BAB 2

47 10 7
                                    

Gila, itu lah yang Shaenette pikirkan sekarang.

Dia tidak pernah terpikir selama ini jika tempat dia bekerja ternyata menjadi bagian dari salah satu  perusahaan yang dinaungi oleh keluarga Emery. Selama ini dia hanya berpikir setelah lulus kuliah dia akan mencari kerja dan belajar hidup mandiri tidak usah jauh - jauh asal bisa lepas dan melupakan kenangan pahit manis yang begitu banyak di Jakarta.

Dan Shaenette benar - benar keliru selama ini. Perusahaan Emr Development Tbk ini punya keluarga dari masa lalunya kata Emr ternyata memiliki kepanjangan yaitu Emery. Aku jadi teringat saat aku mencetuskan ide untuk hidup mandiri.

Saat itu di ruang makan semua keluarga ku berkumpul pada hari libur dan aku tidak mensia - siakan kesempatan langka itu.

"Ma, Pa, kak, de ada yang mau Sha omongin" kataku gugup. "Sha mau bilang kalo Sha mau pindah ke Bandung dan Sha udah dapet pekerjaan di Bandung"

Hening

Aku yang tadinya menunduk, mendongak kearah keluarga ku yang hanya diam dan melihat ku dengan bingung. Papa yang mengerti pun langsung merespon pernyataan ku.

Dengan nada tegas dan datarnya dia bertanya "Kamu di sana tinggal dimana?"

"Di apartemen Luxury, Bandung Pah"

"Sama siapa di sana?"

"Di sana aku sama Zela pah, dia juga satu apart sama aku beda satu lantai doang"

"Apa nama perusahaannya?"

"Emr Development Tbk" saat aku mengatakan itu sesi tanya jawab yang terasa mencekam itu mencair. Mama dan kak Lisya tampak sangat senang papa yang baru ini kulihat menampilkan wajah lega di wajah datarnya itu dan hanya Aska yang cuek akan jawaban ku. Yahh, adik ku itu memang mirip papa sekali cuek dan datar gak asik menurutku.

Kedua orang tua ku menerima usulan ku untuk pindah semudah itu bahkan mereka menyuruh ku untuk cepet - cepet pindah. Saat itu aku bingung karena biasanya orang tua ku itu sangat protektif sama anak - anaknya. Mereka gak mau anaknya tidak ada dalam jangkauan pengawasan mereka sejengkal pun apalagi saat aku tiba - tiba mengurung diri dikamar sambil menangis, mogok makan, dan gak keluar kerumah selama seminggu hanya karena patah hati. Mereka khawatir pake banget bahkan mereka semakin protektif tapi mereka mengerti saat aku bungkam akan apa yang aku alami saat itu.

Semenakjubkan itu memang orang tua ku.

Dan aku mengerti sekarang kenapa keluarga ku senang lebih ke tenang saat aku bilang mau pindah ke Bandung dan udah dapat pekerjaan di perusahaan dengan gaji tinggi mungkin mereka semua sudah tau perusahaan itu di naungi dan akan di pimpin oleh siapa. Jadi keluarga ku tenang - tenang saja saat itu malah keliahatan bahagia.

Hah, sial sekali diriku.

Mereka tidak tahu saja siapa yang membuat ku mengurung diri di dalam kamar selama seminggu waktu itu.

Kembali ke masa sekarang dimana dua hari yang biasanya terasa lama  begitu cepat terlewati  dan kini disini lah dia tampil menawan memakai dress silver dengan tali spaghetti jatuh hingga mata kaki yang melekat di tubuh proposionalnya make up yang sengaja menonjolkan warna matanya yang berwarna cokelat madu rambut yang digulung keatas hingga memperlihat kan leher nya yang jenjang dan ditunjang dengan high heels yang senada dengan warna dressnya pada acara penyambutan CEO baru yang akan di mulai jika orang yang ditunggu sudah tiba.

Shaenette duduk menunggu di meja yang sudah disiapkan bersama teman kantor dari divisi yang berbeda juga bersama Zelani yang tampil sama menawan nya dengan dress warna peach tanpa lengan rambut yang dibiarkan tergerai make up yang menampilkan kesan natural serta high heels warna senada dress yang dipakai, meskipun menurut Shaenette dia lah yang paling cantik dari yang lain, kata batin dewi jahat nya tertawa.

Mereka semua masih menanti kehadiran CEO baru dengan rasa penasaran yang tinggi tapi tidak dengan Shaenette yang sudah panas dingin akan kehadiran masa lalu nya lagi dia hanya berharap laki - laki masa lalunya itu tidak mengenalinya atau lebih baik pura - pura tidak mengenal nya saja kan.

Ya semoga saja, doaku dalam hati.

______________________

Suara MC yang sedang menyambut CEO baru yang sudah datang  membuyarkan semua lamunanku. Aku pun tersadar, segera ikut berdiri dan bertepuk tangan setelah Zela menyuruhku untuk melakukan semua itu karena aku yang benar - benar mematung saat melihat nya kembali.

Dia si pembuat patah hati datang dan berdiri di depan podium dengan sangat tampannya. Benar - benar berbeda dari empat tahun yang lalu dia lebih terlihat dewasa dan matang sekarang. Sial, pikirku. Kalau begini caranya usaha ku untuk move on sia - sia saja bahkan aku tidak bisa berpaling darinya meskipun jujur hati ini masih sakit dan tahu diri mungkin sekarang dia sudah merencanakan untuk menikah dengan pujaan hatinya itu.

Aku bisa apa, aku hanyalah manusia yang hanya dianggap sebagai adek nya saja. Benar - benar memuakan. Jika aku bisa memilih, aku tidak ingin jatuh hati duluan atau jika iyaa bukan sama dia aku jatuh hati, aku hanya ingin hati yang sedang berbunga ini disambut dengan suka cita oleh hati yang didamba bukan malah di hancur kan tidak tersisa. Mungkin masih tersisa tapi rasa sakitnya masih terasa berbekas di dada.

Aku masih dibuat mematung saat dia memberi kata sambutan dan terima kasih nya atas sambutan yang sangat meriah ini untuknya. Bahkan sampai tidak sadarnya orang yang membuat nya tidak berkutik itu juga sedang memandangnya dalam dan lekat dengan wajahnya yang menegang karena desiran aneh yang dulu pernah dia rasakan muncul lagi dan dia tidak suka.

Tidak suka? Nakhla saja binggung kenapa dia tidak suka, tapi satu yang pasti dia tidak suka saat dengan terang - terangan para karyawan laki - laki disini melihat wanita  -yang sudah membuat hatinya merasakan perasaan aneh itu-  dengan mata yang menunjukkan kekaguman berlebihan dan dia tahu apa arti tatapan mereka, sial.

Tapi dia tahu, dia tidak bisa berbuat apa - apa karena mungkin wanita itu sudah membencinya. Dan dia kesal akan kenyataan itu karena jika dulu dia bisa bebas mengandeng tangan lentik itu, mengelus rambut halus itu, menangkup wajah cantik nya yang selalu membuat siapa saja jatuh hati yang dulu dengan begitu bodohnya dia membuat mata indah itu mengeluarkan air mata kesedihan.

Dan saat akhirnya mata itu melihat matanya ada keterkejutan, kesedihan dan aku tidak mau mengakui ini bahwa ada sorot benci disana. Doubel sial. Tidak cukup lama kita bertatapan karena dia langsung memutus kontak mata itu duluan dan dia pergi meninggalkan pesta.

Adakah yang lebih menyesakkan dari ini. Orang yang dulu sedekat nadi bisa menjadi orang yang sangat asing sekarang.

Saat itu sebuah rencana licik tercipta dan tekad yang kuat muncul dalam diri Nakhla yang hanya dia dan Tuhan yang tahu, pikirnya dengan seringaian licik.

TBC.
Jangan lupa vote dan komen :) :) saran dan kritinyaaa juga gapapa. Makasih yang udah baca.

GRAVITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang