Pak Haji
Historia CortaRoti keju Pak Haji Dullah adalah roti terbaik, membuat murid-murid berlomba untuk mendapatkannya sampai titik darah penghabisan. 500 roti diproduksi per harinya, namun apa daya yang menyukai bahkan lebih dari tiga ribu siswa. Maka dari itu, ambil ce...