prolog

2.2K 65 2
                                    

Vote dlu gaiis.. Harus!!











16 jully 2018, 22.07 - Pantai Anyer

Di sinilah aku berada sekarang, menatap langit malam yg bertabur bintang. Apakah langit yg sm juga membentang di hadapan ny? Sedang apa dia sekarang? Menghitung bintang dlm kesendirian? Atau malah bersenang senang tanpa mengingat ku?

Yang ada di sekitar ku hanya sepi. Diam. Kata orang, bunyi yg paling menyeramkan adalah kesunyian. Dan aku dapat merasakan betapa kesunyian itu menekanku.

Angin membawa aroma laut ke hidungku. Tak jauh dari sini, dapat ku dengar deburan ombak yg menghantam karang. Dapat kubayangkan betapa mudahnya kalau aku mau mengakhiri semua kesepian ini. Kematian berjarak begitu dekat.

Tapi aku tak mau. Aku belum mau mati. Walau berat bagiku untuk melanjutkan hidup. Apalagi tanpa dia disisiku .

Pasir menggesek kulitku. Aku berjongkok, mengambil sebatang ranting Kecil. Dg hati hati kutorehkan nm itu di pasir. Thariq Atharauf. Nm org yg begitu kusayangi. Nm org yg telah pergi meninggalkan ku dan menghancurkan hidup ku.

"Jid, kita lomba lari yo! "Masih kuingat benar suarany, dapat kudengar jelas seakan dia ada disampingku saat ini. Kami berlari berdua menyusuri pantai. "Sampai akhirnya aku kecapekan dan menyerah, lalu berbaring di hamparan pasir yg halus. Dia berbaring di samping ku. Dalam diam kami menatap langit.

"Jid, " panggilny. "Bintangnya bagus ya. "
Aku hany mengangguk. "Riq, kita make a wish yo, "usulku.
Thariq tergelak. "Gak ada bintang jatuh, Jid! "
"Biarin. Pura pura aja ada! "ujarku ngeyel.

Kami berdua dduk dg kepala mendongak. "Di itungan ketujuh ya, "aku memberi komando. "Gue satu, lo dua, gue tiga, gitu seterusnya, oke? "
Thariq nyengir. "oke deh! "
"Satu. "Aku memejamkan mata.
"Dua, "Sambutnya.
"Tiga, "lanjutku.
"Tiga. "
Aku membuka mataku. "kok kmu tiga lagi sih? Empat dong!
"hehehe...sorry, lupa! Ulang lagi deh. Gue dluan aja! "
Thariq berdehem."Satu. "
"Dua. "
"Tiga. "
"Empat. "
"Lima. "
"Enam. "
"Tujuh" kami berkata berbarengan. Aku membisikkan harapanku ke bintang jatuh yg hanya ada dipikiran kmi. "Gue mau ini gak pernah berakhir... "pintaku dlm hati.

"Jid, loe minta apa? Thariq menjawil pundakku setelah bbrpa detik keheningan.
"Ada deh... "aku mengelak. "Loe sendiri minta apa? "
"Sini deh, gue bisikin. " Dia mendekatkan mulutnya ke telinga ku dan memberitahukan harapanny.
"Really? " aku terperangah.
Thariq mengangguk sambil tersenyum. "Lari lari yo! "
"Jidah? " suara om Arief mengagetkanku. "Jangan sampe ketiduran di pantai ya".
Aku langsung menghapus air mata yg membasahi wajahku.
Great, Jid, ujarku pada diriku sendiri. Satu kenangan sudah cukup untuk membuka keran air matamu.
"iya, om. Sekarang udh jam berapa sih? "

"jam sebelas. Tadi mommy kmu nlf, tany keadaan kmu. Katany nlf ke hp kmu, gak aktif. "
"iya, hp emang aku matiin. "
"Y udh. Jangan kemaleman ya. " Om Arief berjalan kembali ke hotel. Lalu dia menghentikan langkahny. "Jid? "panggilny.
"ya? "
"Nangis itu wajar. "Dia tersenyum memberiku support.
"Thanks, Om. "Aku menunggu sampai suara langkah ny tak terdengar lagi.

Kenangan kembali menenggelamkanku. Aku menorehkan nm sahabat sahabat ku. Fatim . Sohwa. Saaih. Dan abg tercinta ku, Atta. Setiap nm yg kutulis kembali membangkitkan kenangan akan keterpurukan selama beberapa bulan terakhir. Malam malam yg kulewati dalam isak tangis. Hari hari yg menyiksaku dan membuatku gila.
Sampai akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke sini, ke Anyer. Sudah hampir sebulan aku menginap di hotel pamanku, Om Arief. Gratis.
Besok tgl 17 jully. Ulang tahun ku yg ke enam belas. Masih adakah yg mengingatnya? Masih adakah yg peduli? Rasanya tidak. Besok hanya akan menjadi 24 jam yg membosankan, sama seperti hari hari sebelumnya.
Angin dingin membelai kulitku, menyadarkanku untuk segera kembali ke hotel. Sebelum bangkit, aku menulis sebuah nm di samping nm Thariq. Namaku.
Thariq Atharauf + Adinda Najwa Sajidah

Aku berbalik, tak mau melihat tulisanku lenyap disapu ombak.

6 jully 2018, 23.23 - balkon hotel

Mungkin memang ini nasibku. Jadi org yg terbuang. Bayangkan sudah 26 hari aku mengasingkan diri tanpa kabar, tapi tak seorang pun yg mencari ku. Atau mungkin mereka mencoba menghubungiku lewat hp? Aky tak tahu. Toh aku tak pernah mengaktifkan ny lg. Takut kecewa kalau ternyata dia tak mencariku.
Aku lelah capek dibenci dan dimusuhi. Aku ingin,sekali saja dlm hdupku, merasa damai dan tenang. Tanpa ada beban pikiran yg perlahan lahan meracuni otakku dan membunuhku.
Ingin sekali aku memutar waktu dan kembali ke masa kanak-kanak. Masa yg ceria tanpa rasa benci dan dendam.
Aku ingin memutar waktu kembali....

Coming soon di next Story...
Voteee....... Harus!!

[TAMAT] Not Just A Fairy Tale [Thorjid, Atsoh, Saatim, Thoryah)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang